Bakti Sosial Pengobatan Umum dan Gigi
Jurnalis : Willy, Fotografer : WillyTim Medis Tzu Chi menggunakan waktu konsultasi dalam Bakti Sosial Pengobatan Umum dan Gigi untuk menyosialisasikan gaya hidup sehat kepada para pasien.
Mastuah tertatih-tatih ketika menyusuri tenda-tenda yang berdiri di lapangan sepakbola depan Kodim Cilegon, pada Rabu, 23 September 2015. Hari itu matahari terik, tapi dia tak menghiraukan panas rumput yang mendera kakinya yang tak memakai alas itu. Berkat alat bantu jalan yang dia kepit erat di tangan kanannya, dia masih dapat melawan penyakit stroke yang mulai menggerogotinya setahun belakangan ini.
Hari itu, Mastuah datang ke Bakti Sosial Pengobatan Umum dan Gigi Tentara Nasional Indonesia (TNI) bekerja sama dengan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. Mastuah hanya salah satu dari 1.397 pasien yang berhasil diobati dalam baksos yang ditujukan untuk memperingati hari jadi TNI yang ke-70.
Pada kami, Mastuah berkisah tentang stroke yang menyerangnya setahun lalu. Awalnya Mastuah hanya merasa masuk angin. “Lalu, saya minta anak saya kerokin,” kenangnya. Tapi, bukannya sehat, wanita yang usianya sudah mencapai kepala empat itu malah tidak dapat bangkit dari tempat tidurnya. Dia lalu dibawa ke rumah sakit. “Sama dokter dibilang stroke,” cerita Lampung Masran, suami Mastuah yang turut menemani istrinya ke baksos ini.
“Beberapa kali juga dibawa ke tabib-tabib, (pengobatan) alternatif gitu,” cerita Lampung.
Mastuah dan Lampung bersyukur dengan diadakannya baksos ini. “Tadi pesan dokternya agar ke rutin periksa ke Puskesmas, biar (bisa) sembuh,” tambah Mastuah.
Tak menunggu lama, Halimi menjalani pemeriksaan tensi yang dilakukan oleh dokter. “Nafas sesak, kaki sakit, dan perut juga tidak enak,” keluh pria yang tinggal di Mancak tersebut kepada dokter yang memeriksanya. Setelah melakukan pemeriksaan, dokter pun kemudian memberikan obat kepada Halimi.
Kado untuk Warga Cilegon
Menurut Aster Panglima TNI, Mayjen Wiyarto, baksos ini begitu bermakna bagi masyarakat yang sulit mengakses fasilitas kesehatan. “Sekarang ini, saudara-saudara kita ini lebih banyak menahan sakit dari pada berobat. Karena ketidakmampuannya untuk menjangkau, untuk transportasinya yang jauh, dan sebagainya,” ujar Mayjen Wiyarto.
Halimi mengeluhkan sesak nafas dan kakinya yang sakit. Dokter TIMA mendatanginya karena Halimi sulit untuk berjalan.
Senada dengan itu, Dr. Tonny Christianto dari TIMA Indonesia menuturkan bahwa baksos ini merupakan perwujudan dari program Misi Kesehatan Tzu Chi. Misi ini berpangkal pada saat Master Cheng Yen menyadari fenomena “miskin karena sakit”. “Mereka yang sakit tidak bisa mencari nafkah,” tambah Dr. Tonny. Lebih lanjut, dokter yang dikenal murah senyum tersebut berharap baksos kesehatan ini tidak hanya memberi manfaat bagi para pasien, tetapi juga berkah bagi para relawan yang terlibat.
Aster Panglima TNI, Mayjen Wiyarto (kiri) bersama Dr. Tonny Christianto dari TIMA (kemeja putih) dan Koordinator Baksos Tzu Chi Dr. Ruth (kaus biru) saat meninjau stan produk Jing Si dan media cetak Tzu Chi. Wiyarto menegaskan bahwa baksos ini diperlukan oleh warga sekitar karena minimnya akses warga ke fasilitas kesehatan.