Baksos Tzu Chi ke-119: Mengembalikan Keceriaan Rindu

Jurnalis : Khusnul Khotimah, Fotografer : Anand Yahya

doc tzu chi

Yuningsih saat menggendong putrinya Rindu. Rindu merupakan salah satu dari 59 pasien hernia di baksos Tzu Chi yang digelar di Rumah Sakit Sentra Medika Cikarang, 11-12 Agustus 2017.

Yuningsih (34) berdiri mematung di depan sebuah ruang operasi di Rumah Sakit Sentra Medika Cikarang. Matanya terlihat sembab. Kedua tangannya mengatup di dada seraya berdoa. Di ruangan itu, anak bungsunya, Yunita Rindu Saputri (2) tengah menjalani operasi hernia oleh tim dokter dari TIMA Jakarta.  

Rindu, anak yang sangat aktif. Namun benjolan di perut sebelah kanan membuatnya kesakitan dan menghilangkan keceriaannya.

“Kalau lagi kumat rewel sekali, muntah-muntah, badannya panas. Dia kalau capek, benjolannya bisa segini (sekepalan tangan), tapi besok paginya hilang. Asal jangan capek saja, jangan lari-lari, lelompatan. Dia kan anaknya tidak mau diam,” ujar Yuningsih. 

Sebelumnya, Yuningsih telah membawa Rindu ke dokter. Dokter menjelaskan bahwa benjolan tersebut adalah hernia dan menyarankannya agar segera dioperasi. Namun Yuningsih tak segera membawa Rindu operasi lantaran BPJS Rindu yang sudah dibuatnya belum juga aktif.

Tak lama, pengurus Desa Sukarukun, tempat ia tinggal, memberitahukan adanya Bakti Sosial Tzu Chi ke-119 di Rumah Sakit Sentra Medika Cikarang, yang juga melayani operasi hernia. Yuningsih langsung mendaftar untuk mengikuti screening atau pemeriksaan awal pada Sabtu, 5 Agustus 2017 lalu, dan dinyatakan bisa mengikuti operasi sepekan setelahnya, 12 Agustus 2017.

Tim dokter saat mengoperasi Rindu, Sabtu 12 Agustus 2017.

Dari ruang operasi, relawan Tzu Chi menyebut namanya, pertanda operasi Rindu selesai. Yuningsih memasuki ruang operasi dan segera membawa anak kesayangannya ke ruang pemulihan. Di ruang pemulihan, Rindu diharuskan menginap satu malam.

Usai kesadarannya kembali, tangis Rindu pun pecah. “Sakit, minum,” teriaknya.

Namun Rindu masih harus berpuasa. Hingga pada pukul 15.00 WIB, dokter baru membolehkannya minum. “Glek glek glek,” begitu bunyi yang terdengar dari tenggorokannya.   

“Sedikit-sedikit ya, Rindu…” kata relawan yang mendampinginya.

Dokter Khsetra Rinaldi dari tim dokter TIMA (Tzu Chi International Medical Association) Jakarta menjelaskan kondisi Hernia yang dialami Rindu. “Hernia yang terjadi pada anak, biasanya dari lahir. Cuma, satu bisa dari orang tuanya tidak menyadari bahwa ada benjolan. Yang kedua, kadang-kadang waktu kecil dia bisa muncul hilang, muncul hilang, makin lama dia muncul tidak hilang-hilang. Makanya mulai ngeh orang tuanya,” jelas dokter yang bertugas di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta ini. 

Hernia pada orang dewasa dengan hernia pada anak itu beda jenisnya, tambah dr. Khsetra Rinaldi. Pada orang dewasa terjadi karena kelemahan di dinding otot ditambah dengan beban angkat yang berat, juga batuk yang lama sehingga otot makin lemah, dan muncul hernia. Namun pada anak, hernia adalah kelainan bawaan.

“Jadi sejak dari lahir, ada saluran yang harusnya menutup secara normal tapi dia tidak menutup. Sehingga salurannya terbuka, ususnya bisa keluar sampai ke dalam kantong kemaluan. Dan tidak ada hubungan dengan ibunya hamilnya seperti apa. Umumnya kejadiannya pada bayi yang prematur. Jadinya dia nutup, tapi belum menutup karena prematur. Tapi pada bayi normal pun bisa terjadi,” jelasnya lagi.

Tak hanya Yuningsih yang sudah bisa tersenyum lega, Rindu juga mulai ceria.

Dokter Khsetra juga mengingatkan Yuningsih agar Rindu tidak capek, makanan pun harus yang lunak. Selain itu dokter juga mengingatkannya agar tidak lupa untuk pergi kontrol pada 16 dan 21 Agustus 2017 di Rumah Sakit Sentra Medika Cikarang atau Rumah Sakit Amanda Cikarang.

Yuningsih merasa sangat lega, dan berterima kasih kepada para dokter dan juga relawan Tzu Chi.

Alhamdulillah sudah dioperasi, butuh perjuangan banget. Saya sangat berterima kasih. Waktu sudah diam, saya bilang ke Rindu, maafin mama ya, bukannya mama tega. Iya kata dia, wajah saya langsung dipegang-pegang. Waktu sudah sadar kali ya, langsung Rindu mencium saya,” ujar Yuningsih dengan mata yang berkaca-kaca. Namun kali ini air mata itu adalah air mata bahagia.

Editor: Arimami Suryo A.

 

Artikel Terkait

Baksos Tzu Chi ke 119: Melihat Lebih Jelas, Hati Lebih Bersyukur

Baksos Tzu Chi ke 119: Melihat Lebih Jelas, Hati Lebih Bersyukur

11 Agustus 2017
Sebanyak 77 warga Cikarang dan sekitarnya mengikuti bakti sosial kesehatan Tzu Chi ke-119 di Rumah Sakit Sentra Medika Cikarang, Jumat, 11 Agustus 2017. Ditemani anggota keluarganya serta para relawan, para pasien mata (katarak dan pterygium) ini mengikuti tahapan-tahapan sebelum memasuki ruang operasi.
Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-119 di Cikarang

Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-119 di Cikarang

29 Agustus 2017
Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia mengadakan bakti sosial kesehatan ke-119 di Cikarang, Jawa Barat. Kegiatan berlangsung pada tanggal 11-12 Agustus 2017 dan bertempat di RS Sentra Medika Cikarang ini berhasil menangani 394 pasien katarak, pterygium, bibir sumbing, benjolan, dan hernia yang berasal dari wilayah Cikarang dan sekitarnya.
Baksos Tzu Chi ke-119: Mengembalikan Keceriaan Rindu

Baksos Tzu Chi ke-119: Mengembalikan Keceriaan Rindu

14 Agustus 2017

Yuningsih (34) berdiri mematung di depan sebuah ruang operasi di Rumah Sakit Sentra Medika Cikarang. Matanya terlihat sembab. Kedua tangannya mengatup di dada seraya berdoa. Di ruangan itu, anak bungsunya, Yunita Rindu Saputri (2) tengah menjalani operasi hernia oleh tim dokter dari TIMA Jakarta.  

Mengonsumsi minuman keras, dapat melukai orang lain dan mengganggu kesehatan, juga merusak citra diri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -