Baksos Tzu Chi ke-141: Pulang dengan Perasaan Lega dan Penuh Syukur

Jurnalis : Khusnul Khotimah, Fotografer : Khusnul Khotimah

Pada pembukaan Bakti Sosial Kesehatan Tzu Chi ke-141 di Rumah Sakit Pelamonia Makassar, Sabtu 21 Oktober 2023, tim relawan Tzu Chi menampilkan lagu isyarat tangan Satu Keluarga. Bagi orang yang baru mengenal Tzu Chi, melalui lagu ini dapat langsung mengerti spirit kekeluargaan yang terkandung dalam Tzu Chi.

“Ini berapa ini?”
“Tiga!”
“Ini?”
“Empat!”
“Bagus mana Pak sama sebelum operasi?”
“Bagus ini”
“Berarti sukses ya Pak.. sehat-sehat ya…”
“Alhamdulillah..”

Ruang tunggu depan Klinik Mata Rumah Sakit Pelamonia Makassar Minggu pagi itu sangat ramai. Sebanyak 124 pasien katarak dan pterygium didampingi keluarganya tengah menunggu giliran dibuka perban matanya oleh perawat dan dokter dari Tzu Chi.

“Seratus persen terang.. hahaha.” Tawa Mursalim (56) menggelegar. Pasien lainnya yang juga baru buka perban ikut tertawa, sebagian lagi tampak senyum-senyum.

“Saya betul-betul bersyukur, berkah sekali, hahaha.. Tadinya murung, sekarang sudah bisa ketawa lagi. Murung karena penglihatan kabur terus. Yang satu dulu sudah pernah dioperasi mata kanan, sekarang mata kiri,” sambung Mursalim, warga Kabupaten Gowa itu dengan logat Suku Makassar yang khas, yang asyik didengar.

Mursalim (kanan) dan Ardhy M. Bashir (kiri). Keduanya langsung dapat melihat jelas usai perban mata.

Penglihatan yang sudah terang ini pun membuat Mursalim seolah memulai hidup baru lagi. Ia bersemangat untuk kembali menjalankan aktivitasnya berjualan demi menghidupi keluarga yang dicintainya.

Duduk tepat di depan Mursalim, ada Ardhy M. Bashir (66), warga Kabupaten Jeneponto. Ia merupakan seorang wartawan senior sekaligus pemimpin umum harian online Pedoman Rakyat. Ardhy M. Bashir juga diliputi rasa syukur, mata kirinya sudah terang kembali.

“Mata saya yang sebelah kanan sudah pernah dioperasi, sekarang yang sebelah kiri, Alhamdulillah.. ini bagus kok. Saya ini kan sudah 66 tahun, saya pasrah mau berhasil atau tidak, pasrah. Ternyata Alhamdulillah..,” katanya dengan mata yang berkaca-kaca.

Banyak hal yang ingin dikerjakan oleh Ardhy sepulang dari rumah sakit. Ia yang telah berkecimpung sebagai wartawan lebih dari 3O tahun ini akan kembali ke meja redaksi dengan semangat baru. Ia juga akan meneruskan usahanya di bidang konstruksi dan akan membantu saudara iparnya mengembangkan sebuah institusi pendidikan.

“Saya terima kasih kepada Yayasan Buddha Tzu Chi yang begitu peduli kepada mereka yang tidak mampu, yang tidak punya kesempatan untuk melakukan operasi. Semoga mereka sehat selalu dan terus berbuat baik untuk masyarakat Indonesia,” doanya.

Salmah dan sang suami dipenuhi rasa syukur.

Seulas senyum menghiasi wajah Salmah (48) usai buka perban. Namun senyum yang lebih lebar tampak di wajah sang suami, Kaharuddin. Kaharuddin lah yang mendaftarkan sang istri mengikuti Bakti Sosial Kesehatan Tzu Chi ini.  Operasi pterygium kali ini merupakan yang keempat kali bagi Salmah. Pterygium merupakan penyakit mata yang ditandai dengan selaput pada permukaan bola mata.

Ibu Guru Salmah, begitu ia biasa disapa, sudah hampir 20 tahun membaktikan hidupnya sebagai guru TK. Pterygium pun menyulitkannya saat mengajar, apalagi kalau sampai kacamatanya tertinggal di rumah.

Salmah (kiri) sesaat sebelum operasi pterygium.

“Saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya karena dengan adanya operasi ini bisa mengangkat apa yang menjadi gangguan selama ini dalam pekerjaan saya,” ujarnya.

Ibu Guru Salmah sudah tak sabar untuk sembuh. Rencananya setelah proses pemulihan, ia akan mengantar anak-anak didiknya ikut manasik haji cilik pada 11 November mendatang. Manasik haji cilik ini merupakan sebuah kegiatan pengenalan tentang ibadah haji bagi anak-anak.

Ali Kartono saat menemani sang ibu pada Sabtu 21 Oktober 2023. Saat itu raut wajah Ali masih dipenuhi rasa deg-degan.

Senyum lepas Ali Kartono usai mengantar ibu buka perban mata.

Saat hari makin siang, tampak Ali Kartono dengan badannya yang tegap menggandeng tangan ibunya, Arianti (58) dengan penuh kasih. Perwira TNI yang saat ini bertugas di Kodam XIV Hasanudin, lokasi yang sama di mana Bakti Sosial Kesehatan Tzu Chi yang ke-141 ini digelar itu tampak sangat lega. Rasanya tak sia-sia perjalanan enam jam dengan kapal yang dilalui sang ibu dari Buton, Sulawesi Tenggara ke Makassar, Sulawesi Selatan. Operasi pterygium sang ibu dinyatakan berhasil, namun memerlukan proses pemulihan.

“Bagaimana hasilnya, Ma?” Tanya Ali pada sang ibu.

“Sudah bagus, cuma masih agak terasa terganjal di dalam,” jawabnya.

“Saya lihat matanya sudah agak terang, maksudnya yang kemarin tertutup selaput itu sudah hilang,” ujar Ali.

Ali sungguh bersyukur dengan bakti sosial kesehatan yang digelar Tzu Chi di tempat ia bertugas. Ali berencana, kalau ibu sudah sembuh, ia akan mengajaknya jalan-jalan melihat keindahan Kota Makassar.

Seorang pasien dicek lagi dengan alat untuk melihat kondisi mata usai buka perban.

Tampak seorang relawan Tzu Chi penuh sukacita menemani seorang pasien.

Batin yang Bahagia
Menyaksikan beragam ekspresi kebahagiaan para pasien dan juga keluarga pasien, baik saat hari operasi maupun pascaoperasi membuat Ketua Tzu Chi Makassar, Soandy Gozal dalam beberapa kesempatan tak mampu menahan rasa harunya.

“Batin saya sangat bahagia. Melihat relawan bisa kerja sama, sangat kompak bergotong royong. Kalau lihat pasiennya tidak bisa saya kemukakan lagi. Kalau bilang tidak capek itu bohong, tapi batin saya sangat puas, rasanya tidak capek lagi,” tuturnya.

Ketua Tzu Chi Makassar, Soandy Gozal saat menyampaikan kata sambutan pada pembukaan Bakti Sosial Kesehatan Tzu Chi yang ke-141.

Pangdam XIV/Hasanuddin Mayjen TNI Totok Imam Santoso mengaku sangat salut dengan kepedulian Tzu Chi kepada masyarakat. Rangkaian kegiatan dalam rangka HUT TNI ke-78 ini pun menjadi makin bermakna.

“Saya selaku Pangdam XIV/Hasanuddin beserta seluruh jajaran TNI di wilayah saya mengucapkan terima kasih banyak kepada Yayasan Buddha Tzu Chi atas bakti sosial ini dan berharap kegiatan ini tidak berhenti di sini, namun dapat diselenggarakan dalam event-event yang lain. Harapan saya ke depan cepat atau lambat masyarakat yang sakit-sakit akan hilang walaupun ini tidak akan instan. Tapi step by step nanti akan berkurang dan masyarakat akan berbahagia,” pungkasnya.

Pangdam XIV/Hasanuddin Mayjen TNI Totok Imam Santoso turut membagikan paket sembako Tzu Chi kepada beberapa pasien bakti sosial.

Usai menggelar bakti sosial kesehatan skala besar di Kota Padang pada September 2023, Tzu Chi Indonesia dan Tzu Chi International Medical Association (TIMA) Indonesia menggelar bakti sosial serupa di Kota Makassar pada 20-21 Oktober 2023. Adapun tahap post-op digelar pada 22 Oktober 2023 yang berupa buka perban mata dan kontrol pascaoperasi. Total sebanyak 208 pasien telah diobati dalam Bakti Sosial Kesehatan Tzu Chi yang ke-141 ini. Layanan pengobatan meliputi operasi katarak, pterygium, bibir sumbing, hernia, dan benjolan. Selain merupakan wujud cinta kasih dan pengabdian Tzu Chi bagi masyarakat, pengobatan ini juga dalam rangka menyemarakkan HUT TNI ke-78.

Editor: Metta Wulandari

Artikel Terkait

Baksos Tzu Chi ke-141: Empati yang Tinggi dan Juga Tulus kepada Para Pasien

Baksos Tzu Chi ke-141: Empati yang Tinggi dan Juga Tulus kepada Para Pasien

25 Oktober 2023

Keinginan Harvey (14) untuk operasi hernia akhirnya terwujud di Bakti Sosial Kesehatan Tzu Chi ke-141, di Rumah Sakit Pelamonia Makassar, 20-21 Oktober 2023.  Begitu juga dengan Zulfitra (16) yang sudah lama ingin operasi bibir sumbing.

Tzu Chi Makassar Siap Melayani Pasien Baksos Kesehatan

Tzu Chi Makassar Siap Melayani Pasien Baksos Kesehatan

20 Oktober 2023

Tzu Chi Makassar tidak hentinya memberikan bantuan kesehatan kepada masyarakat pra-sejahtera hingga dalam waktu dekat ini mereka menggelar Bakti Sosial Kesehatan ke-141 yang screeningnya dilakukan mulai hari Jumat 14 Oktober 2023 di RS Pelamonia Makassar. 

Baksos Tzu Chi ke-141: Pulang dengan Perasaan Lega dan Penuh Syukur

Baksos Tzu Chi ke-141: Pulang dengan Perasaan Lega dan Penuh Syukur

24 Oktober 2023

Beragam ekspresi kebahagiaan ditunjukkan para pasien katarak dan pterygium saat tahapan buka perban mata. Ada yang tertawa lepas, ada pula yang malah menangis saking senangnya.

Kita sendiri harus bersumbangsih terlebih dahulu, baru dapat menggerakkan orang lain untuk berperan serta.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -