Bakti dan Kasihku Kepada Ibu

Jurnalis : Ami Haryatmi (He Qi Barat), Fotografer : Bobby, Ami Haryatmi (He Qi Barat)

Bakti dan Kasihku Kepada Ibu

Johnny Chandrina, membimbing sesi sharing dan kesan-kesan dalam acara peringatan hari ibu yang dilaksanakan di gedung C, Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi, Cengkareng.

Hujan yang turun di Jakarta pada Minggu, 4 Desember 2016 mengiringi Acara Peringatan Hari Ibu yang digelar oleh Relawan Tzu Chi komunitas He Qi Barat yang bertempat di gedung C Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi, Cengkareng.

Hari Ibu yang setiap tahunnya diperingati pada tanggal 22 Desember, kali ini diperingati pada tanggal 4 Desember 2016 yang bertepatan dengan jadwal pemberian santunan bagi Gan En Hu (penerima bantuan) dan Anak Asuh. Selain acara pemberian santunan, juga digelar acara Bakti pada orang tua dengan prosesi membasuh kaki orang tua sebagai simbol bakti seorang anak terhadap orangtuanya.

Setelah pendaftaran dan pendataan, sejumlah 60 orang Gan En Hu dan 31 orang Anak Asuh yang hadir diantar ke lantai dua untuk saling berinteraksi dengan relawan. Di antara yang hadir terlihat Vicky, anak Asuh yang didampingi ibunya, Sri Suwarni. Vicky adalah anak berusia 13 tahun dengan keterbatasan.

Bakti dan Kasihku Kepada Ibu

Merry Christine, koordinator perayaan hari Ibu relawan Tzu Chi Komunitas He Qi Barat sedang berinteraksi dengan salah seorang gan en hu.

Ada pula Ramdhani, seorang anak berkebutuhan khusus yang didampingi oleh sang ibu, Sugiarti. Dengan rasa syukur Sugiarti  menceritakan kisah putranya yang sampai usia 15 tahun tidak pernah bersekolah dan akhirnya berjodoh dengan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. “Alhamdulillah, sejak 6 bulan ini Dhani mengawali sekolahnya di SLB,” ungkap Sugiarti.

Ratna, seorang Ibu dengan 4 orang anak yang telah ditinggalkan mendiang suaminya. Dari ke empat anaknya, ada dua anak berusia 5,5 tahun dan 4 tahun yang menderita epilepsi, serta tidak mampu berjalan dan sering mengalami kejang. Ibu yang kesehariannya berjualan sayur  ini mengikuti prosesi basuh kaki dengan berlinang air mata, karena putra putrinya tidak bisa hadir. Dia mengajak salah satu keponakannya yang berusia 5 tahun untuk mengikuti acara tersebut. “Saya anggap acara ini penting karena saya ingin menitipkan ajaran bakti pada orang tua bagi keponakan, meskipun dia bukan anak kandung saya,” ungkap Ratna.

Dari ketiga kisah di atas, betapa kasih Ibu tidak akan terbalas dengan apapun. Seperti yang dikemukakan Merry Christine selaku koordinator acara. “Dalam misi Amal, kita tidak hanya memberikan bantuan secara materiil, namun juga memberikan pengertian bahwa kasih orang tua adalah hal yang luar biasa. Kami, melalui ajaran Tzu Chi ingin menanamkan pendidikan moral pada anak-anak, terutama pendidikan budi pekerti tentang bakti terhadap orang tua,” ungkapnya.

Bakti dan Kasihku Kepada Ibu

Para gan en hu mendengarkan sharing dari Johnny Chandrina tentang cinta kasih kepada orang tua.

Merry Christine juga menambahkan, di era yang penuh dengan kesibukan dan teknologi yang terkadang menyesatkan, bila tidak dilandasi dengan dasar kebajikan yang kuat, maka relawan Tzu Chi mengkhawatirkan masa depan anak-anak tersebut. Seperti tema acara kali ini yaitu, Bakti Terhadap Orang Tua Adalah Dasar dari Segala Kebajikan. Dengan memberikan bekal anak berbakti terhadap orang tua, hal ini akan berdampak pada perilakunya dan akan bermuara pula pada kesukseskan mereka.

Setelah para gan en hu berinteraksi bersama relawan Tzu Chi dan peserta lainnya, acara kemudian dibuka oleh Johnny Chandrina dengan pemaparan tentang cinta kasih orang tua. Walaupun hari ini adalah peringatan hari Ibu namun tidak mengesampingkan ajakan berbakti terhadap ayah. Dilanjut dengan lagu dan tayangan Video tentang cinta kasih orang tua.

Senada dengan pemaparan Johnny Chandrina dan tayangan video, Salah satu relawan Tzu Chi, Suherman melanjutkan pemaparan tentang tema acara Hari Ibu kali ini yaitu “Bakti Terhadap Orang Tua Adalah Dasar dari Segala Kebajikan”. Sebagai simbol dari bakti yang telah dipaparkan, maka acara puncak dimulai yaitu membasuh kaki ibu. Para putra dan putri yang mengikuti acara memulai dengan bersujud di depan sang ibu.

Bakti dan Kasihku Kepada Ibu

Vicky dan sang ibu Sri Suwarni  saling mengasihi dengan dalam sesi membasuh kaki dalam perayaan hari Ibu.

Dari 35 peserta, ada seorang remaja bernama Andika yang lirih melafazkan ayat suci Al-Quran ketika membasuh kaki sang ibu. Dari bibirnya terdengar “Ya Allah aku mengasihi ibuku,  ampuni kedua orang tuaku dan sayangilah beliau seperti beliau menyayangi aku, Aaamiin,” demikian doa Andika sambil membasuh kaki dan menyuapi sang ibu.

Selesai acara puncak yang mengundang tangis haru, beberapa peserta memberikan kesan-kesan tentang acara hari ibu tersebut. Mereka memberikan kesan dengan tangis yang tak bisa dibendung. Acara dilanjutkan dengan pemberian bantuan biaya hidup, uang sekolah dan bingkisan bagi para gan en hu dan anak asuh.

Dengan adanya acara peringatan hari ibu ini, para relawan Tzu Chi khususnya komunitas He Qi Barat berharap pesan yang terkandung dalam kegiatan ini terus tertanam dan menjadi landasan perilaku anak-anak terhadap orang tua. Sujud dan ketulusan anak bukan hanya sekedar  ritual simbolik, namun juga menjadi dasar dalam kehidupan anak yang terdidik.

Artikel Terkait

Kado Spesial untuk Nenek Tersayang

Kado Spesial untuk Nenek Tersayang

23 Januari 2015 Relawan Yayasan Buddha Tzu Chi komunitas He Qi utara mengadakan perayaan Hari Ibu bersama para gan en hu (para penerima bantuan Tzu Chi) pada 7 Desember 2014 di Jing Si Books and Cafe.
Waisak Bandung: Cahaya Welas Asih dan Kebijaksanaan Buddha

Waisak Bandung: Cahaya Welas Asih dan Kebijaksanaan Buddha

12 Mei 2015
“Ma, maaf-in Jesica kalau selama ini banyak berbuat salah sama mama, sering membangkang perintah mama, tapi mama ngebales-nya dengan senyuman dan pelukan untuk Jesica."
“Selamat Hari Ibu”

“Selamat Hari Ibu”

20 Desember 2013 Murid Sekolah Tzu Chi Indonesia beserta anaknya merayakan Hari Ibu.  Perayaan yang berlangsung di Aula sekolah lantai 5 ini memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk menyampaikan rasa syukur (terima kasih), hormat, dan cinta mereka terhadap orang tua.
Hanya orang yang menghargai dirinya sendiri, yang mempunyai keberanian untuk bersikap rendah hati.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -