Banjir Jakarta: Bersih-bersih Pascabanjir
Jurnalis : Lina K. Lukman (He Qi Utara), Fotografer : Ciu Yen, Dina, Erli, Merlina, Metasari (He Qi Utara)
|
| ||
Jam menunjukkan pukul 6.40 pagi ketika saya dan Dina Shijie sampai di posko pembersihan jalan yang berada di pelataran parkir belakang Mal Pluit Village, tetapi sudah terdapat beberapa barisan peserta (relawan) yang akan mengikuti kegiatan pembersihan jalan ini. Kemudian saya dan Dina Shijie langsung bergabung dalam barisan Relawan 3 in 1 yang berjumlah 7 orang. Kegiatan pembersihan jalan ini diikuti oleh sekitar 450 orang peserta yang terdiri dari 300 orang relawan, yaitu: relawan biru putih, relawan abu putih, Tzu Ching (muda-mudi Tzu Chi), Tzu Shao (murid Kelas Budi Pekerti Tzu Chi) dan relawan rompi, serta 150 orang dari Tentara Nasional Indonesia (TNI). Semua peserta sudah berbaris dengan rapi dalam 16 barisan dan di depan barisan peserta juga terdapat barisan 8 orang Shixiong yang menjadi ketua regu, dan masing-masing ketua regu mengajak 2 barisan peserta yang terdiri dari relawan dan anggota TNI. Pukul 6.50 pagi diadakan briefing singkat oleh Ahad Shixiong agar semua peserta mengetahui lokasi yang akan dibersihkan dan apa saja yang harus dilakukan, kemudian semua peserta mulai berjalan mengikuti ketua regu masing-masing. Pertama-tama peserta diajak ke tempat peralatan kebersihan yang sudah disediakan sebanyak 1.000 buah dan setiap peserta mengambil satu peralatan yang dibutuhkan, seperti sapu, karung goni, sekop, garu, pengki, dan cangkul. Setelah itu setiap regu mulai berjalan untuk membersihkan jalan disepanjang jalan Pluit Permai Raya, kemudian baru ke arah Pluit Murni dan Pluit Permai.
Keterangan :
Semua peserta terlihat sangat bersemangat dan saling bekerja sama dengan harmonis, ada yang mengambil sampah dari kali yang berada di bagian belakang Mal Pluit Village, ada yang menyapu jalan, dan ada juga yang memegang karung goni sebagai tempat sampah. Sesekali melintas mobil pick up yang ditumpangi oleh relawan yang membawakan peralatan kebersihan, makanan dan air minum kemasan untuk relawan yang sedang melakukan pembersihan jalan. Mengisi Liburan dengan Hal yang Berguna Kemudian saya mengikuti regu yang diketuai oleh Po San Shixiong, kami menyisiri jalan ke arah Pluit Murni dan Pluit Permai. Di sepanjang jalan yang kami lalui terdapat begitu banyak sampah, pepohonan dan juga rumput yang biasanya dengan indah menghiasi halaman depan rumah menjadi kering dan mati akibat terendam banjir selama beberapa hari. Terlihat juga di beberapa blok masih ada rumah yang terendam dan jalanan di beberapa tempat masih terdapat genangan air hingga batas pergelangan kaki. Tetapi di samping itu ada juga orang yang sedang mengais rezeki dengan mencari ikan yang sewaktu banjir terseret arus air dan terdapat di selokan untuk dijual kembali.
Keterangan :
Ketika saya mengikuti rombongan regu Po San Shixiong, saya melihat ada seorang Tzu Ching yang sejak hari Jumat tanggal 18 Januari 2013 sudah membantu di Posko Bantuan Bencana Tzu Chi di Pluit Junction. Walaupun bercucuran keringat, tetapi Andryan VT yang merupakan mahasiswa semester 1 dan mengambil jurusan IT di Bina Nusantara ini begitu Yong Xin(bersungguh-sungguh) membersihkan jalan dari sampah. “Kalau cuma nonton di televisi saja, kita tidak akan bisa merasakannya sendiri, karena itu harus melakukannya langsung. Membantu di posko bantuan dan di kegiatan ini, saya bisa belajar banyak hal seperti dengan membantu orang yang terkena bencana dan sedang membutuhkan bantuan itu, saya belajar untuk lebih bersyukur karena tempat tinggal saya tidak terkena banjir dan sekarang ini saya masih bisa membantu bersihin jalan,” tutur Andryan kepada saya. Di sela-sela pembersihan jalan ini, Po San Shixiong tiba-tiba mendapatkan telepon dari sang istri yang mengabarkan bahwa rumah mereka dibobol maling. Mungkin sebagian orang yang mendapatkan kabar seperti itu akan merasa sangat khawatir, tetapi tidak dengan Po SanShixiong, beliau menanggapinya dengan sangat bijaksana, seperti yang dituturkan beliau kepada saya, “Nggak apa-apa, dan nggak ada yang perlu dikhawatirkan, yang paling penting keluarga aman dan sehat.” Tak terasa waktu sudah menunjukkan waktu hampir pukul 11 siang dan kami segera kembali berjalan ke posko pembersihan jalan dan bertemu dengan relawan dari regu yang lain yang juga hendak kembali ke posko. Walaupun semua relawan merasa lelah dan tubuh juga menjadi kotor karena terkena lumpur dan sampah, sesekali masih terdengar canda tawa dan mereka tetap bersemangat. Jika melakukannya secara bersama-sama dengan ikhlas dan penuh sukacita, maka semua hal pun akan menjadi terasa lebih ringan. |
| ||
Artikel Terkait
Belajar Menjaga Tradisi, Belajar Mengasihi
30 Januari 2020Dalam rangka merayakan hari raya Imlek, Sekolah Tzu Chi Indonesia mengadakan sebuah pertunjukan dan aktivitas permainan yang diadakan untuk semua jenjang, dari TK hingga SMA pada Senin, 27 Januari 2020.
Memberikan Perhatian untuk Opa dan Oma
16 Mei 2018Di sela-sela kesibukannya mempersiapkan kegiatan peringatan Tiga Hari Besar: Hari Waisak, Hari Ibu Internasional, dan Hari Tzu Chi Sedunia, relawan meluangkan waktu untuk memberikan perhatian untuk para lansia yang berada di panti jompo pada tanggal 12 Mei 2018.
Bakti Sosial Kesehatan Tzu Chi ke-138: Operasi Katarak Nenek Maswah Membuahkan Kebahagiaan
29 Mei 2023Ruangan post-opp pascaoperasi katarak Minggu, 28 Mei 2023 agaknya penuh dengan kejutan yang menggembirakan. Salah satu sebabnya adalah karena ada seorang nenek berusia 65 tahun bernama Maswah yang bersyukur kegirangan karena kembali bisa melihat.