Baksos Selat Panjang: Menaburkan Benih Kebajikan dan Melayani Warga Setempat

Jurnalis : Suryadi, William(Tzu Chi Perwakilan Batam) , Fotografer : Tzu Chi Perwakilan Batam


Relawan memperkenalkan dunia Tzu Chi kepada warga setempat dengan membagikan buku kata perenungan Master Cheng Yen.

“Kasih sayang bukan suatu yang diminta dari pihak lain, melainkan harus berasal dari sumbangsih yang dilakukan melalui upaya tanpa pamrih dan dilakukan hingga segalanya terselesaikan secara sempurna”
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -

Banyaknya penduduk di indonesia dan pulau-pulau yang terbentang luas mengakibatkan sulit terjamahnya bantuan sarana dan prasarana bagi kesehatan masyarakat di daerah pulau-pulau terpencil. Kehidupan ekonomi yang terasa kurang cukup mempersulit mereka untuk dapat merasakan pengobatan yang layak. Akibatnya masyarakat yang kurang mampu hanya bisa mempertahankan hidupnya dengan tidak berobat atau mengandalkan obat traditional serta obat warungan.

Badan Misi Tzu Chi merupakan Yayasan Kemanusian yang salah satu misinya bergerak pada bidang kesehatan. Dari fenomaena yang terjadi di masyarkat, relawan Tzu Chi tergugah hatinya untuk dapat membantu orang-orang yang mempunyai ekonomi lemah atau yang kurang mampu, demi mengurangi beban masalah yang telah dipikul. Maka dari itu, pada tanggal 22 dan 23 Maret 2014 relawan Tzu Chi Batam menyelenggarakan baksos di Sekolah Kasih Maitreya, Selat Panjang. Ada sebanyak 161 orang relawan yang ikut serta dalam baksos kali ini, diantaranya ada 99 relawan merupakan warga setempat selat panjang.


Dokter Anna sedang memeriksa tensi pasien pada baksos.


Bun Eng Shixiong sedang menjelaskan materi membangun kesadaran Daur Ulang dengan gambar yel-yel 10 jari.

Acara yang berlangsung selama 2 hari dan mendatangkan 28 orang dokter, diantaranya 25 dokter dari batam dan 3 dokter dari selat panjang. tersebut berlangsung teratur, dari pasien datang sampai mendapat obat semuanya dilayani dengan baik. Pada tanggal 22 terhimpun pasien umum dan akupuntur sebanyak 422 dan untuk pasien gigi ada 106 orang. Tanggal 23 para relawan Tzu Chi batam bersama-sama dengan relawan selat panjang kembali membuka baksos sesi kedua dan berhasil menghimpun pasien umum dan akupuntur sebanyak 452 orang, dan 110 orang untuk pasien gigi. Dari keseluruhan acara baksos selama 2 hari relawan Tzu Chi batam dan Relawan Selat Panjang berhasil menghimpun 1.080 pasien.

Berbagai tanggapan positif terlontar dari tokoh masyarakat kota Selat Panjang, salah seorangnya ialah ibu Cun Cun selaku Ketua Yayasan Prajnamitra Cab. Selat Panjang. Beliau juga mengucapkan rasa terima kasih atas baksos yang diselenggarakan insan Tzu Chi “Acara kali ini memang bagus, bisa membantu yang ekonominya memang lemah yang memang tidak sanggup. Berarti dengan pengobatan, masyarakat setempat bisa terbantu” Jelas beliau.

 Ilmu dan Inspirasi Baru Bagi Warga Setempat
Selain mengadakan baksos peduli kesehatan warga, relawan juga melakukan berbagai penyuluhan di kota Selat Panjang. Penyuluhan kali ini ditujukan kepada para siswa-siswi Sekolah Kasih Maitreya dan Sekolah Patria Dharma. Selama 2 hari ini, relawan melakukan berbagai penyuluhan, antara lain penyuluhan daur ulang, penyuluhan kebidanan dan penyuluhan gigi sehat.


Dokter Juanna Soehardy juga berturut serta dalam memberikan penyuluhan gigi kepada siswa-siswi Sekolah Kasih Maitreya.



Selain peduli kesehatan warga Selat Panjang, relawan juga memperkenalkan Tzu Chi dengan berbagai cara. Salah satunya ialah dengan menyelenggarakan Kata Perenungan Sepanjang Jalan.

Kemudian, relawan juga memperkenalkan Yayasan Buddha Tzu Chi kepada warga setempat melalui berbagai upaya. Misalnya, relawan Tzu Chi mengadakan Kata Perenungan Sepanjang Jalan pada tanggal 23 Maret 2014. Melalui kegiatan singkat ini, relawan berhasil membagikan dan memasang 100 lembar poster Kata Perenungan Master Cheng Yen di berbagai pusat pembelanjaan Kota Selat Panjang. Selain itu, relawan juga membagikan buku Kata Pereneungan Master dan celengan bambu kepada para peserta baksos dan penyuluhan.

Setelah mengikuti acara baksos ini, relawan setempat yang ikut serta juga merasakan sukacita. Salah seorangnya ialah Amran shixiong. Meskipun masih terkesan tidak lama bergabung di dalam Yayasan Buddha Tzu Chi, tetapi beliau sangat setuju akan praktek bodhisatva dunia Tzu Chi dan mengharapkan Tzu Chi akan terus berkembang, "Harapan ke depannya, saya berharap kepada mereka telah yang melihat baik di indonesia atau seluruh masyarakat akan terbuka hatinya dan ingin bergabung ke yayasan Buddha ini," ungkap beliau. Selain itu, menurut beliau, perbedaan kepercayan tidak pernah menjadi sebuah hambatan bagi dirinya untuk ikut bergabung di dalam Tzu Chi. "Dalam ajaran agama islam, kita sangat dianjurkan untuk ikut bergabung dan bekerja sama dalam bidang sosial," Jelasnya.

Merupakan sebuah jalinan jodoh yang baik bagi relawan dan warga setempat untuk bertemu pada baksos kali ini. Selain memberikan bantuan kesehatan, penyuluhan yang diberikan juga diharapkan dapat menginpirasi para peserta untuk mempraktikkan gaya kehidupan yang baru dan menjauhkan kebiasaan yang kurang baik. Akhir kata, semoga benih-benih kebajikan di Kota Selat Panjang terus berkembang dan kegiatan ini dapat dijadikan sebuah inspirasi bagi warga setempat dan semakin peduli akan sesama manusia.

1.       Selain peduli kesehatan warga Selat Panjang, relawan juga memperkenalkan Tzu Chi dengan berbagai cara. Salah satunya ialah dengan menyelenggarakan Kata Perenungan Sepanjang Jalan.


Artikel Terkait

Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-144 di Batam: Operasi Kedua untuk Rifa’i

Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-144 di Batam: Operasi Kedua untuk Rifa’i

09 September 2024

Muhammad Rifa’i atau yang akrab disapa Fai sebelumnya menjalani operasi bibir sumbing dalam Baksos Kesehatan Tzu Chi di Batam pada tahun 2016, dan di tahun 2024 ini operasi kedua dilakukan untuk menyempurnakannya.

Baksos Kesehatan Tzu Chi Indonesia di Serambi Mekah

Baksos Kesehatan Tzu Chi Indonesia di Serambi Mekah

08 Januari 2025
Yayasan Buddha Tzu Chi, bekerja sama dengan TNI AD Iskandar Muda, menggelar Baksos Kesehatan ke-146 dalam rangka memperingati 20 tahun pascabencana tsunami Aceh. Kegiatan digelar pada tanggal 14-25 Desember 2024.
Perjuangan Roila dan Laily yang Terlahir Tak Sempurna

Perjuangan Roila dan Laily yang Terlahir Tak Sempurna

15 Maret 2023

Terlahir tanpa langit-langit rongga mulut (palatoschisis atau cleft palate), kedua orang tua Roilah dan Laily sempat putus asa. Khoirul gundah melihat kedua buah hatinya kesulitan dalam pergaulan. Pada 12 Maret 2023, kedua putri Khoirul berhasil di operasi oleh Tim Medis Tzu Chi

Bila sewaktu menyumbangkan tenaga kita memperoleh kegembiraan, inilah yang disebut "rela memberi dengan sukacita".
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -