Bakti Tzu Chi untuk Opa dan Oma

Jurnalis : Rangga Setiadi (Tzu Chi Bandung), Fotografer : Rangga Setiadi (Tzu Chi Bandung)
 
 

fotoPijatan lembut dan kehangatan para relawan Tzu Chi memberikan ketenangan untuk seluruh penghuni panti.

Berbuat bakti dengan memberikan kehangatan batin kembali ditebarkan insan Tzu Chi dalam mengisi hari-harinya. Para relawan Tzu Chi Bandung melakukan kunjungan kasih ke Panti Wreda Karitas pada hari Sabtu, 6 November 2010. Panti yang dihuni oleh 31 oma dan 10 opa ini bertempat di Jl. Ibu Sangki No. 35, RT 01/RW 13, Kel. Cibeber, Kec. Cimahi Selatan, Kota Cimahi.

Pukul 09.30 WIB merupakan awal dari kegiatan ini. Dengan membentuk barisan para relawan memasuki ruangan panti yang disambut dengan sapaan selamat datang dari opa dan oma. Adapun relawan yang mengikuti kunjungan ini terdiri dari 17 relawan biru putih, 6 Tzu Ching, dan 5 relawan baru. Para insan Tzu Chi yang tua dan muda saling bahu membahu memberikan pelayanan kepada para opa dan oma.

Persembahan lagu isyarat tangan “Satu Keluarga” dan “Sebuah Dunia yang Bersih” mengawali aktivitas kegiatan di panti ini. Dengan pasif para opa dan oma mampu memperagakan gerakan lagu ini. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan bernyanyi bersama. Beberapa  opa dan oma turut mengambil andil dalam kegiatan yang satu ini. Dengan didampingi para relawan, mereka tidak merasa canggung dan begitu percaya diri dalam mengalunkan nada-nada suaranya. Selain itu, pelayanan lainnya yang diberikan pada hari itu adalah memijat, mencukur, menggunting kuku, membagikan makanan, bulletin Tzu Chi, dan selimut.

Kunjungan kasih ini telah membuat kenyamanan hati bagi opa dan oma. Salah satunya adalah opa Yusuf(68). Opa yang berasal dari Jakarta ini tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya setelah mendapatkan kunjungan dari Tzu Chi. “Saya senang dan juga banyak membantu. Dalam hal ini juga saya memperhatikan kelompok dari Buddha Tzu Chi ini banyak membantu kepada opa oma di sini,” ungkapnya. Selain itu, menurutnya bahwa lagu isyarat tangan telah menyentuh perasaan batinnya. “Saya lihat lagu-lagu yang dibawakannya juga cukup menarik dan juga mengena dalam hati (lagu isyarat tangan “Satu Keluarga” dan “Sebuah Dunia yang Bersih”-Red),” katanya.

Bersamaan dengan itu, tersentuhnya perasaan batin Opa Yusuf juga dirasakan dalam segi pelayanan yang diberikan oleh Tzu Chi. “Menarik dan juga bagaimana pelayanan bukan hanya masalah kunjungan, tapi juga menghibur. Saya lihat dalam keramah-tamahan, itu yang mengena di hati saya, pelayanannya,” ungkapnya.

foto  foto

Keterangan :

  • Relawan Tzu Chi Bandung, Lie Ye Sioe (kanan) bersama Tzu Ching menghibur oma dengan bernyanyi bersama. (kiri)
  • Tzu Ching dan relawan baru menghibur opa oma dengan berjoget bersama. (kanan)

Aksi Tzu Ching untuk Opa dan Oma
Pelayanan yang berbeda diberikan oleh Tzu Ching pada hari itu. Muda-mudi Tzu Chi ini menyuguhkan beberapa tarian yang salah satunya adalah tarian Jaipong. Tanpa rasa canggung para Tzu Ching mengajak para opa dan oma untuk bernyanyi bersama yang diiringi dengan tarian khas Jawa Barat ini. Kontan saja suasana panti berubah menjadi meriah. Mereka semua larut dalam suasana kekeluargaan yang penuh dengan kebahagiaan.

Bentuk pelayanan dari Tzu Ching dengan menyajikan hiburan merupakan sebuah wujud untuk membahagiakan hati para opa dan oma dipanti ini. Hal tersebut disampaikan Marcelina, salah satu relawan muda yang mengikuti kegiatan ini. “Kita ingin menghibur opa oma, karena memang kebetulan kan mereka mungkin ditelantarin sama anaknya sendiri. Jadi kita disini untuk membahagiakan mereka, walaupun kita ga bisa memberikan materi tapi kita bisa memberikan kehangatan dan kebersamaan kita buat mereka,” katanya. Bagi Marcelina, kunjungan ini telah menghadirkan kesan yang berarti dalam hidupnya. “Bener-bener luar biasa buat saya, karena saya melihatnya mereka seperti opa oma saya sendiri juga. Kebetulan juga opa saya juga sudah ga ada, jadi saya melihat mereka, saya mengingat kembali opa saya. Kok mereka sebagai orang yang sudah membesarkan kita, udah melahirkan kita, mereka di telantarin di tempat yang jauh dari keluarga mereka sendiri. Jadi ini bener-bener pengalaman yang luar biasa berbagi dengan mereka,” ungkapnya. Disamping itu kunjungan ini merupakan pelajaran hidup untuk terus berbakti kepada orang tua. “Mudah-mudahan kita jangan menjadi anak yang menelantarkan mereka. Istilahnya kita mengajak bareng-bareng temen-temen yang lain, jadi kalo misalnya ada opa oma walaupun udah cacat, atau istilahnya udah tua, jadi kita jangan menelantarkan mereka ke tempat yang jauh dari kita, jadi biar mereka itu tetap merasakan kehangatan dari kita sebagai anak maupun sebagai cucu mereka,” tambahnya.

foto  foto

Keterangan :

  • Relawan Tzu Chi Bandung, Chen Zou Leung menemani seorang oma membaca Buletin Tzu Chi. (kiri)
  • Layaknya orang tua sendiri para Tzu Ching Bandung memberikan perhatian dengan penuh cinta kasih. (kanan)

Doa yang Universal           
Kunjungan kasih ini berakhir pada pukul 12.00, yang ditutup dengan pembacaan doa bersama dan meyanyikan lagu Sayonara. Suasana yang khusuk menyelimuti suasana panti pada acara pembacaan doa yang dipimpin oleh salah satu oma. Sebuah doa yang mengharapkan agar para insan Tzu Chi selalu diberikan kesehatan dan kebahagiaan karena selalu menebarkan cinta kasihnya secara universal. Disamping itu, dengan tanpa membedakan satu agama mereka semua saling mendoakan agar terciptanya dunia yang penuh kedamaian, dan juga berdoa untuk keselamatan  Indonesia yang akhir-akhir ini sedang dilanda bencana.

  
 

Artikel Terkait

Pemprov Sumatera Utara Terima APD dari Tzu Chi

Pemprov Sumatera Utara Terima APD dari Tzu Chi

16 April 2020

Mendukung penanggulangan Covid-19 di Sumatera Utara, Rabu, 15 April 2020, Tzu Chi Medan memberikan bantuan Alat Pelindung Diri (APD) ke Kantor Gubernur Sumatera Utara yang diterima langsung oleh Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi bersama Wakil Gubernur Musa Rajekshah.

Tak Lagi Takut Memeriksakan Gigi

Tak Lagi Takut Memeriksakan Gigi

18 Juni 2015
Masuri menjelaskan jika di Pulau Kelapa, kesadaran anak-anak untuk menyikat gigi sangat minim. Selain itu, fasilitas kesehatan seperti puskesmas menjadi momok menakutkan bagi anak-anak.
Suara Kasih: Bersumbangsih Tanpa Menyerah

Suara Kasih: Bersumbangsih Tanpa Menyerah

02 Mei 2012 Buddha berkata bahwa pada Era Kemunduran Dharma atau Kalpa Kerusakan, yaitu pada masa kita sekarang ini, batin manusia akan berubah dan mengalami kemerosotan moralitas. Akibatnya, manusia akan saling bertikai dan anak muda akan membangkang terhadap orang tuanya.
Meski sebutir tetesan air nampak tidak berarti, lambat laun akan memenuhi tempat penampungan besar.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -