Bangga Jika Pasien Nyaman
Jurnalis : Anand Yahya, Juniwati Huang (He Qi Utara), Fotografer : Anand Yahya Direktur RSKB Cinta Kasih Tzu Chi, dr Kurniawan dalam kesempatan ini mengajak istrinya untuk ikut bermain games bersama para relawan pendamping, dan tim medis RSKB Cinta Kasih. | Baju biru ............ celana putih Penggalan lagu di atas yang khusus diciptakan untuk para relawan pemerhati RSKB dan dinyanyikan dengan seksama, memberi semangat para relawan untuk terus melatih diri agar mendapatkan kebijaksanaan. |
Berawal dari kecemasan para suster dan dokter yang bertugas di RSKB (Rumah Sakit Khusus Bedah) Cinta Kasih akan keberadaan relawan pendamping pasien di rumah sakit ini, akhirnya diadakan gathering antara relawan pemerhati pasien dengan para dokter dan suster di rumah relawan Tzu Chi, Meny Thalib di Perumahan Mediterania Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta Utara pada Minggu, 31 Mei 2009. Selain bisa berbagi pengalaman, acara ini juga mempererat kekeluargaan di antara suster, dokter, dan relawan pemerhati RSKB Cinta Kasih. Hok Lay sebagai koordinator relawan pemerhati RSKB memandu acara dengan gaya khasnya yang jenaka dan lugas. Pertemuan diwarnai dengan bahasa isyarat tangan yang dibawakan oleh para relawan pemerhati dan juga para suster. Sharing beberapa relawan pemerhati, suster dan dokter menjadi inti gathering tersebut. Menurut suster Bernard, Kepala Perawat RSKB Cinta Kasih, mana mungkin Shijie (panggilan relawan wanita Tzu Chi –red) ini mau mengelap meja, menggantikan sprei pasien, ataupun memandikan pasien. Tetapi, karena relawannya sangat aktif meminta pekerjaan ke para perawat tanpa rasa sungkan dan selalu tersenyum, akhirnya para perawat tidak sungkan lagi memberikan tugas kepada relawan pemerhati yang bertugas. Bahkan, sampai ada dokter yang turut membantu memandikan pasien. ”Itu sangat aneh untuk saya. Saya rasa cuma rumah sakit (RSKB) ini yang ada dokternya ikut memandikan pasien, di rumah sakit lain belum saya belum pernah dengar,” ungkap suster Bernard. Dalam kesempatan itu, Bernard juga menekankan kepada relawan Tzu Chi yang baru bertugas sebagai relawan pemerhati di RSKB, “Saya sarankan untuk ikuti saja instruksi dari suster Winarni atau kepala timnya yang bisa membimbing apa saja yang bisa dikerjakan, lalu proteksi-proteksi apa saja yang dapat dilakukan para relawan.“ Ket : - Lalan Shijie memberikan sharing yang ternyata semua pengalaman yang ia dapatkan saat mendampingi Sharing Sebagai Pembelajaran Lebih lanjut Lalan menceritakan sukanya saat merawat pasien yang bernama Ibu Erna. Sebelumnya Ibu Erna ini sangat susah untuk makan, “Setelah saya bujuk-bujuk, nasinya bisa habis juga sambil saya ajak ngobrol,” ungkapnya. Di RSKB Cinta Kasih ini memang banyak pasien yang dirawat karena penyakit diabetes dan rata-rata sudah parah. Menurut Hok Lay, relawan Tzu Chi, dokter dan juga perawat di RSKB Cinta Kasih memang paling handal dalam merawat pasien-pasien diabetes yang sudah sangat parah. “Soalnya mungkin rumah sakit lain sudah gak mau terima, karena penyakitnya sudah sangat parah,” celetuk Lalan Shijie yang disambut tepuk tangan dan tawa para peserta gathering. Ket : - Relawan pemerhati termuda di RSKB Rossi (13) sedang mengisi daftar hadir saat memasuki rumah Meny “Kalau pagi hari kerjaan kita memang lumayan sibuk, mulai dari gantiin perban, mandiin pasien, trus kasih makan pasien juga. Pokoknya kalo pagi itu pasti ada kerjaannya deh. “Tapi saya seneng-seneng aja sih, malah lama bener ya hari Rabu,” ungkapnya menunggu-nunggu jadwal piketnya di RSKB Cinta Kasih. Hok Lay juga memberikan pengalamannya saat baru pertama kali menjadi relawan pendamping di RSKB, apalagi saat mendampingi pasien diabetes. “Memang banyak sekali pengalaman yang dialami, apalagi saat nanganin pasien diabetes mellitus yang sudah sangat parah, aduh itu baunya gak kebayang deh. Makanya saya kagum sekali dengan suster Bernard yang bisa melakukannya,” ungkap Hok Lay. Lebih lanjut Hok Lai melanjutkan, “Lama-kelamaan saya mulai bisa melakukannya,” ungkap Hok Lay. Jalan untuk bersumbangsih terbuka saat Rossi Shijie mengenal relawan pemerhati selama neneknya menjadi pasien di RSKB Cinta Kasih sehingga terinspirasi menjadi relawan. ”Saya dari dulu memang pengen (bersumbangsih).” Di usianya yang ke-13, Rossi menganggap bahwa waktunya menjadi relawan lebih berguna dibandingkan jika hanya digunakan untuk berjalan-jalan di mal ataupun bergosip. ”Generasi muda banyak yang keluyuran, ke mal, kemana, itu tidak penting. Sejak muda harus ditunjukkan (kepedulian), yang penting apa yang dari hati,” ungkap Rossi menegaskan pilihannya. Walaupun bergabungnya Rossi mengarahkan pergaulannya dengan para ibu-ibu yang usianya jauh lebih tua, Rossi tidak merasakan hal itu menjadi hambatan, ”Enakan main (bergaul) sama yang tua-tua,” ujarnya polos. Mau Dikasih Tip (Uang) Rasa bangga Asien apabila para pasien yang dirawat di RSKB merasa nyaman saat tinggal di RSKB itu menjadi suatu kebanggaan tersendiri bagi dirinya. Rasa bangga juga didapatkan oleh suster Winarni yang sering bersama relawan pendamping mendampingi pasien. “Tadinya saya sampe bingung ini Shixiong-Shijienya kok dari pagi sampai sore menemani pasien itu selalu tersenyum aja sama pasien, ngobrol. Kalo saya kalau sudah siang menjelang sore pasti berubah (cemberut -red), tapi kalo Shixiong-Shijienya itu kok dari datang ke RSKB sampe pulang itu mukanya senyum terus, dan tulus ikhlas mendampingi pasien, itu keliatan dari wajahnya,” ungkap suster Winarni bangga. Ket : - Sebelum acara dimulai, terlebih dahulu para peserta memberi penghormatan kepada Master Cheng Yen. Kenangan Terindah Bagi pasien Mencoba memposisikan diri sebagai seorang pasien dan memotivasi para relawan pemerhati untuk bekerja, Posan berpendapat, ”Apa yang shixiong shijie lakukan di rumah sakit, pasti akan diingat oleh pasien-pasiennya.” Seperti yang dirasakan sendiri oleh Posan, kenangan akan perhatian warga dan tim medis yang menolongnya akan senantiasa terukir di dalam hatinya. Gema cinta kasih tidak akan pernah luntur dalam hati seseorang. | |
Artikel Terkait
Paket Peralatan Mandi untuk Anak-anak di Panti dan Pondok Pesantren
30 Mei 2022Masih dalam rangkaian kegiatan memperingati Hari Raya Tri Suci Waisak, Tzu Chi Biak membagikan paket peralatan mandi ke beberapa panti asuhan dan pondok pesantren di Kota Biak.
Bertambahnya Satu Titik Pelestarian Lingkungan
24 April 2019Satu lagi titik pemilahan barang daur ulang bertambah. Berada di Taman Palem Lestari, Jakarta Barat, tempat para relawan memilah barang daur ulang ini diresmikan penggunaanya pada Minggu, 21 April 2019.
Ladang Berkah di Tanah Rencong
23 Februari 2015Pada tanggal 23 Januari 2015, Yayasan Buddha Tzu Chi Aceh mengadakan Acara Pemberkahan Akhir Tahun 2014 yang dilaksanakan di Hotel Medan. Acara yang dihadiri oleh 160 hadirin yang terdiri dari relawan, donatur, dan gan en hu (sebutan bagi penerima bantuan Tzu Chi) ini mengangkat tema Ketulusan Jalinan Kasih Sayang Antar Sesama Membawa Kebaikan Bagi Dunia serta Pendidikan Moral dan Kesadaran Lingkungan Menciptakan Masyarakat Penuh Berkah.