Bakti Kepada Orang Tua

Jurnalis : Erlina Wang (He Qi Utara 2), Fotografer : Erlina Wang, Johnsen Wijaya, Linda Juliana (He Qi Utara 2)


Salah satu murid kelas budi pekerti, Monica memberikan bunga hasil prakarya dan menyuapi ayahnya sepotong kue. Monica juga menyuguhkan secangkir teh.

“Ada dua hal yang tidak bisa ditunda dalam kehidupan yaitu berbakti kepada orang tua, dan melakukan kebajikan", ini adalah salah satu kata perenungan Master Cheng Yen.

Untuk melatih anak-anak supaya berbakti kepada orang tuanya, relawan Tzu Chi komunitas He Qi Utara 2 mengadakan kegiatan Kelas Budi Pekerti di Aula Jing Si PIK dengan mengusung tema "Hari Bakti". Sebanyak 47 relawan, 79 anak dari kelas Budi Pekerti (terdiri dari 32 anak kelas Qin Zhi Ban Besar, 21 anak kelas Qin Zhi Ban Kecil, dan 26 anak kelas Tzu Shao Ban), serta 87 orang tua anak ikut berpartisipasi dalam acara hari bakti yang digelar pada Minggu, 27 Mei 2018 ini.

Para orangtua dan anak-anak yang sudah hadir diwajibkan untuk mendatakan diri kembali dan berbaris sesuai dengan arahan dari Duifu Mama. Ini dimaksudkan supaya tertib, rapi, dapat dengan segera diketahui dan dihubungi apabila ada anak atau orang tua yang belum hadir. Tepat pukul 08.00 WIB anak-anak dan orangtua diarahkan menuju ke ruangan yang telah ditentukan yaitu Anak Qin Zhi Ban Besar dan Tzu Shao Ban bergabung di ruang Fu Hui Ting, anak Qin Zhi Ban Kecil di ruang Gan En, dan orangtua di ruang Xi She Ting.


Anak-anak bersujud kepada orang tua mereka sebagai wujud menghormati dan berterima kasih.

"Praktikkan dan ucapkan terima kasih kepada orang tua karena sudah merawat dan membesarkan kita dari sejak bayi hingga kita tumbuh besar. Pengorbanan ibu dan ayah itu sangat luar biasa sekali,” tegas Youmi mengingatkan anak-anak. Saat pemutaran video berjudul "Thank You Mum and Father, I Love You" ada beberapa anak meneteskan air mata karena mereka sedih sudah bandel dan membuat orang tuanya khawatir.

Bagaimana cara seorang anak berbakti kepada orangtua adalah pertanyaan dari kelas mandarin yang diajarkan Sanny Tanzil. Dengan antusias, anak-anak menjawab tidak membuat orang tua khawatir, suka membantu pekerjaan orang tua, tidak mengeluh, dan marah. Christine Tjen selaku Koordinator Kelas Budi Pekerti mengatakan bahwa pada kesempatan kali ini para orang tua juga dibimbing dan juga disuguhkan tayangan video.

“Ini dimaksudkan agar mereka juga ingat untuk berbakti kepada orang tua sendiri, lebih bersyukur, dan selalu menjaga keharmonisan keluarga karena bisa membuat hidup lebih berbahagia dan jauh dari kerisauan,” ujarnya.

Sebelum prosesi bakti dimulai, anak-anak membuat kartu ucapan untuk orang tua.  Sementara orang tua menulis surat untuk anak. "Ada seorang Bodhisatwa Kecil atau yang biasa dipanggil Xiao Pu Sa dengan senangnya berkata kepada Aina, "Shigu (panggilan untuk relawan wanita) ini gambar Love pertama saya.” “Padahal kartu ucapan yang dibuat itu begitu sederhana tapi memiliki makna yang dalam bagi anak ini," ungkap Aina dengan penuh rasa haru.


Sambil menangis, Juan Lay (kanan) membacakan isi kartu ucapan yang ditulisnya dengan sepenuh hati untuk ibunya Isti Rocqah.

Pada pukul 10.00 prosesi bakti dilaksanakan di ruang Xi She Ting yang dimulai dengan anak-anak membasuh kaki orang tua, menyuapi kue dan teh kepada orang tua mereka, juga bersujud kepada orang tua. Banyak orang tua yang terharu bahkan sampai meneteskan air mata bahagia saat anaknya melakukan prosesi tersebut. Para orang tua juga menjadi teringat akan orang tua mereka yang telah tiada.

Tidak hanya orang tua yang menangis, bahkan anak-anak juga ada yang menangis tersedu-sedu seperti salah satu Xiao Pu Sa bernama Juan Lay (anak dari Isti Rocqah yang juga relawan di kelas Budi Pekerti). Saat membasuh kaki ayah ibunya, Juan mengungkapkan isi hatinya.

"Juan minta maaf karena sudah bandel dan sering melawan. Juan berjanji untuk tidak nakal lagi,” katanya.

Isti Rocqah sangat berterima kasih dengan adanya kelas Budi Pekerti ini bisa merubah anak-anaknya walaupun sedikit demi sedikit asalkan anaknya bisa berubah. Anak-anak diajarkan untuk menghormati orang tua dan membantu orang tua. Ia sangat bersyukur karena anak-anaknya bisa berubah menjadi lebih baik dan lebih mengerti saat dinasehati.

Salim Aliandu, ayah dari Monica Lie, anak dari kelas Tzu Shao Ban mengatakan, acara ini sangatlah bagus. “Kegiatan ini dapat mengingatkan kembali akan semua jasa-jasa kebaikan orang tua dan anak-anak dapat berbakti kepada mereka selamanya,” tuturnya.

Kegiatan seperti ini diharapkan dapat mengajarkan anak-anak untuk dapat berbakti pada orang tua sejak mereka kecil. Dengan kebiasaan yang baik sejak kecil maka akan mendorong anak-anak memiliki sifat yang baik kedepannya.

Salah satu Kata Perenungan Master Cheng Yen “Orang tua adalah Buddha hidup dalam keluarga. Semua orang harus berbakti pada orang tua dengan sungguh-sungguh dan merawat mereka dengan penuh rasa hormat. Dengan demikian, baru memperoleh berkah".

Selamat Hari Bakti, semoga semua Bodhisatwa Kecil, tumbuhlah menjadi Bodhisatwa yang berbakti kepada orang tua.

Editor: Khusnul Khotimah

Artikel Terkait

Kebersamaan Memupuk Cinta Tanah Air

Kebersamaan Memupuk Cinta Tanah Air

09 Agustus 2017

Relawan Tzu Chi komunitas He Qi Utara-1 mengadakan kelas budi pekerti untuk anak-anak rusun Cinta Kasih Tzu Chi, Muara Angke. Diisi dengan perayaan kemerdekaan RI, kegiatan ini dihadiri 23 relawan Tzu Chi, 5 guru dan 27 murid Tzu Chi School PIK, serta 4 Tzu Ching dari Taiwan. Sekitar 50 anak rusun yang hadir pun merasa gembira.

Kekurangan Bukan Penghalang untuk Sukses

Kekurangan Bukan Penghalang untuk Sukses

18 Januari 2017
Kelas budi pekerti Xiao Tai Yang yang dilaksanakan pada Minggu, 15 Januari 2017 mengupas tentang Percaya Diri. Materi ini diberikan sejak dini agar setiap anak tidak memiliki rasa minder maupun malu jika berkomunikasi dengan orang lain.
Membina Cinta Kasih Anak-anak Sejak Usia Dini

Membina Cinta Kasih Anak-anak Sejak Usia Dini

10 Oktober 2018

Kamp Kelas Budi Pekerti Qin Zi Ban telah berlangsung dua hari yaitu 6-7 Oktober 2018 di Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara. Puncak acaranya yaitu pada acara penutupan di sore hari kedua yang bertema “Aku datang, Aku senyum, Aku bahagia.

Dengan keyakinan yang benar, perjalanan hidup seseorang tidak akan menyimpang.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -