Baksos Papua: Dari Tzu Chi untuk Manokwari
Jurnalis : Hadi Pranoto, Juliana Santy, Fotografer : Hadi Pranoto, Dimin (He Qi Barat)
|
| ||
Jumat, 1 Juni 2012, insan Tzu Chi kembali mengadakan bakti sosial kesehatan bagi masyarakat yang kurang mampu. Bakti Sosial Kesehatan Tzu Chi ke-84 ini di lakukan daerah yang terletak di pantai utara daerah Kepala Burung Pulau Papua, yaitu Manokwari, Papua Barat, tepatnya di RSUD Manokwari. Bakti sosial kesehatan ini telah berjalan sejak tanggal 30 Mei 2012, dimana screening pengobatan telah dilakukan pada tanggal 26 dan 27 Mei 2012. Pada hari itu juga (1 Juni 2012) diadakan seremoni pembukaan oleh Bupati Manokwari, Dr. Bastian Salabai,S.Th.Ma. Pada pembukaan ini bupati mengatakan bahwa pemerintah daerah setempat sangat mendukung kegiatan yang dilakukan oleh Yayasan Buddha Tzu Chi ini. “Saat kita memberikan yang terbaik bagi masyarakat, maka kita telah memberikan yang terbaik bagi Tuhan. Orang lain telah berbuat baik di daerah ini, petugas medis dan petugas lokal setempat harus bekerjasama,” ucapnya. Ia pun berharap misi yang dilakukan Yayasan Buddha Tzu Chi ini dapat terus berlanjut., “Pemerintah dan masyarakat Manokwari siap mendukung,” tambah Bupati dengan penuh keyakinan.
Keterangan :
Untuk mendukung keberhasilan Bakti Sosial Kesehatan Tzu Chi ini, relawan dari berbagai daerah sekitar pun turut serta mengambil bagian, mulai dari relawan Biak, Jayapura, Manokwari, dan Jakarta, sehingga sejak tanggal 31 Mei hingga 1 Juni ini telah mengobati pasien sebanyak 188 pasien mulai dari pasien mata, mayor, minor, dan bibir sumbing. Doa yang Terjawab Abner sendiri sehari-hari berkebun sebagai mata pencaharian hidupnya. Mulai dari keladi, singkong dan mentimun ditanamnya untuk memenuhi kebutuhan hidup anak dan istrinya. Jika beruntung, dalam sebulan ia bisa panen. “Itu kalau cuaca dan tanamannya bagus dan tidak ada kena hama,” terang Irene yang menyertai Abner. Penghasilan itu pun hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, sehingga untuk memikirkan biaya pengobatan operasi Desi (bibir sumbing) masih ‘jauh panggang dari api’ (masih belum kesampaian-red). Saat itu Abner dan Irene hanya bisa berdoa, ada sebuah keajaiban yang bisa mengubah nasib putrinya. “Saya cuma khawatir kalau nanti Desi sudah besar, takut jadi ejekan kawan-kawannya,” ungkap Abner.
Keterangan :
Dan tanpa diduga, kekuatan doa mereka mengantarkan sebuah jalan. Saat Irene tengah berbelanja bahan-bahan kebutuhan pokok, sang pemilik toko memberitahukannya jika Yayasan Buddha Tzu Chi akan mengadakan baksos kesehatan gratis bagi warga kurang mampu, dan yang ditangani selain pengobatan katarak (mata), bedah minor, dan hernia juga ada operasi bagi penderita bibir sumbing. Pemilik toko yang merupakan langganan Irene itu tahu jika Desy membutuhkan pengobatan karena beberapa kali Irene saat berbelanja mengajak putrinya. Meski baksos kesehatan ini akan dilaksanakan di kota lain (Manokwari), namun kesempatan langka ini pun tak disia-siakan oleh Irene dan suaminya. “Kita putuskan ikut saja, soalnya kapan lagi bisa ada kesempatan seperti ini,” tegas Abner. Setelah mendaftar dan mengikuti screening, akhirnya mereka pun berangkat ke Manokwari dan langsung menuju RSUD Manokwari. Nasib baik seolah berpihak pada mereka, meski baksos kesehatan Tzu Chi ini resminya baru akan dimulai pada tanggal 1 – 2 Juni 2012, namun tanggal 31 Mei ternyata operasi sudah dimulai—dokter dan relawan dari Jakarta tiba pagi itu. Hari itu, Kamis, 31 Mei 2012 menjadi hari bersejarah bagi Desi. Celah di antara dua bibir atasnya pun disambung oleh dokter, seolah memoles kesempurnaan di wajah Desi. Selang 2 jam, Desi pun keluar dari ruang operasi. Ketegangan begitu nampak di wajah kedua orang tuanya. Namun akhirnya Abner bisa tersenyum saat melihat putrinya tampak tertidur dengan sebuah perban menutupi bagian atas bibir putrinya. “Saya sangat bersyukur pada Tuhan dan Yayasan Buddha Tzu Chi. Saya berjanji akan juga membantu orang lain dengan kemampuan yang saya miliki dan bergabung menjadi relawan,” tegas Abner saat diminta sharing di hadapan Ketua Tzu Chi Biak Susanto Pirono, Bupati Manokwari, Kapolres, Kodim, relawan Tzu Chi dan masyarakat lainnya. Seperti aliran jernih, apa yang dilakukan insan Tzu Chi kepada warga di Bumi Cendrawasih ini membuat hati setiap orang terpanggil untuk berbagi kepada sesama dengan cara apapun yang mereka bisa. Semoga aliran jernih ini bisa terus mengalir dan menyejukkan batin setiap orang. | |||
Artikel Terkait
Cintai Lingkungan Melalui Kegiatan Sehari-hari
19 April 2013 Udara yang dulunya sejuk juga telah tercemar dengan gas karbondioksida dan metana yang kandungannya berlebih sehingga menimbulkan efek rumah kaca. Oleh karena itu sebagai makhluk yang tinggal di bumi, tentunya kita wajib menjaga kelestarian bumi, bukan hanya untuk bumi itu sendiri tapi untuk kehidupan kita kelak agar dunia bebas dari bencana.Paket Sembako Cinta Kasih untuk Sahabat Penyandang Disabilitas
13 Mei 2020Relawan Tzu Chi Sinar Mas dari komunitas relawan APP Sinar Mas wilayah Serpong menyalurkan bantuan kepada para penyandang disabilitas yang terdampak Covid-19 di kawasan Tangerang dan Tangerang Selatan, pada Sabtu 9 Mei 2020.