Baksos Palembang: “Mencuci Kaki Mamaâ€
Jurnalis : Juliana Santy, Fotografer : Juliana Santy Pelayanan yang tulus dan dilakukan dengan sepenuh hati membuat para pasien merasa senang karena seperti berada dalam lingkungan keluarga sendiri. |
| ||
Dalam kegiatan ini setiap relawan mendapat tugas masing–masing yang berbeda, ada yang mendapat tugas di bagian pendaftaran, pengukuran tensi darah, serta ada pula yang bertugas menuntun pasien dan lainnya. Walaupun tugas mereka berbeda satu sama lain, namun semuanya bertujuan sama, yaitu untuk melayani pasien-pasien baksos dengan sepenuh hati. Salah satu tugas yang membuat relawan memiliki perasaan tersentuh yaitu bagian cuci kaki pasien. Di tempat ini relawan bertugas untuk mencuci kaki pasien sebelum masuk ke ruangan operasi agar kakinya bersih. Salah satu relawan yang ikut mengambil tugas di bagian ini adalah Diana (23). Tugas mencuci kaki pasien ini meninggalkan kesan khusus baginya. Diana yang hadir di hari kedua baksos ini mengaku tidak mendapat tugas khusus, namun ia berinisiatif untuk mencari teman-teman yang memerlukan bantuannya, hingga tibalah ia di bagian cuci kaki pasien. Begitu melihat teman-temannya memakai sarung tangan dan mereka semua mengantri menunggu pasien, lalu ia pun bertanya apa yang sedang mereka lakukan. Saat mendengar teman-temannya hendak mencuci kaki pasien, ia pun langsung berkata mau ikut membantu. Tidak ada rasa sungkan dan jijik saat Diana mencuci kaki pasien. Dia begitu tertarik dan tidak ragu-ragu untuk memakai sarung tangan dan ikut antri untuk ikut cuci kaki pasien. Setelah mencuci beberapa kaki pasien, timbul pemikiran dan kata hati dalam dirinya yang ingin mengikat jodoh dengan para pasien. “Saya tidak ingin mencuci saja, saya ingin mengikat jodoh, jadi saya lihatin mata mereka dan tanyain datangnya dengan siapa atau gimana nanti pulangnya, perasaannya gimana,” ucap diana. Ternyata interaksinya dengan pasien membuatnya mendapatkan satu hal yang begitu menyentuh hatinya. “Ternyata yang saya lihat adalah sepasang mata yang tengah berkaca-kaca,” ucap Diana mengambarkan pasien yang ia cuci kakinya. Berkali-kali sang ibu berkata maaf karena merasa sungkan, berkali-kali juga Diana mengatakan “tak apa-apa”. Rupanya ibu itu begitu terharu dan tersentuh dengan kegiatan baksos ini, salah satunya adalah karena sikap para relawan yang begitu hangat kepada mereka. Walaupun relawan dan pasien tidak mengenal satu sama lain, tetapi relawan memperlakukan mereka dengan begitu baiknya. “Di titik itu pula saya sadari walaupun ini hanya mencuci kaki pasien, tapi di sinilah langkah mulia yang kita semua lakukan,” ungkap Diana.
Keterangan :
Diana yang sehari-hari mengajar bahasa Inggis di sekolah dan tempat lesnya, tidak merasa bagian mencuci kaki ini sebagai tugas dan beban. ”Kita melayani mereka yang kurang mampu, kita berikan pelayanan yang baik dan sekaligus kita juga melatih diri kita sendiri,” ungkap Diana. Ia pun mengenang masa lalunya yang hanya mendapat kesempatan sekali saja dalam seumur hidupnya untuk mencuci kaki ibunya. “Sepertinya saya flash back, ada kilasan balik ke masa lalu, ini saya tengah mencuci kaki mama sendiri,” ungkap Diana. Ia pertama kali mengenal Tzu Chi saat diajak seorang temannya untuk ikut gathering relawan di Jakarta. Tibanya di sana ia pun diajak mengunjungi Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng, Jakarta Barat. “Dari sana aku berpikir Tzu Chi memang suatu organisasi yang luar biasa,” ungkap Diana setelah melihat relawan yang saling bekerja sama dengan baiknya tanpa memandang perbedaan agama dan ras. Ia merasa senang mengikuti kegiatan kali ini karena merupakan bakti sosial kesehatan Tzu Chi pertama yang dilakukan di Palembang. “Ini adalah langkah awal bagi kami untuk mengembangkan Tzu Chi Palembang,” ujar Diana dengan penuh semangat. Pada penutupan acara, saat Diana dan semua relawan selesai memeragakan isyarat tangan lagu “Satu keluarga” di depan semua pasien, ia menghampiri seorang ibu yang menjadi salah satu pasien operasi katarak dan memeluknya dengan begitu erat. Saat melihat sang ibu ikut bernyanyi “Satu Keluarga” dengan begitu antusias dan terus menatapnya sambil terus bernyanyi, hal ini telah meninggalkan perasaan khusus bagi Diana hingga membuatnya terharu dan meneteskan air mata. Kebahagian tidak hanya dirasakan pasien, kebahagiaan juga dirasakan setiap orang yang terlibat di dalamnya. | |||
Artikel Terkait
Kebersamaan dan Kekompakan di Malam Syukuran Imlek
02 Februari 2023Relawan Tzu Chi Tanjung Balai Karimun kembali melaksanakan acara syukuran Imlek bersama pada Sabtu, 28 Januari 2023. Kegiatan di gelar kembali untuk mempererat kekeluargaan dan kekompakan di antara relawan.
Kepedulian Relawan Tzu Chi
02 Juni 2021Relawan Tzu Chi terus menebar cinta kasih dengan membagikan Bantuan Sosial Peduli Covid-19 di Kodim Ciamis dan Sumedang.
Kenalan Dengan Universitas Tzu Chi
25 Oktober 2016Sesi Pengenalan Universitas Tzu Chi Taiwan hari Kamis, 20 Oktober 2016 di Xi She Ting, Tzu Chi Center Jakarta, dihadiri tak kurang dari 220 orang tua dan siswa kelas XII dari berbagai wilayah di Jakarta. Mereka mendapat penjelasan dari 5 perwakilan langsung dari Universitas Tzu Chi Taiwan.