Banjir Jakarta: Banjir dan Longsor di Pondok Labu

Jurnalis : Myrna Butar Butar (He Qi selatan), Fotografer : Febuany Feby (He Qi selatan)
 
 

foto
Bantuan bagi korban banjir dan tanah longsor di Pondok Labu ini diserahkan secara simbolis oleh Linda Shijie kepada perwakilan warga.

Hari Minggu, 21 Januari2013, jam 14.30 WIB, sebanyak 13 relawan Tzu Chi berangkat menuju lokasi di daerah  Pondok Labu, Jakarta Selatan dengan beriringan dua kendaraan mobil dan satu truk yang membawa barang–barang bantuan berupa 7 karung beras (@50 kg), 80 selimut, 20 dus air minum mineral, 20 dus mi instan, 2 lusin minyak goreng, 2 buah terpal, dan 50 bungkus biskuit untuk anak-anak. Sebelumnya para relawan ingin memberi bantuan berupa susu untuk anak-anak, namun relawan khawatir jika susu formula yang dibawa tersebut tidak tidak cocok bagi anak-anak dan mengakibatkan anak-anak diare.

Kami pun tiba dan langsung disambut oleh Edi, Ketua RW setempat, Sekretaris RW dan rekan-rekan mereka. Bantuan diturunkan dan diletakkan ke tempat yang disediakan sebagai tempat untuk menerima bahan bantuan. Penanganan bencana di sana cukup terorganisir. Dapur umum dan tempat pemeriksaan kesehatan dari Posyandu disediakan untuk warga. Sebuah pengumuman akan datangnya petugas kesehatan kemarin tampak atau terbaca dengan mudah oleh semua orang yang lewat.

Lokasi bencana terletak di Jl. Pindang V Buntu RT 09/09 Pondok Labu Jakarta Selatan, terdiri dari 80 keluarga atau hampir 400 jiwa. Karena terletak di dataran yang menurun, penduduk mengalami banjir  antara 30-90 cm tergantung dari lokasi banjir sejak Kamis, 18 Januari 2013. Air datang karena meluapnya kali yang terletak di sekitar rumah warga. Namun warga tahun ini mengalami banjir yang lebih buruk daripada tahun sebelumnya.  

foto  foto

Keterangan :

  • Sisa air yang masih tergenang. Masih tampak sisa banjir di beberapa jalan dan gang di pemukiman warga (kiri).
  • Kain terpal pencegah basah atau longsor untuk mencegah longsor datang kembali. Tanah di area yang lebih tinggi ditutupi dengan terpal (kanan).

Pada hari Jumat, 19 Januari lalu, jam 8 malam penduduk setempat dikejutkan dengan suara keras. Ternyata sebidang tanah yang menjadi bagian pondasi dari sebuah rumah yang terletak di atas rumah-rumah penduduk Jl. Pinang jatuh menimpa satu buah rumah warga. Pemilik rumah yang letaknya lebih tinggi telah menyatakan bersedia mengganti kerugian yang terjadi. Syukurlah tidak ada korban jiwa karena peristiwa ini. Situasi rumah yang tertimpa juga sudah dibersihkan dan kini tengah dirapikan. Tanah yang longsor telah dibersihkan oleh alat berat yang didatangkan dari pihak TNI (Tentara Nasional Indonesia) Angkatan Laut. Namun efek longsor mengakibatkan banjir lebih tinggi dari biasanya. Untuk melindungi dari kerusakan atau longsor lagi, area tanah yang miring dan lebih tinggi dari lokasi telah ditutupi dengan terpal.

Relawan Tzu Chi yang hadir kemudian meninjau lokasi bencana. Banjir telah surut pada hari itu,  namun demikian masih ada daerah yang terkena banjir setinggi 30 cm. Kami berbincang-bincang dengan warga setempat mengenai situasi banjir dan longsor yang terjadi.  Saat tengah berbicang-bincang, tiba-tiba ada seorang ibu dengan anak yang digendongnya menyapa Lin Vong Shijie. Ternyata dia adalah Novena, salah seorang Gan En Hu (penerima bantuan jangka panjang) Tzu Chi yang juga merupakan salah seorang warga di situ. Dia pun masih ingat kode nomor panggilannya di Gan En Hu yaitu D2. Dia sangat gembira melihat kedatangan Tzu Chi terutama karena bertemu Lin Vong Shijie dan berharap kami mampir ke rumahnya. Namun karena keterbatasan waktu kami menolak dengan halus.

foto  foto

Keterangan :

  • Iwan Shixiong menandatangani tanda penyerahan bantuan dari Tzu Chi kepada warga di daerah Pondok Labu, Jakarta Selatan (kiri).
  • Ibu Linsur yang merupakan Ketua PKK setempat (kiri atas) sedang membantu memasak di dapur umum (kanan).

Setelah melihat situasi dan kondisi warga dan lingkungan sekitar, kami pun memutuskan untuk kembali. Sebelumnya kami memberikan bantuan secara simbolis kepada Ketua RW, Sekretaris RW dan bapak-bapak yang merupakan tokoh di lingkungan tersebut. Iwan Shixiong, selaku koordinator bantuan ini menyatakan bahwa tujuan dari pemberian bantuan ini adalah untuk memenuhi keperluan warga untuk 3 hari ke depan.

Ibu Lisnur, Ketua PKK RW 009/09 atas nama pribadi dan warga mengucapkan terima kasih atas bantuan Tzu Chi. “Saya hanya bisa membantu warga dengan tenaga yaitu dengan memasak di dapur umum. Doakan semoga bantuan bisa dibagi rata ke semua warga. Memang ada bantuan yang kami simpan untuk hal-hal yang tidak diduga. Warga untungnya dapat memahami setelah diberi pengertian melalui kelompok-kelompok warga. Mudah-mudahan tidak ada bencana lagi.” Untunglah saat ini situasi sudah membaik dan semoga warga segera dapat kembali beraktivitas seperti biasanya.

Doa :
Doakan bebas bencana
Doakan bebas derita
Bersatu dalam kasih
Dunia Penuh Cinta dan Damai

 

  
 

Artikel Terkait

Sukacita Bersama dalam Menyelami Dharma

Sukacita Bersama dalam Menyelami Dharma

04 Maret 2024

Minggu, 25 Februari 2024, pukul 6.30 pagi, relawan Tzu Chi Komunitas He Qi Barat 1 telah berkumpul di Ruangan Budaya Humanis, Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng untuk mengikuti Xun Fa Xiang.

Training Abu Putih ke-3 di Komunitas He Qi Utara 2

Training Abu Putih ke-3 di Komunitas He Qi Utara 2

06 Juli 2022

Pelatihan Abu Putih dilakukan oleh komunitas He Qi Utara 2 pada Minggu, 26 juni 2022. Dari total empat kali jadwal pelatihan, kegiatan kali ini merupakan pelatihan abu putih ketiga yang dilakukan secara offline di ruang Fu Hui Ting lantai 2 Tzu Chi Center PIK.

Menjadi Anak Mandiri dan Bertanggung Jawab

Menjadi Anak Mandiri dan Bertanggung Jawab

24 Mei 2018
Di akhir tahun ajaran, murid kelas K2 yang nantinya akan naik ke P1, mengadakan acara Handover. Handover adalah semacam kegiatan memperkenalkan sekaligus mewariskan tanggung jawab yang telah mereka emban ke adik-adik kelas mereka di K1. Tujuannya tidak lain adalah untuk mengasah tanggung jawab dan kemandirian murid-murid TK ini.
Tak perlu khawatir bila kita belum memperoleh kemajuan, yang perlu dikhawatirkan adalah bila kita tidak pernah melangkah untuk meraihnya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -