Baksos Papua: Sebuah Panggilan Jiwa (Bag. 1)

Jurnalis : Hadi Pranoto, Fotografer : Dimin (He Qi Barat), Hadi Pranoto
 
 

fotoTugas dr. Danny memang menuntut ketelitian dan kecakapan khusus, mengingat apa yang akan dilakukannya bukan hanya mengobati pasien dari derita sakitnya, namun juga akan dapat mengubah kehidupan dan bahkan masa depan pasien di hadapannya.

Di ruangan yang masih tampak asing bagi sebagian dokter, beberapa pasien mulai dipanggil masuk satu per satu ke ruangan operasi. Meski Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-84 di RSUD Manokwari ini baru akan dibuka secara resmi pada tanggal 1 – 2 Juni 2012, namun ternyata proses operasi (hernia dan bedah minor) sudah berlangsung sejak tanggal 29 Mei 2012. Hari itu, Kamis 31 Mei 2012, operasi mata (katarak) dan bibir sumbing baru akan dimulai. Para dokter sudah bersiap-siap untuk mengoperasi pasien yang datang dari berbagai pelosok desa di Kabupaten Manokwari, Papua Barat. Tepat pukul 13.00 WIB, pasien yang telah lolos screening pun dipanggil.

 

 

 

Tak tampak kelelahan atau pun wajah yang kecewa dari para Tim Medis Tzu Chi ini, meski mereka baru saja menginjakkan kaki di Bumi Papua pukul 10.00 waktu setempat (WITA). Perjalanan panjang lewat udara yang dimulai pukul 00.00 WIB dinihari tak melunturkan semangat para dokter untuk menebar cinta kasih di Bumi Cendrawasih ini. Praktis, hanya selang 3 jam saja waktu para dokter itu untuk beristirahat dan makan siang sebelum kemudian langsung bertugas.

Mengubah Hidup
“Desi Workrar…!” teriak relawan memanggil. “Ada..,” jawab seorang bapak sambil menggendong putrinya. Tak perlu menebak-nebak, kami pun tahu jika sang putri bapak tersebut (Desi Workrar) yang baru berusia 1 tahun itu membutuhkan operasi bedah kosmetik untuk menyatukan celah di antara bibir atasnya. Di dalam ruang operasi, dr. Danny Wicaksono, SP. Bp, RE atau yang akrab disapa dengan dokter Danny ini dengan sabar menunggu pasien kecilnya ini. Setelah dokter anastesi (bius) menyelesaikan tugasnya, kini giliran dr. Danny bekerja.

foto    foto

Keterangan :

  • Dr. Danny Wicaksono, SP. Bp, RE (ketiga dari kiri) tersenyum senang saat menerima penyambutan dari relawan Tzu Chi di Bandara Manokwari, Papua Barat (kiri).
  • Desi Workrar tengah dipangku ayahnya saat relawan Tzu Chi menghiburnya sebelum memasuki ruang operasi (kanan).

Dengan sangat berhati-hati dokter yang sudah mulai mengikuti Baksos Kesehatan Tzu Chi sejak tahun 1999 ini pun mulai “menandai” titik-titik di bibir Desi. Tugas dr. Danny memang menuntut ketelitian dan kecakapan khusus, mengingat apa yang akan dilakukannya bukan hanya mengobati pasien dari derita sakitnya, namun juga akan dapat mengubah kehidupan dan bahkan masa depan pasien di hadapannya. “Kalau melakukan tindakan operasi bibir sumbing kita mengharapkan suatu hasil yang akurat, presisi, dan hasil yang sempurna. Ukuran-ukurannya dan titik-titik tertentu harus diukur terlebih dahulu. Harus sesuai dengan ukuran. Karena setiap kondisi ada teknik-teknik operasinya,” kata Dr. Danny seusai operasi.

Selang satu jam kemudian, operasi pun selesai. Abner Workar dan istrinya, Irene tersenyum senang dan haru tatkala melihat putri mereka yang masih dalam kondisi tertidur keluar dari ruang operasi. Perjalanan selama hampir 12 jam dari Biak ke Manokwari yang melelahkan terbayar sudah. Sebelumnya Abner Workrar (46) dan istrinya Irene Sroyer (39) harus menumpang kapal feri dari kota tempat tinggalnya, Biak ke Manokwari, Papua demi untuk kesembuhan buah hati mereka. Desi sejak lahir mengalami bibir sumbing. Sebagai orang tua, Abner dan Irene pun merasa sedih dan kecewa, namun keterbatasan finansial membuat keduanya hanya bisa bersikap pasrah. Meski begitu, semangat mereka untuk mencari kesembuhan untuk Desi tak pernah surut. “Memang sempat sedih, tapi ini kan memang pemberian dari Tuhan, kita mau apa lagi,” kata Abner di sela-sela proses pemeriksaan Desi. Dan melalui Baksos Kesehatan Tzu Chi inilah kemudian apa yang menjadi harapan keduanya terjawab sudah.

foto   foto

Keterangan :

  • Dokter Dani Wicaksono, SP.BP, RE dengan penuh kesungguhan hati menangani Desi hingga operasi pemulihan bibir Desi dapat berjalan dengan lancar dan hasil yang maksimal (kiri).
  • Dibutuhkan waktu sekitar 1 jam untuk melakukan operasi penyambungan celah bibir atas (sumbing) Desi. (kanan).

Panggilan Jiwa
Menjadi dokter mungkin menjadi cita-cita dari sebagian besar anak-anak. Selain profesi ini akrab di telinga, menjadi dokter juga menjadi sebuah profesi yang mulia karena dapat menyembuhkan orang-orang yang sakit. Hal ini pula yang mendorong dr. Danny Wicaksono, SP. BP, RE untuk menekuni profesi ini. Bahkan bukan hanya mengobati pasien-pasien di tempatnya bertugas sehari-hari di RS Angkatan Laut Mintohardjo, tetapi dr. Danny juga selalu ikut serta dalam kegiatan-kegiatan bakti sosial dalam rangka memberi pelayanan medis kepada para pasien dari kalangan keluarga kurang mampu.

Pertemuan Dr. Danny sendiri dengan Tzu Chi dimulai semenjak ia mengikuti pendidikan spesialis di tahun 1999. “Dikenalkan oleh senior saya, sebelumnya guru-guru kita (senior) pernah diajak mengikuti kegiatan baksos. Jadi sejak masih pendidikan dah diajak acara-acara baksos Tzu Chi dan berlanjut terus sampai pendidikan saya selesai sampai sekarang,” kata suami dari Drg. Krisanti Angraini ini. Bahkan bukan hanya berpartisipasi dalam baksos kesehatan yang diselenggarakan Tzu Chi, dr. Dannya juga kerap terlibat dalam baksos kesehatan yang dilakukan oleh organisasi kemanusiaan lainnya, seperti Yayasan Dharmais, Obor, Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dan Perhimpunan Ahli Bedah Plastik Indonesia. “Dari Tuhan saya diberi kemampuan atau keahlian, jadi saya laksanakan sesuai dengan apa yang saya miliki,” tegas ayah 4 anak ini (Meiliana Ardianti (19), Dhea Indriani (17), Elvina Dian Paramita (10), dan Irvan Satya Hendrasto (8).

 


Bersambung Ke Bagian 2

  
 

Artikel Terkait

Suster Carolus Borromeus: Belajar Tanpa Batas

Suster Carolus Borromeus: Belajar Tanpa Batas

06 Juli 2018
Suster-suster Katolik dari St.Carolus Borromeus kembali berkunjung ke Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara pada Kamis, 5 Juli 2018. Kali ini suster-suster yang datang adalah yang berkarya di bidang media, berjumlah 14 orang. Mereka datang dari Palembang, Yogyakarta, Bandung, dan Jakarta.
Berbagi Berkah dan Pengalaman dalam Misi Pelestarian Lingkungan

Berbagi Berkah dan Pengalaman dalam Misi Pelestarian Lingkungan

09 Oktober 2023

Tzu Chi Palembang mendapatkan satu berkah dan kesempatan yang luar biasa karena bisa belajar langsung tentang pelestarian lingkungan melalui kunjungan dari Fungsionaris Pelestarian Lingkungan Tzu Chi Indonesia.

Berita Internasional: Bantuan untuk Korban Gempa di Meksiko

Berita Internasional: Bantuan untuk Korban Gempa di Meksiko

27 Desember 2017

Hong Liangdai sangat beruntung dapat selamat dari kematian, hal ini membuat dirinya mempunyai harapan yang lebih besar terhadap kehidupan. Setelah mengalami kecelakaan mobil beruntun, ia melangkah terus memenuhi kewajiban dengan penuh semangat, yakni membagikan bantuan bagi warga Meksiko yang baru saja ditimpa bencana gempa bumi.

Sikap jujur dan berterus terang tidak bisa dijadikan alasan untuk dapat berbicara dan berperilaku seenaknya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -