Baksos yang Menginspirasi (Bag. 1)

Jurnalis : Dewi Soejati (Tzu Chi Batam), Fotografer : Budianto (Tzu Chi Batam)
 
 

fotoSeorang pasien memberikan dana dengan senyuman manis di wajahnya dalam Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-70 di Batam pada tanggal 2-3 Oktober 2010.

Pada tanggal 2-3 Oktober 2010, Tzu Chi Batam kembali menggelar kegiatan Bakti Sosial Kesehatan yang didukung oleh Tzu Chi International Medical Association (TIMA) Indonesia. Baksos ini dilaksanakan di RS Budi Kemuliaan (RSBK) Batam. Namun sebelumnya, saat screening pasien pada tanggal 25-26 September 2010, kegiatan harus dilaksanakan di Universitas Internasional Batam (UIB) karena pada saat itu ada seminar ALTS (Advance Trauma Life Support) di RS Budi Kemuliaan Batam.

Mempersiapkan yang Terbaik
Pendaftaran pasien dipusatkan di seluruh Puskesmas yang ada di wilayah Kepulauan Riau (Kepri), yaitu Batam, Bintan, Tanjung Balai Karimun, Tanjung Batu, Moro, dan Selat Panjang. Pendaftaran ditutup pada tanggal 21 September 2010. Penyebaran informasi sudah dimulai 2 bulan sebelumnya, namun sampai dengan 1 bulan kemudian jumlah pasien yang terdaftar masih sangat sedikit. Hal ini membuat para relawan merasa was-was sehingga sosialisasi kembali dilakukan dengan menambah pemasangan spanduk ditambah di beberapa titik. Sampai pada hari penutupan jumlah pasien yang terdaftar sudah mencapai 748 orang: 573 dari Batam, 105 dari Tanjung Pinang, 31 dari Tanjung Balai Karimun, 12 dari Tanjung Batu,  17 dari Moro, dan 10 dari Selat Panjang.

Ada 8 orang relawan dari Jakarta yang datang untuk membantu kegiatan screening, memasang peralatan medis dan juga membimbing relawan-relawan Tzu Chi Batam. Setelah 2 hari melakukan screening akhirnya tersaring 395 pasien yang dinyatakan memenuhi persyaratan untuk dioperasi. Penginapan dan makanan untuk pasien luar pulau beserta keluarga yang mendampinginya sudah dipersiapkan di UIB.

Selang waktu 1 minggu antara screening dan operasi dimanfaatkan oleh para relawan untuk menyulap ruangan aula dan beberapa kamar rawat inap yang masih baru menjadi ruangan operasi. Semua peralatan medis didatangkan dari Jakarta dengan kontainer, termasuk juga obat-obatan, tiang-tiang infus, oksigen, velbed, dan banyak lagi barang-barang lainnya. Aula lantai 2 RS Budi Kemuliaan dibersihkan, mulai dari celah-celah pintu, jendela, dan partisi disegel rapat dengan lak ban. Meja operasi terbuat dari meja yang kaki mejanya bisa dilipat, kemudian di atasnya diletakkan kasur busa yang sudah dibungkus dengan kulit imitasi lalu dililit lagi dengan kain plastik. Semuanya ada 8 meja operasi di aula yang diperuntukkan bagi operasi benjolan. Hari Jumat, 1 Oktober 2010 sehari sebelum baksos, semua persiapan ruangan operasi sudah tertata rapi, lalu ruangannya disteril dan semua orang tidak lagi diizinkan memasuki ruangan itu sampai hari-H, yaitu tanggal 2 dan 3 Oktober 2010.

foto  foto

Ket : - Tim medis Tzu Chi dari Jakarta tengah mempersiapkan peralatan yang akan digunakan dalam baksos.             Tzu Chi memang terbiasa mengadakan baksos kesehatan di luar kota dengan membawa peralatan             medis sendiri. (kiri)
        - Memberikan yang terbaik selalu dilakukan insan Tzu Chi. Bangku untuk pasien pun dilap dan disusun            rapi di tempatnya. (kanan)

Adapun ruangan untuk operasi katarak memanfaatkan kamar rawat inap baru yang sedang direnovasi, terletak di lantai dasar. Pekerjaan renovasi terpaksa dihentikan sementara. Relawan menggunakan kompresor untuk membersihkan debu-debu dan partikel-partikel pasir yang masih menempel di segala sudut ruangan. Peralatan medis untuk operasi katarak dipasang di sini. Sedangkan untuk ruangan operasi hernia dan sumbing menggunakan ruangan operasi RSBK Batam. Di sini memang semuanya sudah steril, jadi di sini hanya memasang peralatan operasi.

Hari Jumat, 1 Oktober 2010, semua pasien dari luar pulau sudah tiba dan diinapkan di UIB. Ada 2 orang dokter mendatangi Kampus UIB untuk memeriksa kondisi umum pasien dan terhadap beberapa pasien dijalani tes laboratorium sebagai persiapan pra operasi, sehingga keesokan harinya semua pasien bisa langsung ditangani oleh dokter bedah. Dengan demikian dokter bedah bisa mengoptimalkan waktunya dalam menangani pasien. Sebanyak 25 orang dokter spesialis, 24 orang perawat dan 15 orang relawan datang dari Jakarta untuk membantu kegiatan baksos.

Menurut Dr. Ruth O. Anggraeni dari Tzu Chi Internasional Medical Association (TIMA), baksos Batam ini  termasuk baksos yang berskala besar, dilihat dari segi jumlah pasien dan relawan maupun jumlah dokter yang terlibat. Batam dipilih sebagai lokasi Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-70 ini tentunya dengan mempertimbangkan masih banyaknya pasien yang memerlukannya. Selain itu, kesiapan tenaga medis dan relawan setempat juga sangat diperlukan untuk sukses dan lancarnya kegiatan baksos, terutama pra dan pasca operasi.

foto  foto

Ket : - Pemeriksaan pra dan pasca operasi dilakukan oleh Tim Medis Tzu Chi demi keakuratan dan keamanan             kesehatan pasien baksos. (kiri).
         - Dalam baksos kesehatan ini sebanyak 380 pasien berhasil ditangani, antara lain katarak, pterygium,             bedah mayor, dan bibir sumbing. (kanan)

Beliau juga menambahkan bahwa pelaksanaan baksos kali ini sudah lebih rapi dan bagus dibanding tahun lalu. Ketika ditanya apa yang menjadi motivasinya sehingga banyak dokter spesialis yang rela mengorbankan waktunya ikut dalam TIMA menjalani misi ke- 2 Tzu Chi, yaitu misi pengobatan, dr. Ruth menjawab, ”Tentu didasari oleh keinginan membantu saudara-saudara yang jauh. Selain itu dokter-dokter juga bisa saling belajar dari sharing, dan rasa kekeluargaan yang sudah terbentuk membuat para dokter TIMA sangat kompak.”

Hal ini dibenarkan oleh dr. Toni Christianto Sp.B yang mengatakan, ”Setiap baksos pasti saya ikut, kecuali benar-benar ada halangan, karena di sini (kita) bisa membantu dengan tulus, membantu dengan apa yang kita punya,” terang dr. Toni Christianto yang sudah dua kali ke Hualien, Taiwan. Dr. Toni juga sudah banyak membaca buku-buku Master Cheng Yen sehingga ia memahami ajaran Master tentang ”Beramal harus dilakukan dengan tindakan nyata”. Dr. Toni Christianto juga menilai pelaksanaan baksos kali ini sudah semakin rapi. Untuk baksos kali ini, dr. Toni Christianto mengoperasi 8 pasien di hari pertama dan 3 pasien di hari kedua yang hanya berlangsung sampai pukul 12.00 WIB.

Lama-lama Menjadi Terbiasa
”Mungkin saat pertama kali belum saling kenal, sehingga merasa ada hambatan-hambatan, setelah 3 kali baksos di RSBK (Batam), sekarang sudah bisa bekerja sama dengan baik. Mengenai makanan juga, mula-mulanya perawat-perawat RSBK tidak terbiasa dengan makanan vegetarian yang disediakan oleh Tzu Chi. Makanan itu terasa hambar, maka mereka masih mendatangi kantin. Namun kali ini situasinya sudah berubah, mereka semua menikmati makanan vegetarian yang dipersiapkan Tzu Chi,” kata Mardhiyah, Kepala Perawat RS Budi Kemuliaan Batam.

Ibu Mardhiyah yang sudah 3 tahun berturut-turut bertugas di bagian pemulihan pasien pasca operasi menuturkan bahwa para perawat termotivasi untuk mengikuti baksos ini karena selain dapat membantu orang lain, ini juga merupakan aktualisasi sisi kemanusiaan yang ada dalam diri 52 perawat RS Budi Kemuliaan Batam. Di samping itu, kegiatan baksos ini juga sangat didukung oleh pihak manajemen rumah sakit. Setelah mengikuti baksos, Mardhiyah mengungkapkan perasaannya. ”Saya sangat terkesan melihat kebersamaan yang ditunjukkan oleh relawan Tzu Chi. Semua tempat yang dipakai dibersihkan kembali, kalau ada sampah di jalan, relawan tidak segan-segan memungutnya untuk dibuang di tempat sampah,” katanya, ”Ada juga relawan yang sudah berumur tapi masih mau ikut kerja tanpa pamrih, tentu kita juga nggak boleh ketinggalan.”

Bersambung Ke Bagian 2

  
 
 

Artikel Terkait

Bawa Perahu Sampai ke Tujuan

Bawa Perahu Sampai ke Tujuan

02 Oktober 2012 Dyah Widayati, direktur Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi, mengungkapkan pentingnya bagi para guru untuk berlatih lagu ini sebaik-baiknya dan turut serta dalam rangkaian acara peresmian Aula Jing Si, “Ini tugas dan tanggung jawab kita semua. Kita harus bawa perahu ini sampai ke tujuan,” tegasnya.
Menciptakan Memori Indah Bersama Panti Asuhan Mekar Lestari

Menciptakan Memori Indah Bersama Panti Asuhan Mekar Lestari

25 Oktober 2024

Murid-murid Kelas Budi Pekerti Tzu Chi Tangerang melakukan kunjungan kasih ke Panti Asuhan Mekar Lestari. Tujuannya untuk membentuk karakter dan perilaku anak serta mengembangkan kemampuan sosial dan emosionalnya. 

Kehidupan masa lampau seseorang tidak perlu dipermasalahkan, yang terpenting adalah bagaimana ia menjalankan kehidupannya saat ini.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -