Banjir Jakarta: Baksos Pascabanjir Jakarta

Jurnalis : Noorizkha (He QI Barat), Fotografer : Rudi Darmawan (He Qi Barat)
 
 

foto Mengawali acara relawan Tzu Chi mengajak para peserta baksos untuk melakukan gerakan isyarat tangan “ Satu Keluarga”.

Banjir besar yang melanda Jakarta sejak Rabu, 16 Januari 2013 telah menggerakkan hati banyak orang karena begitu banyak warga yang kebanjiran, mengungsi, kehilangan harta benda bahkan nyawa. Sejak terjadinya bencana ini para relawan Tzu Chi senantiasa ikut bersumbangsih melalui pemberian bantuan bahan makanan, air bersih, selimut, dan juga menyediakan tempat tinggal sementara di Tzu Chi Center, PIK. Meski banjir telah surut, bantuan yang diberikan insan Tzu Chi tidak berhenti begitu saja karena masih banyak yang dibutuhkan warga pasca banjir. Tentunya setiap bencana pasti memberikan dampak dan kerugian baik materil maupun moril sehingga insan Tzu Chi terus berusaha membantu korban. Bantuan yang diberikan kali ini berupa bantuan kesehatan. Bertempat di kantor RW 05 Kelurahan Tegal Alur, Cengkareng.

Banjir yang melanda wilayah ini memang tergolong cukup parah dengan ketinggian mencapai pinggang orang dewasa. Menurut sekretaris RW 05 Kelurahan Menceng, Bapak Muslim, sebanyak 200 warganya mengungsi karena rumahnya terendam banjir. "Warga mengungsi ke Masjid - Masjid setempat dan baru bisa kembali ke rumah hari sabtu saat banjir surut" ujarnya. Muslim berterima kasih sebab warga asuhannya merasa sangat terbantu atas baksos kesehatan yang diadakan oleh Tzu Chi. Hal senada juga dikatakan oleh Weinny Shijie yang berharap agar usahanya untuk mengikuti dan membantu kegiatan baksos dapat bermanfaat bagi warga.

Sejak pukul 06.30 WIB, para relawan telah tiba di lokasi baksos kesehatan. Begitu tiba, relawan segera mempersiapkan tenda dan tempat untuk pemeriksaan pasien. Melalui pengumuman oleh masing - masing ketua RT warga yang berasal dari RW 05, 04, 09, 10, 11 dan lainnya berdatangan dan mulai mengantri. Pukul 08.30 Junet Shixiong membuka acara dengan isyarat tangan “Satu Keluarga” dan kemudian mengajak pasien untuk berlatih bersama relawan. Tujuan dari isyarat tangan ini adalah untuk membuat warga merasa sebagai satu kesatuan tanpa memandang perbedaan berada dalam keluarga yang sama.  Junet Shixiong juga mengajak warga untuk menjaga kebersihan lingkungan agar dapat terhindar dari bencana melalui isyarat tangan “Wariskan Sebuah Dunia yang Bersih”.

foto   foto

Keterangan :

  • Pemberian bantuan kesehatan kepada warga korban banjir diharapkan dapat meringankan penderitaan warga setelah terkena bencana banjir (kiri).
  • Relawan Tzu Chi melakukan pendampingan terhadap para peserta baksos, sehingga para peserta baksos dapat merasa nyaman dan tenang dalam menjalani pengobatan (kanan).

Setelah pemberian kata sambutan dari Ketua RW 05 dan Suherman Shixiong selaku panitia, baksos pun dimulai. Dengan dibantu oleh Dr. I.B. Darmasusila, Dr. Jimmy, Dr. Johan, Dr. Fiedyawati, Sp.KK, Dr. Andre dan belasan apoteker dari TIMA sehingga kegiatan baksos pun berjalan lancar. Pasien dengan sabar dan tertib mengantri.

Adapun pasien kebanyakan adalah lansia, ibu, dan anak - anak yang kebanyakan terserang flu dan demam. Seperti yang dialami oleh Ibu Annisa (33 tahun) dan anaknya Nanda (6 tahun) yang terkena flu saat banjir. Ibu Annisa merasa bersyukur dengan adanya baksos kesehatan ia dapat berobat gratis. Begitu pula dengan Ibu Nursinah (50 tahun) yang datang bersama cucunya juga terjangkit flu setelah banjir masuk ke dalam rumahnya. Selain terkena flu, adapula warga yang terkena gatal - gatal, kutu air, dan penyakit lainnya. Selama baksos berlangsung, pasien dilayani sebaik mungkin oleh para relawan yang tak henti - hentinya mengedarkan makanan ringan, air mineral, dan menyediakan makan siang untuk pasien. Pukul 14.05 kegiatan baksos telah selesai.

Sebanyak 466 pasien mendapat pengobatan gratis pada baksos kali ini. Sebelum selesai Bapak Muslim berharap agar suatu saat relawan Tzu Chi dapat mengadakan sosialisasi mengenai kebersihan lingkungan dan kondisi tanggap banjir bagi warga. Hal ini sesuai dengan kata perenungan yang pernah diungkapkan Master Cheng Yen " Amal kemanusiaan dan amal pengobatan merupakan kegiatan nyata, sedangkan pendidikan dan kebudayaan adalah suatu konsep, akan bermakna besar bila terdapat keselarasan antara kegiatan nyata dan konsep " .

  
 

Artikel Terkait

Suara Kasih: Memerhatikan Lingkungan Sekitar

Suara Kasih: Memerhatikan Lingkungan Sekitar

07 Agustus 2012 Saya juga berharap insan Tzu Chi di setiap tempat dapat senantiasa meningkatkan kewaspadaan, mawas diri, dan berhati tulus. Saya berharap setiap orang di masyarakat dapat mengimbau sesama untuk senantiasa memerhatikan lingkungan sekitar dan tidak membuang sampah sembarangan. Harap setiap orang lebih bersungguh hati.
Berbagi Cinta Kasih Sampai ke Hulu Bumi Tambun Bungai

Berbagi Cinta Kasih Sampai ke Hulu Bumi Tambun Bungai

14 Januari 2025

Fasilitas kesehatan yang masih minim di pedalaman Kalimantan Tengah, mendorong relawan Tzu Chi Cabang Sinar Mas dari komunitas Xie Li Kalimantan Tengah 1 melakukan bakti sosial kesehatan.

Jembatan Penyangga Kehidupan

Jembatan Penyangga Kehidupan

09 April 2015 ”Bila ada warga kami yang jatuh sakit apalagi sakit berat, kami bingung harus berbuat apa, karena klinik dan puskesmas terdekat berada di Kecamatan Cisewu, Kabupaten Garut. Dan harus kemana kami menjual hasil perkebunan warga? Sangat tidak mungkin untuk dijual ke Kecamatan Cidaun. Apalagi bagi anak-anak sekolah. Bila tidak ada jembatan tersebut, mau tidak mau belajar di rumah,” keluh salah satu warga Neglasari saat relawan Tzu Chi melakukan survei.
Sikap mulia yang paling sulit ditemukan pada seseorang adalah kesediaan memikul semua tanggung jawab dengan kekuatan yang ada.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -