Bakti Sosial Kesehatan Tzu Chi Ke-136: Bahagianya Warga Usai Menjalani Operasi Katarak

Jurnalis : Metta Wulandari, Fotografer : Metta Wulandari
Masyarakat mengantre di halaman Rumah Sakit Metro Hospitals M. Toha Tangerang untuk ikut dalam Bakti Sosial Kesehatan Tzu Chi ke-136.

Sapari, seorang pengemudi ojek online (ojol) masih beratribut lengkap dengan jaket hijaunya datang sedikit terburu-buru menghampiri relawan Tzu Chi. “Bu.., saya ingin mendaftar ikut operasi mata,” ucapnya kepada relawan. “Iya.. silakan Pak,” sambut seorang relawan yang langsung mengalungkan nomor antrean bertulis angka 84 seraya menunjukkan kemana lagi Sapari harus menunggu.

Sapari berpikir, wah sudah terlalu siang rupanya ia datang. Tadi pagi, ia sempat mengantar seorang penumpang sebelum datang ke lokasi Baksos Kesehatan Tzu Chi. Tapi tak apa, hari itu, Sabtu 4 Februari 2023, ia sengaja meluangkan waktu sehari penuh untuk mengikuti seluruh proses screening awal baksos kesehatan.

Sapari, seorang pengemudi ojek online (ojol) masih beratribut lengkap dengan jaket hijaunya ikut dalam Bakti Sosial Kesehatan ke-136. Ia mendapat nomor antrean 84 pada screening yang diadakan 4 Februari 2023 lalu.

Satu demi satu proses pemeriksaan ia lakukan, hasilnya, Sapari bisa lolos ke tahap selanjutnya, yakni operasi katarak yang dijadwalkan pada Jumat, 10 Februari 2023. Pengemudi ojol ini langsung mengucap syukur. Ia tak sabar bisa kembali melihat dengan jelas.

Sudah setahun ke belakang, penglihatan Sapari dirasa semakin buram. Baik mata kanan maupun mata kirinya, rasanya sama saja: panas, perih, silau, dan nyeri ketika terkena cahaya yang agak terang. Ia juga sudah tak terlalu awas melihat jalanan. Apalagi dengan pekerjaannya sekarang yang adalah pengemudi ojek online, ia seperti menantang bahaya setiap harinya. “Keluarga ya ada rasa khawatir, tapi saya nggak mungkin tidak bekerja,” ucap Sapari yang usianya kini sudah 64 tahun. Anak-anak Sapari sebenarnya sudah dewasa dan berpenghasilan, tapi ia tak mau memberatkan mereka. “Kami sudah biasa mandiri, jadi tak mau menyusahkan anak-anak lagi,” tutur warga Cikupa, Tangerang ini.

Katarak yang diderita Sapari diperkirakan terjadi akibat benturan keras di area sekitar mata. Menurut dokter, benturan bisa menjadi penyebab timbulnya katarak selain karena usia, paparan asap merokok, paparan sinar matahari, genetik, maupun adanya penyakit penyerta tertentu dan kontaminasi toksin ataupun racun.

Jadi, sebelum bekerja sebagai pengemudi ojol, dulunya Sapari adalah pedagang. Setiap sebelum Subuh, ia sudah beraktivitas, entah mengambil dagangan atau mengantarnya ke berbagai lokasi penjualan. Pada saat itulah ia pernah tiga kali mengalami pembegalan. Tiga motornya dirampas oleh begal, sementara kepala, tangan, dan punggungnya menjadi sasaran pukul dan benda tajam. “Untung saya masih bisa menyelamatkan diri, ini kepala saya dah jadi sasaran. Kalau dibuka, banyak lukanya,” ungkap Sapari.

Sepekan setelah screening (10/2/23), Sapari berhasil lolos dalam operasi kaktarak di mata kirinya. Ia berharap bisa kembali bekerja dengan aman karena penglihatannya sudah kembali seperti semula.

Jodohnya dengan Bakti Sosial Kesehatan Tzu Chi yang ke-136 ini pun membuatnya penuh syukur. Pasalnya, kalau diminta untuk berobat secara mandiri, jujur ia tak mampu karena pendapatan ojol sulit diprediksi. Itu pun hanya bisa untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.

“Saya berterima kasih kepada seluruh tim. Saya merasa sangat terbantu dan merasa semakin aman nantinya ketika membawa penumpang,” kata Sapari.

Kembali Melihat dengan Jelas

Mempunyai pekerjaan yang sedikit berbeda dari Sapari, Effendi (70), seorang sales peralatan rumah tangga, juga bersyukur bisa ikut dalam baksos ini. Warga Cengkareng, Jakarta Barat ini sudah lebih dari lima tahun merasakan penglihatannya terganggu. Ia merasa sebabnya karena sehari-hari harus bergelut dengan panas teriknya jalanan untuk memasarkan barang dagangannya. “Dari Cengkareng, saya bisa ke Serpong lalu ke Cikupa. Perjalanan ya bisa sekitar satu sampai dua jam lah. Abis itu bisa keliling kemana-mana lagi,” kata ayah dua anak ini, “kalau kata orang mah, tua di jalan. Hahaa..” imbuhnya bergurau.

Effendi (tengah) menanti giliran operasi katarak untuk mata kanannya. Sales peralatan rumah tangga ini bersyukur bisa ikut dalam baksos katarak Tzu Chi ini.

Lima tahun lalu, Effendi berjodoh dengan Tzu Chi melalui Rumah Sakit Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng. Ia memutuskan untuk melakukan operasi (mandiri) katarak pada mata kirinya karena kondisinya sudah mengkhawatirkan. Dari sana timbul kesan yang mendalam akan Tzu Chi. 

“Di operasi itu benar-benar pengalaman yang berkesan karena saya tidak diuber-uber biaya, cerita Effendi. “Beda sekali dengan rumah sakit yang lain dimana sebelum ada tindakan, administrasi sudah harus dibicarakan nomor satu, harus lunas dulu. Di Rumah Sakit (Cinta Kasih) Tzu Chi kok bisa bayarnya belakangan begini ya?” lanjutnya, “Saya malah cuma dipesan, ‘sudah.. bapak tidak perlu pikirkan biaya dulu, operasi dulu saja, sembuh dulu saja’.”

Tahun berganti, kini giliran mata kanannya yang kondisinya semakin menurun. Kalau mata kirinya ditutup, mata kanannya sudah tidak bisa melihat. Jadi selama menjadi sales dan berkeliling dari satu toko ke toko lainnya, ia hanya mengandalkan penglihatan di mata kirinya. “Kalau untuk jalan yang sering lewat, saya sudah merasa hapal mana yang ada lubangnya, mana yang halus,” tutur Effendi, “tapi ya tetap bahaya, terutama kalau cuaca lagi hujan atau malam hari.”

Dokter kembali memeriksa mata Effendi setelah dioperasi. Hasilnya, penglihatannya sudah kembali dan terasa jauh lebih baik lagi.

Begitu tahu informasi tentang baksos Tzu Chi, Effendi kembali mengingat kesan baiknya akan Rumah Sakit Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng yang tak mungkin ia lupakan. Dari sana pula, ia yakin untuk ikut dalam baksos ini. Kini, usai dioperasi, penglihatan di mata kanan Effendi terasa lebih ringan, jelas, bahkan melebihi mata kirinya.

“Hari ini rasanya senang luar biasa. Saya betul-betul merasa terbantu. Saya sudah bisa jelas melihat kembali,” kata Effendi usai menjalani pemeriksaan post op. “Kegiatan ini sangat bermanfaat karena terbukti bisa membantu saya dan juga para Lansia yang membutuhkan pengobatan matanya. Terima kasih para dokter, relawan, dan semua tim,” imbuh Effendi dengan wajah berbinar, “apalagi di baksos ini kami juga menerima pelayanan yang baik sekali, rapi, solid, relawan banyak dan membantu kami dimana-mana. Terima kasih banyak.”

Bakti Sosial Kesehatan Tzu Chi ke-136 melayani 81 pasien katarak dan 2 pasien pterygium pada hari pertama pelaksanaan baksos 10 Februari 2023.

Pada Bakti Sosial Kesehatan Tzu Chi ke-136 ini, Tzu Chi bekerja sama dengan Rumah Sakit Metro Hospitals M. Toha Tangerang dan Polres Metro Tangerang Kota dalam melancarkan kegiatan baksos bagi masyarakat di wilayah Jabodetabek. Selain melayani 81 pasien katarak dan 2 pasien pterygium pada hari pertama pelaksanaan baksos 10 Februari 2023, baksos ini juga melayani pasien katarak, hernia, minor ga, minor lokal, sumbing, dan khitan pada hari kedua, 11 Februari 2023.

Editor: Hadi Pranoto

Artikel Terkait

Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-136: Partisipasi Relawan dan Antusias Calon Pasien

Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-136: Partisipasi Relawan dan Antusias Calon Pasien

10 Februari 2023

Antusias warga dan relawan dalam screening Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-136 yang diadakan di RS Metro, Jl. Moh. Toha No.1, Karawaci, Tangerang, Banten. 

Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-136 Siap Melayani Pasien di Jabodetabek

Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-136 Siap Melayani Pasien di Jabodetabek

06 Februari 2023

Bertempat di Rumah Sakit Metro Hospitals M. Toha, Kota Tangerang, Bakti Sosial (baksos) Kesehatan Tzu Chi ke-136 akhir pekan ini akan dilakukan dan pada, Sabtu, 4 Februari 2023 lalu, proses screening mulai dilaksanakan.

Bakti Sosial Kesehatan Tzu Chi Ke-136: Bahagianya Warga Usai Menjalani Operasi Katarak

Bakti Sosial Kesehatan Tzu Chi Ke-136: Bahagianya Warga Usai Menjalani Operasi Katarak

13 Februari 2023
Tzu Chi bersama RS Metro Hospitals dan Polres Metro Tangerang Kota mengadakan baksos kesehatan. Baksos ini melayani pasien katarak, pterygium, bibir sumbing, hernia, bedah minor, dan khitan.
Dengan keyakinan, keuletan, dan keberanian, tidak ada yang tidak berhasil dilakukan di dunia ini.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -