Baksos NTT: Secercah Cahaya (Bag. 2)
Jurnalis : Metta Wulandari, Teddy Lianto, Fotografer : Metta Wulandari, Teddy Lianto
|
| ||
Biasanya per bulan mereka mendapat bantuan biaya dari pemerintah. Kini mereka harus berbesar hati menerima keputusan baru untuk tidak menerima bantuan lagi karena pemerintah setempat menetapkan peraturan baru jika dalam satu keluarga memiliki sapi lebih dari 2 dan kendaraan bermotor maka mereka tidak boleh mendapatkan bantuan dari pemerintah lagi. Dengan tabah mereka menerima keputusan itu dan menjalani kehidupan dengan sebaik-baiknya. Ndada dan Rangi merasa dengan adanya bantuan beras dari Tzu Chi, seperti secercah harapan yang timbul untuk mereka. Cinta Kasih yang Menyapa
Keterangan :
Jagung memang menjadi makanan pengganti nasi di daerah ini. Jagung yang telah dipanen kemudian dikeringkan hingga nantinya akan dengan mudah dipipil (dipisahkan dari bonggolnya). Tidak cukup sampai di situ, jagung hasil pipilan (biji jagung) kemudian ditumbuk dengan batu yang menghasilkan tekstur kasar. Jagung masih harus di mol (digiling) hingga menjadi lebih halus dan kemudian baru bisa dimasak manjadi nasi jagung. Beras ini begitu banyak artinya bagi setiap keluarga yang mendapatkan. Bagi Ndada, beras cinta kasih ini merupakan beras yang tidak hanya akan bermanfaat karena membantu keluarganya dan warga lain yang sedang mengalami kesulitan pangan, namun juga akan memberikan pelajaran bagi setiap warga bahwa cinta kasih itu seperti halnya udara yang dapat dihirup oleh siapa saja tanpa perlu mengeluarkan biaya, bagai matahari yang sinarnya tidak akan memilih bagian mana yang akan mendapatkan kehangatannya. “Terima kasih telah membantu kami,” ucapnya singkat namun dapat memenuhi relung hati para relawan karena bantuan ini benar-benar berguna. Selesai. | |||
Artikel Terkait

Tahu Menghargai Berkah
06 September 2010 Hari Minggu, 5 September 2010, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia menyelenggarakan acara Pembagian Paket Lebaran kepada 200 pasien penerima bantuan pengobatan Tzu Chi, bertempat di RSKB Cinta Kasih Cengkareng, Jakarta Barat.
Langkah Bijak Mensyukuri Berkah
04 Juni 2009 Tahun 2008 mungkin menjadi tahun yang penuh ujian bagi Purnomo sekeluarga. Bagaimana tidak, di satu sisi ia telah kehilangan pekerjaan tetapnya sebagai satpam di salah satu pertokoan di Jakarta, dan di sisi lain, anak satu-satunya terkena penyakit yang cukup parah. Bahkan menurut prediksi dokter, Rizky dinyatakan mengidap penyakit kanker tulang yang ganas.