Baksos Tzu Chi di Jambi

Jurnalis : Riani Purnamasari (Tzu Chi Perwakilan Sinarmas), Fotografer : Riani Purnamasari, Leisna Sussaltina (Tzu Chi Perwakilan Sinarmas)
 
 

fotoSetiap relawan melayani pasien baksos kesehatan dengan penuh cinta kasih.

“Bersumbangsih dengan penuh sukacita, berpartisipasi dengan rasa syukur, maka tidak akan terasa melelahkan.”(Master Cheng Yen)

Rasa gembira luar biasa datang dari tim dokter, perawat, dan apoteker TIMA (Tzu Chi International Medical Association) Indonesia yang berjumlah 10 orang ketika tiba di Bandara Sultan Thaha, Jambi. Menjalankan misi kesehatan bersama Tzu Chi Perwakilan Sinarmas, tim dari TIMA ini sudah bersiap menghadapi daerah Tebo ilir dan Batanghari selama dua hari pada tanggal 12 dan 13 Maret 2011 lalu. Kedua daerah tersebut jauh dari perkotaan dan sarana kesehatan tidaklah memadai. Tingkat kemiskinan di kedua daerah tersebut sangat memprihatinkan. Pemuda dan pemudi kerap merantau ke daerah lain untuk mengadu nasib. Maka tinggallah para lansia dan bocah-bocah desa yang hidup apa adanya.

Sucipto Shixiong dari Sungai Bengkal Estate di Tebo Ilir membuka baksos di tanggal 12 Maret 2011 dengan mengucapkan rasa syukur yang sangat mendalam dan rasa terima kasihnya kepada para peserta baksos karena mereka (para relawan) diberi kesempatan untuk berbuat kebajikan. Penyakit yang diperiksakan kepada para dokter, sangatlah beragam. Bagi para lansia, rematik dan lumpuhnya beberapa anggota tubuh tampak menjadi masalah utama. Berdasarkan cerita, pada zaman para lansia itu masih Balita, pernah ada wabah polio dimana mereka tak tahu obat apa yang tepat untuk mengobati penyakit tersebut. Kini, setelah puluhan tahun berlalu, di usia senjanya mereka menghabiskan waktu dengan lumpuhnya syaraf-syaraf dan tak dapat tertolong lagi. Pada akhirnya, vitaminlah yang diberikan untuk meningkatkan kesehatan dari para lansia tersebut. Beberapa pasien lansia yang terkena stroke diberikan terapi mudah yang dapat diterapkan sehari-hari, mulai dari menekuk pergelangan tangan, olahraga rongga mulut, langkah per langkah bagi mereka yang sudah tak mampu berjalan, sampai terapi jongkok sehingga syaraf yang terserang stroke dapat pelan-pelan berfungsi kembali. ”Banyak penyakit asma dan rematik, mengingat jauhnya Puskesmas. Malah ada sebagian (warga) yang sama sekali tidak tahu dimana letak Puskesmas,” ujar dr. Indira selaku koordinator tim dokter.

foto  foto

Keterangan :

  • Banyak Balita yang menderita penyakit musiman seperti batuk dan pilek. (kiri)
  • Relawan yang bertugas di bagian obat menjelaskan tata cara dan pemakaian obat yang benar kepada setiap peserta baksos kesehatan. (kanan)

Pola Hidup yang Sehat
”Gula darah meningkat setelah kita makan atau minum apa saja kecuali air putih biasa. Tingkat glukosa yang tinggi, yang disebut hiperglisemia, dapat merupakan tanda penyakit diabetes melitus. Gula darah yang tinggi lambat laun dapat merusak mata, saraf, ginjal atau jantung.” -http://spiritia.or.id-

Tes glukosa dilakukan untuk mengukur tinggi atau rendahnya kadar gula dalam darah. Ternyata, ditemukan banyak sekali masyarakat dalam usia senja yang memiliki kadar gula darah yang sangat tinggi. ”Kurangi makan nasi, Pak. (Rajin) olahraga juga, Pak, jadi bisa menurunkan berat badan,” ujar dr Rinda kepada salah satu pasien.

Tangis bayi dan Balita ikut mewarnai baksos kesehatan ini. Para bayi dan Balita ini banyak yang menderita batuk dan pilek ringan. Anjuran-anjuran kepada sang ibu pun diberikan agar sang bayi dapat kembali sehat, ”Nanti vitaminnya diberikan ya,Bu,” ujar dr. Sri Yuni. Beliau pun memberikan terapi ringan kepada Ahmad, salah seorang penderita stroke. ”Setiap hari bapak harus melatih otot tangan dan kaki bapak. Tangannya ditekuk kebelakang. Memang agak sakit, tapi ini demi kembali berfungsinya syarafnya. Kaki pun dilangkahkan satu per satu. Harus dilatih, Pak” ujarnya.

foto  foto

Keterangan :

  • Salah seorang peserta baksos yang menderita komplikasi segera dilarikan ke RSUD Jambi untuk mendapatkan pengobatan dan perawatan lebih lanjut. (kiri)
  • Suasana Baksos Kesehatan Tzu Chi di Sungai Bengkal Estate, Jambi. Baksos ini dilaksanakan selama 2 hari, yaitu 12 dan 13 maret 2011. (kanan)

Penanganan lebih lanjut dilakukan kepada salah seorang peserta baksos, yaitu Ruminah. Kondisi Ruminah yang sangat parah membuatnya harus segera dilarikan ke rumah sakit. Dokter sebelumnya telah memberikan infus kepada Ruminah, namun bengkaknya badan Ruminah menyulitkan tim medis untuk memasukkan jarum infus. Bruder Widiyanto, seorang perawat ruang UGD di salah satu rumah sakit di Jakarta akhirnya berhasil menyuntikkan infus tersebut. Dengan sigap para relawan dari Sungai Bengkal Estate dan Batanghari Estate membopong beliau untuk kemudian diantar ke rumah sakit dengan ambulans.

Sentuhan relawan kepada para peserta baksos membuat Nyai Hadiah terharu. ”Belum pernah saya diperlakukan begini. Banyak juga yang dibopong ke dalem. Nyai berterima kasih sekali ada acara ini,” ujar nenek berusia 89 tahun ini. Sesuai dengan ajaran Master Cheng Yen, bahwa bersumbangsih dengan hati yang penuh sukacita, berpartisipasi dengan rasa syukur, maka tidak akan membuat kita terasa lelah. Hal inilah yang dirasakan oleh para relawan. Setiap relawan yang bertugas mengantar selalu memperlakukan para lansia seperti orang tuanya sendiri, dan Balita seperti anaknya sendiri. Para apoteker turut memberikan penjelasan yang mudah dimengerti agar para pasien dapat memaksimalkan pengobatan yang telah diberikan. Dengan kasih sayang dan keikhlasan, budaya humanis pun turut diperlihatkan. Ditutup dengan bahasa isyarat tangan, baksos kesehatan selama dua hari ditutup sudah. Banyak pasien yang mendapatkan obat untuk meningkatkan kesehatan, banyak pula pasien yang akan dirujuk ke rumah sakit, namun rasa syukur memenuhi rongga dada para relawan karena mereka diberi kesempatan untuk melakukan kebajikan.

  
 

Artikel Terkait

Semangat Para Relawan Tzu Chi di Kota Medan dalam Menebar Cinta Kasih

Semangat Para Relawan Tzu Chi di Kota Medan dalam Menebar Cinta Kasih

01 April 2024

Dengan semangat yang membara, para relawan Tzu Chi dari komunitas Hu Ai Medan Perintis menyalurkan 964 paket sembako kepada masyarakat di Kecamatan Medan Perjuangan.

Semangat Hidup Salidin dan Nonayu

Semangat Hidup Salidin dan Nonayu

10 Desember 2018
Salidin dan Nonayu adalah sepasang suami istri yang hidup tanpa anak, dengan segala keterbatasan fisik untuk bekerja lebih keras. Hal ini dikarenakan kedua kaki suaminya sering sakit. Hidup mereka banyak dibantu warga sekitar. Mereka juga memiliki banyak hutang untuk makan sehari-hari. 
Kunjungan yang Bermakna

Kunjungan yang Bermakna

15 Agustus 2011 Permainan yang sederhana namun mendidik ini seketika langsung mengundang keceriaan anak-anak, dan tanpa terasa 15 menit berlalu tanpa menghiraukan teriknya matahari.
Seulas senyuman mampu menenteramkan hati yang cemas.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -