Bangunan Lintas Agama
Jurnalis : Himawan Susanto, Fotografer : Himawan SusantoPara siswa SMPN 23 Jakarta membantu kerja para tukang bangunan dengan merapikan puing-puing bangunan sebagai dasar dari halaman depan Mushola Nurul Jannah di lingkungan sekolah mereka. |
| |
Saat diperhatikan, gedung SMPN 23 ini terdiri dari tiga bangunan utama berlantai dua dengan bentuknya yang mirip dengan huruf N jika dilihat dari depan. Saat kami datang, keriuhan dan juga ketenangan tampak mewarnai kegiatan belajar mengajar hari itu. Di halaman depan, puluhan siswa-siswi pun tampak sedang melakukan kegiatan olah raga. Tak lama, kami pun bertemu dengan para relawan Tzu Chi yang sedang melakukan pembangunan Mushola Nurul Jannah. Pembangunan Sempat Terhenti Dana swadaya yang besarannya Rp 500,- hingga Rp 1.000,- per anak ini sebenarnya telah dikumpulkan sejak setahun lalu oleh para siswa dan guru dari berbagai agama melalui program Gerakan Pengumpulan Uang Jajan (GPUJ). Dana yang diberikan pun sukarela dan tidak ada paksaan sedikit pun. “Bahkan para siswa-siswi dan guru dari non Muslim pun sukarela membantu pembangunan ini,” tutur Ahmad Rifai. “Berkat dana GPUJ ini bentuk mushola mulai terlihat, walau belum sampai taraf finishing,” ujar Ahmad Rifai. Tujuan pembangunan mushola di sekolah ini tak lain agar para siswa dan siswi dapat melaksanakan ibadah sehari-hari dan pelaksanaan hari besar agama Islam pun dapat dilangsungkan. “Selain menjadi pembinaan lingkungan anak, mushola ini juga dapat menjadi pembinaan lingkungan sekitar,” tambahnya.
Ket : -Pembangunan mushola yang sempat terhenti tiga bulan lamanya, kini telah berjalan kembali, dan wujudnya pun makin kentara, apalagi saat para tukang ini memperindah mushola dengan memberi cat warna hijau di dinding-dindingnya. (kiri) Saat ini, di saat bulan Ramadhan, lantai dasar mushola yang pembangunannya telah selesai sudah dipergunakan untuk melaksanakan shalat tarawih bersama-sama warga sekitar. “Dari awal Ramadhan, setiap tarawih musholanya selalu penuh,” jelasnya. Siswa dan Siswi pun Membantu Selesai dengan perataan tanah di halaman mushola, Sudarna lantas memanggil para siswi. Ia meminta mereka menyapu lantai dalam mushola agar bersih dari kotoran. Dengan sigap para siswi ini memegang sapu dan bergegas membersihkan lantai mushola. Kedelapan siswi ini pun kemudian menyapu lantai mushola dari ruangan paling depan hingga ke pintu keluar. Mushola itu kini makin terlihat lebih indah dan nyaman. Ahmad Rifai menuturkan, “Para siswa dan siswi di sekolah ini juga membantu kerja para tukang pembangunan mushola.” Membawakan bata, pasir, dan barang-barang lain, itulah yang dilakukan para siswa dan siswi ini. “Tentu dengan tidak mengganggu aktivitas belajar mereka di kelas,” paparnya lebih lanjut.
Ket : - Memanfaatkan sebidang tanah di belakang gedung sekolah, Mushola Nurul Janah dibangun setahun yang lalu. Namun karena keterbatasan dana, pembangunan pun sempat terhenti tiga bulan lamanya. (kiri) Jodoh itu Datang dari Pademangan Barat Setelah tiga kali survei dari dua instansi yang berbeda sebelum Tzu Chi, pembangunan pun dapat dilaksanakan kembali. Usai melalui prosedur survei dan persetujuan, maka di awal bulan Agustus 2009 lalu, pembangunan pun mulai dilaksanakan. Karena proses pembangunan tinggal pada tahap finishing semata, maka Tzu Chi pun cukup melanjutkan saja. Kini bangunan mushola Nurul Jannah pun telah berfungsi sebagaimana mestinya dan dapat dipergunakan untuk melaksanakan ibadah sehari-hari. Sebuah mushola yang menjadi perwujudan nyata lahirnya toleransi dan lintas agama di dalam kehidupan bermasyarakat sehari-hari. | ||
Artikel Terkait
Dua Ribu Tabung Oksigen untuk Bantu Penanganan Covid-19 di India
31 Mei 2021Pengusaha Peduli NKRI serta Kementerian Perindustrian RI menyerahkan 2.000 buah tabung oksigen untuk Pemerintah India guna membantu mengatasi ledakan kasus Covid-19 di sana.