Baksos Tzu Chi ke-141: Yang Manis-manis, Yang Tak Lekang oleh Waktu

Jurnalis : Khusnul Khotimah , Fotografer : Khusnul Khotimah


Pak Jumri dan juga menantunya Achmad tampak semringah setelah sehari sebelumnya sama-sama menjalani operasi hernia.

Sesaat setelah diberitahu jika menantunya, Achmad (39), mendaftar Bakti Sosial Kesehatan Tzu Chi untuk operasi hernia, Pak Jumri (65) terperanjat. Tahu begitu, ia juga ikut daftar. Tiga tahun ini ia menderita hernia. Karena tak ada biaya ya ditahan-tahan saja rasa sakitnya.

“Kami saling tahu ada hernia, cuma sama-sama merasakan saja,” alasan Achmad tak memberitahu informasi Bakti Sosial Kesehatan Tzu Chi yang ke-141 yang digelar di Rumah Sakit Pelamonia Makassar, Sabtu 21 Oktober 2023 yang juga melayani operasi hernia.

Dan lucunya Pak Jumri sendiri seolah sungkan jika membicarakan tentang penyakit hernia kepada selain dokter. “Kami ini, hernia ini kayak penyakit memalukan, benar,” kata Pak Jumri, sehingga ia tak pernah membicarkan ini pada Achmad meski ia tahu menantunya ada hernia.

Pak Jumri pun bertanya pada Achmad apa masih ada kesempatan untuk daftar dan mengikuti skrining. Setahu Achmad skrining cuma satu hari saja, 14 Oktober 2023. Sebagai menantu yang baik, Achmad lalu berinisiatif menelepon Sekretariat Tzu Chi Makassar, apakah masih terbuka kesempatan. Memang sudah rezeki ayah mertua, rupanya Tzu Chi Makassar membuka skrining tambahan guna memberi kesempatan bagi warga Makassar dan sekitarnya yang belum sempat mengikutinya.



Pak Jumri mendapat saran dari Dokter I.B Dharmasusila, SP. B agar tak mengangkat yang berat-berat dulu.

Pada Kamis, 19 Oktober 2023, Achmad pun mengantar Pak Jumri mengikuti skrining yang kali ini digelar di Kantor Tzu Chi Makassar.

“Senangnya luar biasa, enggak ketulungan, sudah tiga tahun saya. Saking terharunya, saya sampai menangis sama perawat yang periksa darah saya. Kan dia periksa tadi hernia saya. Waduh saya banyak terima kasih. Karena di luar kemampuan anggaran saya” ujar Pak Jumri setelah lolos skrining dan dinyatakan bisa ikut operasi.

Sebelumnya, Pak Jumri adalah pengusaha yang bisa dibilang sukses. Ia berjualan aksesoris wanita seperti bandana, tali rambut di Pasar Sentral, Kota Makassar. Ia bahkan memiliki 10 kios. Namun pada tahun 2015, Pasar Sentral ludes dilahap si jago merah. Kerugian yang diderita Pak Jumri sangat banyak, lebih dari 1 miliar rupiah. Ia juga harus melunasi utang karena saat itu barang baru dikirim dari Jakarta dan biasanya dibayarkan jika sudah terjual berapa persen item barang. Dengan berbagai upaya dan doa, hutang tersebut di kemudian hari dapat diputihkan atau dianggap lunas.

Kebakaran tersebut juga menghancurkan usaha orang tua Achmad yang juga berjualan aksesoris di pasar tersebut. Untuk menghidupi keluarga kecilnya, Achmad lalu menjadi pengemudi ojek daring selama beberapa tahun. Namun lima tahun ini hernianya semakin besar dan terasa sangat sakit. Setahun belakangan terutama, Achmad bahkan tak berdaya dan merasa tersiksa, karena itu ia tak lagi membawa penumpang, namun hanya mengantarkan barang atau makanan.

“Tidak pernah ke dokter hanya beli penghilang rasa sakit karena saya tahu ujung-ujungnya pasti diminta operasi, saya tahan saja sakitnya, istirahat setengah hari tidak ngojek dulu. Ini usus kalau saya berdiri, dia turun. Tapi kalau saya tidur, dia naik. Kalau naik itu tersiksa kayak dipedang ini, kayak ditebas ini perut, sakit sekali itu kayak mau mati. Sama pasti yang dirasakan sama mertua saya.” Cerita Achmad.



Achmad saat mengantarkan Pak Jumri mengikuti skrining susulan di Kantor Tzu Chi Makassar, Kamis, 19 Oktober 2023.

Pada 21 Oktober 2023, keduanya bersama-sama menjalani operasi hernia. Operasi berlangsung lancar. Ketika kembali ke ruang pemulihan, wajah menantu dan mertua ini tampak meringis kesakitan. Meski demikian keduanya sangat bersyukur dan berbahagia.

“Ucapan terima kasih saya kepada Yayasan Buddha Tzu Chi, Alhamdulillah… tutur Pak Jumri.

“Mudah-mudahan ke depan ada lagi yang seperti ini, operasi gratis toh.. supaya orang terbantu,” sambung Achmad.

Banyak rencana yang sudah hinggap di benak keduanya. Setelah proses pemulihan, Achmad akan kembali mencari nafkah dengan lebih giat. Sementara Pak Jumri akan menjalankan ibadah umrah di bulan Ramadan tahun depan.

Persahabatan yang Manis



Keinginan untuk dapat selalu berpartisipasi pada Baksos Tzu Chi selalu diupayakan oleh tiga sahabat yang sama-sama perawat ini.

Tak hanya cerita tentang relationship menantu dan mertua yang sama-sama berjuang untuk sembuh dari hernia, di ruangan operasi bedah Bakti Sosial Kesehatan Tzu Chi ini juga terdapat kisah persahabatan yang manis dari perawat tim medis Tzu Chi. Adalah Elisabeth Ratupenu (65), Harianta Malau (62), dan Upik Supriyatun (58) yang bersahabat sejak muda belia, saat ketiganya menjadi perawat di Rumah Sakit Umum (RSUP) Persahabatan, Jakarta Timur. Sekarang tinggal Upik Supriyatun yang masih berdinas di RS Persahabatan, dan akan masuk masa pensiun di akhir tahun 2023. Sementara Elisabeth dan Harianta sudah lebih dulu pensiun.

Yang lebih dulu jadi anggota Tzu Chi International Medical Association (TIMA) adalah Elisabeth. Baru kemudian menyusul keduanya. Ada kisah yang menarik, yang mana ketiganya selalu berusaha untuk dapat berpartisipasi, bersumbangsih di bakti sosial Tzu Chi. Dulu saat ketiganya masih sama-sama berdinas di Rumah Sakit Persahabatan, setiap kali dapat informasi akan adanya baksos Tzu Chi, mereka langsung menabung hari libur, yang akan mereka gunakan untuk mengikuti bakti sosial Tzu Chi. Mereka langsung mengatur jadwal dinas untuk bisa dapat jadwal lembur.  

Untuk hari Sabtu dan Minggu itu biasanya kami minta kerja 24 jam untuk mengumpulkan libur. Dan waktunya libur kami kerja. Shift 1 itu dari jam 8 pagi sampai jam 2 siang. Shift 2 itu jam 2 siang sampai jam 20.30. Kalau shift 3 itu dari 20.30 sampai jam 8 pagi,” terang Ibu Upik, biasa ia dipanggil.



Dari kanan; Upik Supriyatun, Elisabeth Ratupenu, dan Harianta Malau. Tampak kebahagiaan di wajah ketiganya setiap kali dapat berpartisipasi di baksos kesehatan Tzu Chi.

Jadi penasaran kan apa yang membuat ketiganya waktu masih sama-sama berdinas, bela-belain lembur demi punya jatah libur untuk bisa dipakai hadir dalam bakti sosial Tzu Chi?

“Sudah termotivasi di hati, merasa bersyukur bisa dipakai Tuhan tenaga ini, ilmu ini untuk berbagi. Saya  bersyukur ada wadah seperti Tzu Chi yang bisa menyertakan saya, mempercayakan tenaga dan ilmu saya untuk ikut berpartisipasi. Dan saya sudah berjanji saya akan terus ikut di Tzu Chi,” tutur Elisabeth, yang biasa dipanggil Kak Lis.

“Karena di baksos Tzu Chi itu pelayanannya benar-benar, juga tanpa lihat agama, suku, jadi benar-benar untuk menolong sesama manusia. Awalnya begitu. Jadi kami semangat banget ikut untuk melayani,” kata Harianta. Kalau beliau sih biasa dipanggil Opung.

“Makanya saya bilang pada anak-anak juga cucu saya pokoknya kalau baksos Tzu Chi tidak boleh ada yang menghalangi. Saya minta itu saja pada keluarga, selain dari itu boleh,” tambah Kak Lis.

“Sambil menolong, ketemu teman, sambil jalan jauh. Kalau sendiri kan nggak mungkin jalan jauh. Juga jadi kenal banyak dokter maupun perawat. Meski beda rumah sakit tapi seperti keluarga,” tambah Ibu Upik.

Editor: Metta Wulandari

Artikel Terkait

Menjawab Penantian Junaedi

Menjawab Penantian Junaedi

01 November 2018

Tzu Chi Indonesia bekerja sama dengan TNI mengadakan baksos kesehatan ke-124 di Lombok, Nusa Tenggara barat. Baksos yang digelar di dua lokasi tersebut akan melayani operasi minor GA, kesehatan umum dan gigi.

Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-133: Kembali Terang Setelah 10 Tahun Penantian

Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-133: Kembali Terang Setelah 10 Tahun Penantian

24 Agustus 2022

Setelah menanti 10 tahun, katarak di mata kiri Masrul berhasil dioperasi oleh Tim Tzu Chi International Medical Association (TIMA) Indonesia dalam kegiatan Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-133 di Kota Padang, Sumatera Barat.

Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-111: Cinta Kasih Mengalirkan Kebahagiaan

Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-111: Cinta Kasih Mengalirkan Kebahagiaan

31 Maret 2016

Bakti Sosial Kesehatan Tzu Chi ke-111 di RSUD Cianjur yang diadakan pada 18-20 Maret 2016 telah berlangsung dengan lancar. Hal ini tak terlepas dari sumbangsih ratusan relawan Tzu Chi baik dari Jakarta, Cianjur, maupun Bandung hingga berhasil mengobati 337 pasien.

Orang bijak dapat menempatkan dirinya sesuai dengan kondisi yang diperlukan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -