Banjir Bandung: Memasak untuk Warga

Jurnalis : Galvan (Tzu Chi Bandung), Fotografer : Galvan (Tzu Chi Bandung)

Relawan Tzu Chi bersama relawan Palang Merah Indonesia (PMI) saling bahu membahu mengupas bawang-bawangan untuk dijadikan bahan masakan. Nantinya akan diolah menjadi makanan bagi para korban banjir di Desa Bojongsoang.

Banjir yang menggenangi Kabupaten Bandung, Jawa Barat ini memang sempat surut, namun Selasa malam (15/03/2016) air kembali naik beberapa sentimeter di sebagian rumah warga yang dekat dengan hilir Sungai Citarum akibat curah hujan yang tinggi. Hal tersebut sempat membuat warga kembali merasa cemas. ”Iya..., semalam memang turun hujan cukup besar dan sempat naik air (sungai) Citarumnya. Warga yang rumahnya dekat sungai sempat kena imbasnya, tapi untung kecil airnya yang meluap,” ucap Yay Supriadi, warga Desa Bojongsoang, Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung.

Mengetahui hal tersebut, relawan Tzu Chi kembali berinisiatif mengunjungi warga korban banjir di Desa Bojongsoang, Kecamatan Bojongsoang pada Rabu, 16 Maret 2016. Relawan Tzu Chi berkunjung ke Posko Palang Merah Indonesia (PMI) yang berlokasi di Kantor Desa Bojongsoang,  Jl. Bojongsoang  No. 23. Relawan memberikan bahan-bahan makanan dan sayuran kepada dapur umum Palang Merah Indonesia (PMI). Bahan-bahan masakan tersebut akan diolah bersama menjadi makanan bagi para korban banjir, khususnya warga Desa Bojongsoang di RW 01, 02, 03, 04, 09, 10, 11 dan 17.

Relawan Tzu Chi bersama-sama dengan relawan PMI bahu-membahu mengolah bahan makanan yang ada untuk dijadikan hidangan makan malam bagi para pengungsi. Mulai dari memotong tempe dan sayur-sayuran, memasak, sampai dengan membungkus nasi, semua dikerjakan dengan keikhlasan demi untuk meringankan beban warga korban banjir.

Relawan Tzu Chi saling bahu membahu membungkus nasi bagi para korban banjir di Desa Bojongsoang.

Para relawan Tzu Chi menyusuri gang-gang kecil dan sempit untuk berkunjung dan membagikan makanan kepada para korban banjir di Desa Bojongsoang RW 01.

Pukul 16.00 WIB, ketika nasi bungkus telah siap, relawan Tzu Chi kemudian meninjau tempat yang terkena dampak banjir untuk memberikan bantuan. Tempat yang dituju yakni Desa Bojongsoang  (RT 03/ RW01) yang lokasinya dekat dengan dapur umum PMI. Kedatangan relawan Tzu Chi ke lokasi tersebut disambut dengan penuh sukacita oleh masyarakat yang tinggal di sana. "Kita mengucapkan terima kasih kepada yang telah memberikan bantuan. Apa pun bentuknya kita terima dengan senang hati," kata Yay Supriadi (66).

Menurut Yay Supriadi atau yang akrab disapa Yay, air Sungai Citarum meluap secara tiba-tiba. Pada Sabtu sore (12/03) air dari sungai Citarum telah menggenanggi sebagian besar pemukiman warga. Rumahnya pun terendam air sampai dengan satu setengah meter. Hampir semua perabotan rumah terendam air dan lumpur. Para relawan Tzu Chi pun sempat berkunjung dan masuk ke dalam rumah Yay untuk melihat dampak dari bencana banjir yang menimpa rumahnya.

Kondisi rumah Yay Supriadi (66) yang terkena dampak banjir setelah rumahnya terendam air hingga satu setengah meter.

Roselyn N. Tirta, relawan Tzu Chi Bandung memberikan nasi bungkus kepada Yay Supriadi. Makanan ini diharapkan bisa sedikit meringankan beban warga korban banjir.

 “Mudah-mudahan kondisi ini bisa ditangani oleh pemerintah. Menurut saya, salah satu cara untuk menghentikan bencana banjir ini adalah dengan penghentian produksi dan penggunaan kantong kresek (plastik) karena secara logika kantong kresek ini akan mengendap di air atau lumpur. Apalagi kalau masyarakat masih suka buang sampah sembarangan. Bayangkan ribuan kantong kresek mengendap di dalam air. Waktu sungai ini dikeruk aja isinya kantong plastik semua,” terang Yay yang telah tinggal di daerag ini sejak tahun 1980, “dahulu sungai ini juga luas dan dalam, tapi sekarang hanya dua meter, gimana bisa menampung debit air Citarum.”

Apa yang diungkapkan Yay sudah sepatutnya menyadarkan kita akan sebuah pelestarian lingkungan yang tetap terjaga. Dengan mengurangi kantong plastik serta membuang sampah pada tempatnya maka akan mencegah terjadinya musibah banjir. Kita pun bisa turut membantu dengan cara tidak membuang sampah sembarangan ataupun ke sungai.

Dan saat terjadi musibah, kita yang dalam kondisi sehat dan tidak terkena dampak musibah itu sudah seharusnya bisa meringankan beban mereka.  Kepedulian terhadap sesama tak perlu diwujudkan dalam sesuatu yang besar, sebuah nasi bungkus yang dikemas dengan penuh ketulusan lalu diantar langsung kepada para korban banjir ternyata begitu bermanfaat dan dapat membantu meringankan beban mereka di tengah musibah yang mereka alami.


Artikel Terkait

Banjir Bandung: Sigap Membantu

Banjir Bandung: Sigap Membantu

16 Maret 2016
Tim Tanggap Darurat Tzu Chi Bandung memberikan bantuan kepada para korban banjir di Desa Bojongsoang, Kecamatan Bojongsoang dan Kelurahan Andir, Kecamatan Dayeuhkolot. Sehari sebelumnya, Tim Tanggap Darurat Tzu Chi Bandung juga telah memberi bantuan bagi warga di Desa Bojongsoang.
Banjir Bandung: Bergerak Memberi Bantuan

Banjir Bandung: Bergerak Memberi Bantuan

14 Maret 2016

Pada 14 Maret 2016, Tim tanggap darurat Tzu Chi Bandung bergegas menyalurkan bantuan bagi korban banjir di Desa Bojongsoang, Bandung yang melanda pada Sabtu 12 Maret 2016 silam.

Banjir Bandung: Memasak untuk Warga

Banjir Bandung: Memasak untuk Warga

17 Maret 2016
Relawan Tzu Chi berinisiatif untuk kembali ke desa Bojongsoang dan  bersama PMI memberikanbantuan nasi bungkus kepada korban banjir pada hari Rabu, 16 Maret 2016. Relawan Tzu Chi juga turut membantu memasak untuk para korban banjir.
Tiga faktor utama untuk menyehatkan batin adalah: bersikap optimis, penuh pengertian, dan memiliki cinta kasih.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -