Banjir Jakarta: Banjir dan Longsor di Pondok Labu
Jurnalis : Myrna Butar Butar (He Qi selatan), Fotografer : Febuany Feby (He Qi selatan)
|
| ||
Kami pun tiba dan langsung disambut oleh Edi, Ketua RW setempat, Sekretaris RW dan rekan-rekan mereka. Bantuan diturunkan dan diletakkan ke tempat yang disediakan sebagai tempat untuk menerima bahan bantuan. Penanganan bencana di sana cukup terorganisir. Dapur umum dan tempat pemeriksaan kesehatan dari Posyandu disediakan untuk warga. Sebuah pengumuman akan datangnya petugas kesehatan kemarin tampak atau terbaca dengan mudah oleh semua orang yang lewat. Lokasi bencana terletak di Jl. Pindang V Buntu RT 09/09 Pondok Labu Jakarta Selatan, terdiri dari 80 keluarga atau hampir 400 jiwa. Karena terletak di dataran yang menurun, penduduk mengalami banjir antara 30-90 cm tergantung dari lokasi banjir sejak Kamis, 18 Januari 2013. Air datang karena meluapnya kali yang terletak di sekitar rumah warga. Namun warga tahun ini mengalami banjir yang lebih buruk daripada tahun sebelumnya.
Keterangan :
Pada hari Jumat, 19 Januari lalu, jam 8 malam penduduk setempat dikejutkan dengan suara keras. Ternyata sebidang tanah yang menjadi bagian pondasi dari sebuah rumah yang terletak di atas rumah-rumah penduduk Jl. Pinang jatuh menimpa satu buah rumah warga. Pemilik rumah yang letaknya lebih tinggi telah menyatakan bersedia mengganti kerugian yang terjadi. Syukurlah tidak ada korban jiwa karena peristiwa ini. Situasi rumah yang tertimpa juga sudah dibersihkan dan kini tengah dirapikan. Tanah yang longsor telah dibersihkan oleh alat berat yang didatangkan dari pihak TNI (Tentara Nasional Indonesia) Angkatan Laut. Namun efek longsor mengakibatkan banjir lebih tinggi dari biasanya. Untuk melindungi dari kerusakan atau longsor lagi, area tanah yang miring dan lebih tinggi dari lokasi telah ditutupi dengan terpal. Relawan Tzu Chi yang hadir kemudian meninjau lokasi bencana. Banjir telah surut pada hari itu, namun demikian masih ada daerah yang terkena banjir setinggi 30 cm. Kami berbincang-bincang dengan warga setempat mengenai situasi banjir dan longsor yang terjadi. Saat tengah berbicang-bincang, tiba-tiba ada seorang ibu dengan anak yang digendongnya menyapa Lin Vong Shijie. Ternyata dia adalah Novena, salah seorang Gan En Hu (penerima bantuan jangka panjang) Tzu Chi yang juga merupakan salah seorang warga di situ. Dia pun masih ingat kode nomor panggilannya di Gan En Hu yaitu D2. Dia sangat gembira melihat kedatangan Tzu Chi terutama karena bertemu Lin Vong Shijie dan berharap kami mampir ke rumahnya. Namun karena keterbatasan waktu kami menolak dengan halus.
Keterangan :
Setelah melihat situasi dan kondisi warga dan lingkungan sekitar, kami pun memutuskan untuk kembali. Sebelumnya kami memberikan bantuan secara simbolis kepada Ketua RW, Sekretaris RW dan bapak-bapak yang merupakan tokoh di lingkungan tersebut. Iwan Shixiong, selaku koordinator bantuan ini menyatakan bahwa tujuan dari pemberian bantuan ini adalah untuk memenuhi keperluan warga untuk 3 hari ke depan. Ibu Lisnur, Ketua PKK RW 009/09 atas nama pribadi dan warga mengucapkan terima kasih atas bantuan Tzu Chi. “Saya hanya bisa membantu warga dengan tenaga yaitu dengan memasak di dapur umum. Doakan semoga bantuan bisa dibagi rata ke semua warga. Memang ada bantuan yang kami simpan untuk hal-hal yang tidak diduga. Warga untungnya dapat memahami setelah diberi pengertian melalui kelompok-kelompok warga. Mudah-mudahan tidak ada bencana lagi.” Untunglah saat ini situasi sudah membaik dan semoga warga segera dapat kembali beraktivitas seperti biasanya. Doa :
| |||
Artikel Terkait
Belajar Hidroponik dan Penerapan Konsep Berbakti
05 November 2020Tim Budaya Humanis Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng mulai belajar mengembangkan budidaya tanaman hidroponik di lingkungan sekolah. Pada percobaan pertama ini, ada sejumlah 108 bibit tanaman ditanam dengan cara diapungkan. Apabila berhasil, 3 minggu lagi tanaman-tanaman tersebut akan siap dipanen.