Banjir Jakarta: Cinta Kasih dari Delapan Penjuru

Jurnalis : Melliza Suhartono (He Qi Utara), Fotografer : Erli Tan (He qi Utara)
 
 

fotoPara relawan dari Persekutuan Kristiani Bukit Doa Segala Bangsa membagikan bubur cinta kasih dengan dibantu oleh tentara.

“Jika setiap orang bersatu hati dan bergotong royong, baru kita bisa mengembangkan kekuatan yang paling optimal.  (Kata Perenungan Master Cheng Yen)

 

Tanggal 24 januari 2013, cuaca mendung dan hari libur tidak membuat para relawan asyik menikmati libur di rumah. Sejak pagi-pagi buta malah ada relawan yang sibuk memasak bubur untuk dibagikan ke korban banjir di Posko Tzu Chi yang  bertempat di depan Pluit Juntion, Pluit, Jakarta Utara.

Bubur Cinta Kasih Penghangat Batin.
Sejak jam 01.00 dini hari, para ibu-ibu dari Persekutuan Umat Kristiani Bukit Doa Segala Bangsa Tangerang sudah sibuk memasak bubur. Bubur yang cukup dibagikan untuk seribu orang ini memang sengaja dipersiapkan untuk di bawa ke Posko Tzu Chi yang bertempat di depan Pluit Junction. Jauh hari sebelumnya mereka telah mencari tahu daerah mana yang sekiranya masih membutuhkan bantuan. Dari bertanya ke sana-sini, didapatlah informasi bahwa daerah Kecamatan Penjaringan masih membutuhkan bantuan.

Selain di Posko Tzu Chi, sudah 7 titik banjir yang mereka bagikan bubur cinta kasih. Menurut cerita Suryati, dengan Tim Masak dan Donatur yang sama, kegiatan ini sudah berlangsung sejak banjir tahun 2002 dan 2007. “Hati yang digerakkan oleh Roh Kudus yang membuat kami melakukan kegiatan ini. Saat banjir, makanan hangatlah yang paling dibutuhkan. Oleh karena itu kami memasak bubur,” ucap Iin Hartini, relawan yang memasak bubur ini dengan penuh senyum.  

foto   foto

Keterangan :

  • Suster Caroline, Ketua Yayasan Katolik Bina Wirawan setelah menyalurkan bantuan ke Posko Tzu Chi, berfoto dengan Ketua He Qi Utara, Susanti Hidayat Shijie (kiri).
  • Penerima bantuan terdiri dari ibu-ibu yang membawa anak-anak serta bayi mereka, berbaris untuk menerima paket sembako yang dipersiapkan di posko Tzu Chi (kanan).

Dari tayangan-tayangan DAAI TV, mereka mengenal Master Cheng Yen, pendiri Yayasan Budha Tzu Chi. Mereka kagum dengan cinta kasih Master Cheng Yen yang begitu besar hingga bisa menggerakkan begitu banyak orang, sehingga menginspirasi mereka. Mereka sangat berterima kasih kepada Tzu Chi yang memberikan tempat kepada mereka di tenda sehingga mereka bisa menyalurkan bubur ini kepada orang-orang yang sedang lapar dan dahaga saat itu.  Usai mengobrol, mereka pun mendoakan para relawan agar lancar dalam bekerja: “Semoga Tuhan memberkati”.

Titik-titik Cinta Kasih dari Berbagai Penjuru
Dalam waktu 3 hari pihak Maria Immaculata School di bawah naungan Yayasan Katholik Bina Wirawan di Cipondoh, Tangerang mengedarkan pengumuman untuk mengumpulkan bantuan bagi korban banjir. Dalam tempo singkat, para siswa-siswi mengumpulkan barang-barang berupa: mi instan, beras, minyak goreng, gula pasir, snack, dan pakaian bekas untuk disalurkan kepada pihak-pihak yang membutuhkan. Bantuan dari SMP disalurkan ke kelurahan dan Dinas Sosial, bantuan dari SD disalurkan ke Posko Tzu Chi di depan Pluit Junction. “Sumbangan yang dikumpulkan dari 300-an siswa-siswi SD dari 11 kelas adalah berupa barang, bukan dalam bentuk uang. Seadanya dan seikhlasnya, tergolong cepat karena sudah terkumpul dalam waktu 3 hari,” ucap Suster Caroline, Ketua Yayasan Bina Wirawan.

Kepedulian sosial pun datang dari remaja-remaja pelajar dari SMK Islam Al Ihsan Jakarta Selatan. Cuaca mendung yang kadang diiringi gerimis kecil tidak melunturkan niat para remaja ini untuk datang jauh-jauh dari daerah Selatan ke Utara untuk menyalurkan bantuan. “Ini niat dari teman-teman sekelas,” ucap Hendro. Mereka inisiatif mengumpulkan bantuan dari teman-teman sekelas seperti mi instant, baju bekas, beras, dan susu. Spontanitas juga datang dari para orang tua murid SDN Cipinang Melayu 04 Pagi yang jauh-jauh datang dari Timur menuju Utara. Hari ini bantuan dari berbagai penjuru sungguh membuat saya merasakan kesatuan hati yang membuat kekuatan menjadi besar.

Ketika kita memiliki hati dan dada yang lapang, tentu tidak akan lagi membeda-bedakan agama dan ras, serta akan bersumbangsih dengan cinta kasih universal tanpa pamrih; jika pun telah berikrar niat kebajikan dan keyakinan tetap teguh, tentu tidak akan lagi terganggu oleh pengaruh dari luar yang dapat menggoyahkan tekad hati. “Keyakinan harus teguh, namun tidak boleh angkuh; jika keyakinan sudah mendalam dan dapat mengecilkan keegoan, barulah akan merasakan kalau alam sangat luas dan penuh kenyamanan di mana pun berada,” kata Master Cheng Yen.

Niat baik para relawan serta para donatur pun segera tersalurkan. Di hari yang sama, pukul 11.00 siang dilakukan pembagian paket sembako untuk menentramkan hati ratusan penerima bantuan yang telah berkumpul sejak pagi hari. Para penerima bantuan ini kebanyakan terdiri dari dari ibu-ibu yang membawa anak-anak serta bayi mereka.

  
 

Artikel Terkait

Langkah Kecil Menyelamatkan Bumi

Langkah Kecil Menyelamatkan Bumi

11 April 2013 Mengelola sampah merupakan bagian dari upaya penyelamatan bumi. Sampah bisa dimanfaatkan untuk kemudian menghasilkan uang, hasilnya untuk menolong masyarakat yang membutuhkan.
Waisak Tzu Chi 2018: Memberikan Persembahan Pada Buddha (Bag. 1)

Waisak Tzu Chi 2018: Memberikan Persembahan Pada Buddha (Bag. 1)

15 Mei 2018
Di tahun 2018, ada dua sesi perayaan Waisak di Tzu Chi di Aula Jing Si, Jakarta (13/5/18). Setiap sesinya ada 120 orang relawan pembawa persembahan berupa air, pelita (lilin), dan bunga. Dokter Anthony Pratama yang berkeyakinan berbeda tidak segan untuk menjadi salah satu relawan pembawa persembahan.
Suara Kasih: Selalu Bersyukur

Suara Kasih: Selalu Bersyukur

09 Juli 2012
Setiap saat, kita harus selalu bersyukur. Di awal, saya mengatakan kepada kalian bahwa hati yang baik dan cinta kasih harus didasari rasa syukur. Jadi, orang yang bisa berpuas diri baru bisa bersyukur. Orang yang penuh pengertian baru bisa berlapang dada.
Cinta kasih tidak akan berkurang karena dibagikan, malah sebaliknya akan semakin tumbuh berkembang karena diteruskan kepada orang lain.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -