Ketua Tzu Chi Sumatera Utara Mujianto didampingi Pangdam I/BB Mayjen TNI Hassanudin melakukan pengguntingan pita peresmian jembatan Cinta Kasih di Desa Simanosor Tapanuli Tengah.
Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Sumatera Utara, Mujianto bersama Pangdam I/BB, Mayjen TNI Hassanudin, S.I.P., M.M, meresmikan sebuah jembatan di Desa Simanosor, Tapanuli Tengah, Rabu 8 Desember 2021. Peresmian ditandai dengan pemotongan pita dan menelusuri jembatan, serta disaksikan secara langsung oleh masyarakat setempat.
Peresmian juga dihadiri Danrem 023, KS Kol Inf Febriel Buyung Sikumbang, Dandim 0211/TT Lekol Czi Mangatas Pandapotan Sibuea, Danlanal Sibolga, Dansatradar 234/ Sibolga. Hadir juga Kapolres Tapteng AKBP Jimmy Christian Samma, perwakilan dari Kajari Sibolga dan Ketua PN Sibolga, rombongan Kodam I/BB, pimpinan OPD Tapteng, dan tokoh masyarakat.
Mujianto berpesan kepada warga supaya menjaga jembatan ini agar dapat dipakai hingga anak-cucu.
Jembatan sepanjang 36 x 1,63 meter ini diberi nama Jembatan Cinta Kasih Simanosor. Peresmian jembatan disertai dengan pemberian langsung 350 paket beras cinta kasih kepada masyarakat.
“Ini adalah kerjasama bersama masyarakat, bersama prajurit TNI, bersama Polri, dan seluruh komponen karena mereka merasakan (jembatan) ini sangat dibutuhkan. Sehingga kami mendukung kegiatan ini secara bersama-sama. Kegiatan kemanusiaan yang dilaksanakan bersama Tzu Chi, saya rasa tidak hanya sampai di sini saja, kegiatan ini akan berlanjut akan kita lanjutkan sesuai kebutuhan,” ujar Mayjen TNI Hassanudin, S.I.P., M.M, Panglima Kodam I/BB.
Tzu Chi juga membantu pembangunan masjid di Desa Simanosor.
Kehadiran jembatan sepanjang 36 meter ini merupakan impian warga sejak lama. Yang mana warga berharap dapat mengambil hasil tani di seberang sungai tanpa harus melawan arus sungai. Warga yang mayoritas merupakan petani padi, cokelat, dan karet selama ini harus menerobos arus sungai lumut untuk mencari nafkah. Ketika musim penghujan, kedalaman sungai lumut bisa mencapai 4 meter, sehingga hanya dapat dilalui ketika sungai surut. Sebelumnya sungai lumut pernah memakan korban jiwa. Sejak itu warga hanya akan melewati sungai ini jika ketinggian air dibawah lutut orang dewasa.
Seorang personel TNI, Alex Dadang, Dandim yang bertugas saat itu mendengar keinginan warga untuk dibangun jembatan. Kemudian Alex bersama prajurit TNI lainnya di Kodim 0211/TT memohon bantuan kepada Yayasan Buddha Tzu Chi. Jembatan Simanosor pun berhasil dibangun oleh Yayasan Buddha Tzu Chi bersama para donator, selama 1,5 bulan.
MCK bantuan Tzu Chi Medan yang dibangun di Desa Simanosor.
Mujianto, Ketua Tzu Chi Sumatera Utara menyampaikan, Desa Simanosor sangat layak dibantu. Ia turut prihatin atas kondisi warga selama ini yang menyeberang sungai. Mujianto berpesan kepada warga untuk dapat menjaga jembatan ini agar dapat dipakai hingga anak-cucu.
Perwakilan PT Indako, salah satu donatur pembangunan jembatan turut hadir dalam peresmian Jembatan Cinta Kasih di Desa Simanosor ini. Leo Wijaya, Wakil Direktur Utama PT Indako mengungkapkan kepercayaannya menyumbang kepada masyarakat melalui Yayasan Buddha Tzu Chi.
“Atas kerjasama dengan Yayasan Buddha Tzu Chi Medan, jadi kami sangat yakin bahwasannya seleksi atau pilihan dari tim Yayasan Buddha Tzu Chi adalah hal yang tepat untuk di-support, jadi untuk itu kami ikut di dalam mensponsori pembangunan jembatan ini,” tutur Leo Wijaya.
Jembatan Cinta Kasih Manduamas Lama
Warga Desa Simanosor bergotong royong mengangkat besi penyangga pembangunan jembatan Cinta Kasih.
Di waktu yang berdekatan, tepatnya Kamis 9 Desember 2021, Yayasan Buddha Tzu Chi Sumatera Utara bersama prajurit TNI, juga meresmikan jembatan cinta kasih lainnya di Desa Manduamas Lama, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara. Ketua Tzu Chi Sumatera Utara, Mujianto melakukan seremonial dengan menggunting pita bersama Dandim 01 Barus, Kapten Inf. Maradiun Parapat. Peresmian ini dihadiri oleh personel TNI serta seluruh masyarakat Manduamas Lama.
Masyarakat yang antusias dengan hadirnya Jembatan Cinta Kasih, menyambut relawan Tzu Chi dan prajurit TNI dengan mengalungkan bunga dan ulos. Peresmian juga dirayakan lewat tarian adat Batak, Tari Tor Tor. Lewat momen ini, Tzu Chi juga menyerahkan 500 beras cinta kasih kepada masyarakat Manudamas Lama.
Aksi Kaum Ibu Manduamas Lama Saat Pembangunan Jembatan
Mujianto didampingi Dandim 01 Barus, Kapten Inf. Maradiun Parapat melakukan pengguntingan pita peresmian jembatan Manduamas Lama Tapanuli tengah.
Diketahui bahwa sungai Manduamas Lama memiliki ketinggian hingga 5 meter. Warga hanya berani menyeberangi sungai ketika air sedang surut. Jembatan ini merupakan hasil dari permohonan warga melalui prajurit TNI kepada Yayasan Buddha Tzu Chi. Kini jembatan seluas 55 x 1,63 meter ini menjadi satu-satunya sarana warga untuk mengambil hasil panen padi dan perkebunan sawit.
Uniknya seluruh warga dari berbagai kalangan usia, seperti anak-anak maupun kaum ibu di desa ini ikut bergotong royong dengan prajurit TNI saat pembangunan jembatan. Termasuk ketika mengangkat bebatuan sungai yang cukup besar.
“Begitu banyak ibu yang membantu. Ada satu cerita, semua ibu-ibu di sini luar biasa karena saat kita survei pengerjaan, rata-rata semua ibu rumah tangga di sini membantu. Saya tersentuh pada seorang ibu yang pada saat itu hamil 8 bulan, anak yang kelima. Saat itu saya berpikir (heran), mengapa ibu ini sedang hamil namun masih mau ikut gotong-royong?” tutur Mujianto.
Jembatan cinta kasih yang dibangun yayasan Buddha Tzu Chi di desa Manduamas Lama Tapanuli tengah.
“Sebetulnya kita (relawan) dari kemarin tidak ada apa-apanya, ternyata ibu ini lebih luar biasa daripada kita, dan semua orang bergotong-royongnya setiap hari tanpa memedulikan panas atau hujan. Inilah yang luar biasa ibu-ibu yang ada di sini makanya saya terkagum kali dan harus ke sini,” tambahnya.
Sementara itu Ester Nurhayati Gajah, kaum ibu dari Manduamas Lama menyampaikan syukurnya. Berkat adanya jembatan mereka tidak perlu lagi takut menyeberang sungai.
Pangdam I/BB, Mayjen TNI Hassanudin, S.I.P., M.M. menandatangani Prasasti Jembatan Simanosor dan Manduamas Tapanuli tengah.
“Setelah ada jembatan memang kami sungguh terbantu, kami (mau) kerjasama dari anak-anak sampai kakek-kakek karena kami senang. Kami sangat bersyukur karena sudah bisa melintasi air, jika nanti datang hujan dan sungainya penuh air, kami tidak ketakutan, tidak ada kendala lagi sekarang, jadi kami sungguh sangat bersyukur.”
Hadirnya dua Jembatan Cinta Kasih Manduamas Lama maupun Simanosor menjadi akses utama yang dapat mendukung perekonomian warga. Hal ini diharapkan dapat mendorong pembangunan dan kemajuan desa-desa terpencil.
Editor: Khusnul Khotimah