Bakti Kami Untuk Orang Tua
Jurnalis : Clara Mutia Yoka (Tzu Chi Perwakilan Sinar Mas), Fotografer : Clara Mutia Yoka, Astri Rachmawati, Ferdi, Mirza, Yudha Arya Putra (Tzu Chi Perwakilan Sinar Mas)Perayaan hari ibu membangkitkan rasa bakti dan memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk mengungkapkan rasa kasih sayang mereka ke orang tuanya.
“Budi orang tua amatlah besar seperti matahari yang bersinar terang.”
Master Cheng Yen
Di awal tahun 2015 ini, perayaan hari ibu kembali dilakukan oleh Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Perwakilan Sinar Mas setelah sebelumnya kegiatan ini dilakukan di Wilayah Perwakilan Kalimantan Timur pada 21 Desember 2014 lalu kegiatan yang sama kembali dilakukan pada 10 Januari 2015 secara serempak di empat wilayah perwakilan yang berbeda yaitu: Wilayah Perwakilan Kalimantan Selatan 1, Wilayah Perwakilan Kalimantan Selatan 2, Wilayah Perwakilan Sumatera Utara dan Region Indragiri. Acara ini diikuti total 804 peserta yang terdiri dari para anak asuh penerima beasiswa dan siswa/i sekolah dasar penerima bantuan dari Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Perwakilan Sinar Mas beserta ibu mereka.
Perayaan hari ibu ini dimulai dengan persembahan tarian khas daerah masing-masing oleh para siswa/i. Setelah itu, senandung nyanyian Lagu Untuk Mama secara khusus dinyanyikan oleh setiap anak peserta perayaan hari ibu.
Setiap anak akan memberikan secangkir teh hangat kepada ibu mereka sebagai ungkapan syukur.
Setelah lagu dinyanyikan, tibalah pada prosesi penuangan teh dan membasuh kaki. Satu per satu siswa/i membawa segelas teh dan memberikannya kepada sang ibunda yang telah hadir. Tetesan air yang membasahi kaki para ibu seolah mencari teman dari mata-mata kecil para siswa/i dan sang ibu yang menitikkan air mata. Keharuan mulai menyelimuti kegiatan ini. Pemberian bunga sembari mengucapkan maaf kepada sang ibunda pun semakin membuat setiap insan yang hadir berkaca-kaca, tak terkecuali para relawan.
Banyak kisah haru yang dapat menumbuhkan rasa bakti kita terhadap orang tua. Misalnya ada siswa yang datang bersama neneknya karena sang ibunda telah tiada. Dia adalah Habibah, salah satu anak asuh beasiswa dari Wilayah Perwakilan Kalimantan Selatan 2. “Ibunya sudah ga ada, cuma saya yang membesarkan dia, saya udah kayak ibunya sendiri,” tutur sang nenek.
Air mata bahagia menetes dari tiap pasang mata dalam suasana keharuan dan kebahagiaan dalam keluarga.
Kisah lain datang dari Region Indragiri. Adalah Vevi Nurya Anggela yang sangat bahagia bisa mengikuti perayaan hari ibu pada hari itu. Ia merasa berterima kasih atas kesempatan untuk menyampaikan cinta kasihnya kepada sang ibu yang selama ini sangat jarang ia lakukan. “Saya berjanji untuk belajar dengan giat biar mama bangga,” tekadnya sambil memeluk sang ibu dan mengucapkan terima kasih.
Perayaan hari ibu ini tidak hanya dijadikan sebagai wadah bagi anak-anak untuk menyampaikan bentuk cinta kasih kepada sang ibu yang mungkin selama ini tidak dapat disampaikan, namun juga bagi para ibunda. Para ibunda yang jarang menghabiskan waktu dengan anaknya pun merasa bersyukur dapat mengikuti kegiatan ini. Keharuan yang timbul pada perayaan hari ibu tersebut diharapkan tidak hanya terjadi dalam sekali dalam setahun namun dapat berlangsung sepanjang waktu dan kegiatan ini diharapkan dapat membentuk pribadi anak yang penuh dengan cinta kasih dan menghargai orang tua.