Baksos Tzu Chi ke-95: Meringankan Beban Masyarakat Minang
Jurnalis : Yuliati, Fotografer : Yuliati
|
| ||
Baksos pengobatan Tzu Chi yang bekerjasama dengan Komando Resort Militer 032/WBR telah berjalan dengan baik. Danrem 032/ Wirabraja Kol. Inf. Ainur Rachman menyambut baik dan memberikan dukungan atas kegiatan baksos untuk masyarakat kurang mampu di wilayah Padang. “Dalam operasi Katarak ini saya memberitakan pada BABINSA (Bintara Pembina Desa) saya yang ada di lapangan untuk mencari dan mendata masyarakat yang tidak mampu di wilayah-wilayah Sumatera Barat,” ujar Danrem 032/WBR ini. Lain halnya dengan Wakil Walikota Padang, H. Mahyeldi Ansharullah, SP. Dt. Marajo memberikan apresiasi positif kepada Yayasan Buddha Tzu Chi atas kegiatan baksos ini. “Atas nama Pemko Padang, kami berterima kasih pada Tzu Chi yang selama ini telah berkiprah banyak sekali apalagi pasca gempa, ucap Wakil Walikota ini. “Waktu harga beras naik, Tzu Chi juga turun bagi beras, kemudian waktu gempa, tim relawan juga turun. Saya merasa ini hal luar biasa,” tambahnya. Membantu menghilangkan penderitaan makhluk lain adalah tekad Tzu Chi dalam menjalankan misi amal kemanusiaan. Tanpa memandang suku, agama, budaya, latar belakang inilah yang menjadi pedoman Tzu Chi dalam menebarkan cinta kasih. Ratusan pasien yang turut mengikuti baksos kali ini berasal dari masyarakat Minang dan sekitarnya yang masuk dalam wilayah Sumatera Barat. Ini tidak lepas dari peran para TNI yang telah banyak membantu dalam penyebaran informasi. “TNI banyak membantu Tzu Chi untuk mencari pasien di daerah-daerah, sehingga baksos bisa berjalan dengan sebaik-baiknya,” ucap Widya Kusuma Lawrenzi, Ketua Tzu Chi Padang. Ia berharap melalui kegiatan bakti sosial pengobatan ini agar bisa menyebarkan cinta kasih ke pelosok Sumatera Barat.
Keterangan :
Demi Buah Hati Tercinta Irsan tidak pernah menjual gabah hasil panennya karena hanya cukup untuk memenuhi makan sehari-harinya saja. Itu pun tidak cukup untuk sampai masa panen berikutnya tiba. Kenapa tidak, gabah 2 kwintal jika menjadi beras akan memiliki berat kurang dibanding saat masih menjadi gabah. Sedangkan hasil panen tersebut harus dinikmati oleh Irsan bersama istri dan delapan buah hatinya. Ditambah lagi dua adik iparnya yang juga tinggal bersamanya. Untuk menutupi kekurangan kebutuhan yang dialaminya, Irsan harus membanting tulang dengan menjadi buruh cangkul di ladang-ladang milik tetangganya. Pendapatan pun tidak menentu. Ia merupakan kepala keluarga yang bertanggung jawab. Istrinya hanya sebagai ibu rumah tangga lantaran anaknya masih dibawah tiga tahun dan harus menjaganya. Meskipun begitu, Irsan selalu merasa bersyukur dan bahagia walaupun hidup serba kekurangan. Terlebih lagi setelah mendengar informasi adanya baksos pengobatan gratis bibir sumbing ini. “Saya senang sekali tahu baksos ini. Kalau tidak ada baksos ini entah sampai kapan anak saya bisa operasi,” ungkap Irsa. Operasi untuk kedua anaknya memang tidak dipungut biaya, namun ongkos perjalanannya dari rumah hingga ke rumah sakit memakan biaya cukup besar baginya. Demi kesembuhan dan masa depan kedua buah hatinya apapun dilakoninya. Walaupun tidak memiliki uang sepersen pun, Irsan tidak kehilangan akal. Setelah mengikuti screening seminggu lalu, ia segera mencari pinjaman uang untuk ongkos kendaraan menuju rumah sakit. Ia yang tinggal di Ds. Sukoharjo Sapan, Kec. Lubuk Gadang, Kab. Solok Selatan cukup memakan waktu karena harus menempuh perjalanan sejauh 150 km dan butuh ongkos sebesar Rp. 60.000 per orang sekali perjalanan. “Punya utang tidak apalah, yang penting anak sembuh,” ujarnya kental dengan logat Padang.
Keterangan :
Perjuangan Irsan demi keceriaan kedua buah hatinya kelak telah berbuah manis. Kedua anaknya telah berhasil dioperasi oleh tim medis Tzu Chi. tak henti-hentiya ia terus mengucap syukur dan terima kasih kepada Tzu Chi yang telah mengadakan baksos ini. “Terima kasih buat Buddha Tzu Chi. Walaupun beda agama tapi mau menolong kita semua,” ucapnya penuh syukur. Giat Bersumbangsih |
| ||