Bakti untuk Mama
Jurnalis : Hadi Pranoto, Fotografer : Hadi PranotoPara peserta Acara Berbakti tak kuasa menahan tangis saat kembali mengingat jasa orang tua mereka. Acara ini diadakan pada Minggu, 16 Mei 2010 di Kelapa Gading Sport Club dan diikuti oleh sekitar 350 peserta. |
| ||
Sambil mencuci kaki Mama, sesekali air matanya kembali menetes deras. “Jujur, kalau mencuci kaki Mama ini baru pertama kali saya lakukan,” kata Sharon haru. Sebelum acara mencuci kaki yang menjadi puncak acara kegiatan, sebelumnya Sharon (anggota Tzu Ching), relawan Tzu Chi, dan juga anak-anak anggota Istana Dongeng Ceria (IDC) juga menyuguhkan hidangan teh dan kue kepada orang tua mereka. “Kalau untuk menyediakan teh dan makanan ini sudah sering saya lakukan di rumah, tapi karena dilakukan di tempat yang ramai dan berbarengan, tetap saja ini membuat saya terharu,” terang Sharon yang menyamakan Mamanya dengan sosok pahlawan wanita super: “Wonder Woman”. “Setiap hari Mama bangun pagi, aku ke kampus Mama bikinin sarapan. Sejak kecil Mama selalu mengurus dan mendampingi aku, menyiapkan makanan sebelum berangkat sekolah, pokoknya Mama selalu ada untuk aku. Kalau aku ada susah, Mama selalu mendampingi aku,” ungkapnya.
Ket : - Linda, tak kuasa menahan tangis saat putrinya, Sharon mencuci kakinya. Bagi Sharon, Mamanya adalah "wanita super" yang selalu memberikan perhatian dan kasih sayang untuknya. (kiri) Pentingnya Berbakti Kepada Orang Tua Melihat banyaknya peserta dan orang tua yang menangis karena terharu, Vivi mengatakan, “Saya merasa bahagia, berarti kita semua banyak memiliki rasa kasih. Kasih itu sesuatu yang mudah dikatakan tapi sulit dilakukan.” Karena itulah Vivi menganggap bahwa acara-acara seperti ini sangat perlu dilakukan, di mana kegiatan semacam ini bisa me-refresh batin para relawan. “Harapannya (dengan kegiatan ini) kita jadi bisa lebih mencintai, menghormati, dan berbakti kepada orang tua kita,” kata Vivi.
Ket : - Melalui pengalaman pribadinya, Ji Shou mengajak semua peserta yang hadir untuk tidak menyia-nyiakan waktu dan hidupnya untuk berbakti kepada kedua orang tua. “Jangan sampai kita menyesal karena tidak sempat berbakti,” tegasnya.(kiri) Life Too Short Melalui pengalamannya ini, Ji Shou mengajak semua peserta yang hadir untuk tidak menyia-nyiakan waktu dan hidupnya untuk berbakti kepada kedua orang tua. “Jangan sampai kita menyesal karena tidak sempat berbakti,” tegasnya. Menurut Ji Shou, wujud berbakti kepada orang tua kita tidaklah harus dengan materi atau kesenangan duniawi, tapi juga bisa melalui perhatian dan kesediaan kita untuk mendengarkan mereka. “Karena yang diinginkan orang tua sebenarnya adalah bahwa anaknya dalam kondisi baik dan sehat. Orang tua selalu mengkhawatirkan kondisi anak mereka, meskipun anaknya telah dewasa. Karena itu, dengan menelepon atau berbicara dengan mereka sebenarnya sudah memberikan kebahagiaan dan ketenangan bagi mereka,” jelas Ji Shou. Berbakti kepada orang tua juga bisa menjadi cara kita berterima kasih dan bersyukur atas apa yang sudah kita capai dan peroleh di dunia ini. “Rasa syukur berawal dari cara kita berbakti kepada orang tua kita,” kata Ji Shou. | |||
Artikel Terkait
Tak Kenal Maka Tak Sayang
31 Oktober 2019Tamu yang sedikit berbeda pada Kelas Budi Pekerti ini bertujuan agar anak-anak bisa langsung bersentuhan dengan dunia hewan dan berbagi kasih dengan mereka tanpa kecuali. Tentunya selain untuk lebih menyayangi hewan, mereka juga bisa berlatih kewaspadaan dan kehati-hatian saat berhadapan dengan reptil.
Mewujudkan Bumi yang lestari
30 November 2023Relawan Tzu Chi Medan mengikuti pendalaman Misi Pelestarian Lingkungan dengan He xin Jakarta secara online. Ada 238 orangmengikuti pelatihan ini.