Banjir di Awal Tahun yang Berkepanjangan

Jurnalis : Anand Yahya, Fotografer : Anand Yahya
 
foto

Hujan yang turun terus-menerus telah mengakibatkan banjir di Kecamatan Muara Gembong dan Kecamatan Babelan, Bekasi. Tanggal 22 Februari 2008, 10 relawan Tzu Chi melakukan survei ke lokasi dengan menggunakan perahu.

Curah hujan yang terus-menerus sejak bulan Januari 2008 hingga bulan Februari ternyata mempengaruhi volume air yang berada di Kelurahan Pantai Harapan Jaya, Kelurahan Jayasakti, Kecamatan Muara Gembong dan Kelurahan Hurip Jaya di Kecamatan Babelan. Banjir di 3 kelurahan ini sudah terjadi sejak akhir Januari 2008. Ketinggian air masih cukup memprihatinkan antara 30 Cm hingga 1,5 meter.

Banjir ini terjadi karena adanya luapan air sungai Ciherang yang mengalir ke laut. Kedua sisi sungai yang kebanyakan adalah lahan persawahan dan perkampungan penduduk, saat Tzu Chi berkunjung terlihat seperti lautan. Menurut Lurah Pantai Harapan Jaya, Idhrom, “Bencana di Kelurahan Pantai Harapan Jaya ini sudah terjadi sejak 25 hari yang lalu. Jadi sudah dua kali kampung ini terkena musibah banjir, yang pertama pada awal Januari 2008 dan sekarang, sudah dua kali banjir. Sedangkan bantuan yang telah diberikan dari pemerintah daerah berupa beras 18 ton dan mi instan 135 dus, trus dari POLRES Cikarang 800 bungkus paket makanan.

Rumah Idhrom sendiri telah dijadikan posko banjir untuk wilayah Pantai Harapan Jaya. Di rumah tersebut para relawan Tzu Chi berkoordinasi untuk mendapatkan penjelasan musibah banjir ini. Sebanyak 10 orang relawan Tzu Chi yang tergabung dengan relawan Tzu Chi Bekasi, bersama Idhrom berkeliling menggunakan perahu motor tempel untuk mengunjungi rumah-rumah warga yang berada di pedalaman yang terisolir oleh banjir. Pantai Harapan Jaya yang terdiri dari 22 Rukun Tetangga (RT), ada 19 RT yang terkena banjir. Totalnya terdiri dari 1.774 Kepala Keluarga (KK). Warga masih tetap bertahan di rumah masing-masing. Mereka meninggikan bale-bale di rumah mereka untuk menyelamatkan harta benda dan untuk tidur. Selama perjalanan, para relawan Tzu Chi menggunakan 2 buah perahu diantar langsung oleh lurah. Areal persawahan yang luas tergenang banjir hingga tak tampak lagi batang-batang padi.

foto  foto

Ket : - Air telah menggenang hingga 1,5 meter. Lahan persawahan warga kini tampak seperti lautan. Warga daerah
           ini pun terancam kehilangan mata pencaharian mereka. (kiri)
         - Relawan Tzu Chi melakukan koordinasi di depan rumah Lurah Harapan Jaya, Idhrom, yang juga telah
           diubah menjadi posko banjir. (kanan)

Selain musibah banjir, di Kelurahan Pantai Harapan Jaya ini juga terjadi bencana angin puting beliung. Sebanyak 44 rumah terkena puting beliung, 2 rumah hancur total, dan 42 rumah atapnya terbang. Saat ini warga sudah memperbaiki atap-atap rumah warga yang rusak dengan bergotong royong.

Para warga berharap bantuan segera datang. Denas, seorang warga Pantai Harapan Jaya mengungkapkan, “Saat ini kesulitan kami adalah untuk mencari nafkah. Lalu untuk memasak kami juga sulit. Warga pada bikin panggung dan mata pencaharian kami mati akibat banjir ini.” Selain sangat membutuhkan bahan sembako, selimut, dan beras, warga juga sangat mengharapkan bantuan pengobatan. Para warga sudah banyak yang mengeluhkan berbagai penyakit seperti rasa gatal di kulit karena kutu air dan jamur, serta beberapa balita mulai terkena diare. Semua kegiatan lumpuh total dan para warga yang mayoritas petani ini mulai kehilangan mata pencaharian mereka. Lahan persawahan yang telah mereka tanam terancam gagal panen karena terendam banjir.

foto  foto

Ket : - Di tengah kepungan air, warga masih bertahan di rumah masing-masing. Mereka membuat bale-bale untuk
           menyelamatkan harta benda, serta tidur di malam hari. Kondisi ini menyulitkan warga melakukan aktivitas
           rutin mereka. (kiri)
         - Di samping bantuan bahan makanan, warga juga sangat membutuhkan bantuan pengobatan. Beberapa
           warga dan balita mulai mengeluhkan penyakit yang biasa berjangkit pascabanjir. (kanan)

 

Artikel Terkait

Alam Adalah keluargaku

Alam Adalah keluargaku

18 Januari 2011 Memasuki awal tahun  ini, bertempat di Posko Daur Ulang Tzu Chi Muara Karang, pada 9 Januari 2011 para relawan dari He Qi Utara seperti biasa melakukan kegiatan daur ulang sampah. Kegiatan ini dimulai pada pukul 09.00 WIB, namun sebelumnya diadakan kebaktian di lantai 2 posko daur ulang ini.
Harapan akan Kehidupan yang Layak

Harapan akan Kehidupan yang Layak

09 Desember 2011 Berkat bantuan Asri, aktivis sosial yang tinggal di dekat rumah Supenti pada tanggal 27 Mei 2010 kasus Supenti kemudian diajukan ke Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia yang berkantor di Gedung ITC Mangga Dua Lantai 6 Jakarta.
Giat dan Bersatu Hati Menebar Cinta Kasih

Giat dan Bersatu Hati Menebar Cinta Kasih

10 Juni 2015

Tanggal 5 Juni merupakan  hari berdirinya Yayasan Buddha Tzu Chi Tanjung Balai Karimun. Pada tahun 2015 ini Tzu Chi Tanjung Balai Karimun memperingati HUT ke-4 yang dirayakan pada hari Minggu, 7 Juni 2015.  Sebanyak 85 relawan yang terdiri dari relawan komite 6 orang, biru putih 15 orang, abu putih 19 orang, Tzu Shao 24 orang, Xiao Tai Yang 13 orang, dan relawan kembang 8 orang turut merayakan peristiwa bersejarah ini.       

Apa yang kita lakukan hari ini adalah sejarah untuk hari esok.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -