Banjir Jakarta: Dapur Umum dan Baksos di Perumahan Cinta Kasih
Jurnalis : Witono, Kuntatik (He Qi Barat), Fotografer : Maggie, Witono, Sumboko (He Qi Barat)
|
| ||
Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi diliburkan sejak hari Kamis karena akses masuk sekolah terendam air hingga setinggi paha orang dewasa. Air disebabkan oleh luapan kali yang terdapat di depan komplek akibat hujan deras selama 2 hari berturut-turut. Beberapa usaha dilakukan untuk menanggulangi banjir, di antaranya dengan membendung aliran air luapan kali yang masuk dari pintu gerbang komplek dengan menyusun karung pasir setinggi 60 cm. Selain itu, dioperasikan pula 2 buah pompa untuk menyedot air keluar komplek. Usaha ini belum membuahkan hasil karena kondisi kali yang sudah penuh dan hujan terus mengguyur sehingga tetap saja air selalu berbalik masuk ke dalam komplek rumah susun. Di hari Jumat, salah satu pompa akhirnya terendam banjir dan tak bisa digunakan. Air yang terus meninggi kemudian bahkan mengakibatkan poli yang berada di lantai 1 RSKB Cinta Kasih Tzu Chi terancam tergenang air. Para staf rumah sakit terpaksa mengamankan peralatan medis ke lantai 2. Jumat sore ketinggian air mulai masuk ke dalam RSKB, menggenangi seluruh ruangan yang berada di lantai 1, mulai dari IGD, ruang operasi, poli gigi, poli umum, poli mata, poli bedah, poli penyakit dalam, radiologi, laboratorium, dan apotik dengan ketinggian semata kaki.
Keterangan :
Makanan Hangat dan Pemeriksaan Kesehatan
Keterangan :
Sementara itu, surutnya air dimanfaatkan oleh karyawan RSKB Cinta Kasih Tzu Chi untuk bergotong royong membersihkan sisa genangan air di dalam RSKB Cinta Kasih. Sejak Sabtu, 19 Januari 2013 pula, RSKB Cinta Kasih membuka baksos kesehatan umum bagi warga Perumahan Cinta Kasih yang jatuh sakit akibat banjir. Baksos ini dijadwalkan berlangsung hingga tanggal 24 Januari 2013. Hari itu sejumlah 22 warga yang datang untuk berobat. Kebanyakan mengeluhkan sakit panas, batuk, dan pilek. Dokter yang bertugas melayani pasien baksos ini tidak banyak. “Kita kurang dokter, karena sebagian dokter tidak masuk akibat mereka sendiri kebanjiran. Maka jam praktik dokter yang ada melebihi jadwal dan obat untuk baksos juga masih terbatas,” terang dr Lani Carolina yang bertugas jaga di IGD. Bersama dr Lani, ada pula dr Suci yang tinggal di Tanjung Duren. Karena rumahnya terendam banjir sejak hari Kamis, dr Suci dievakuasi keluar dari rumahnya dengan perahu karet pada Jumat subuh dan sementara tinggal di kantor ayahnya. Untuk bertugas praktik di RSKB Cinta Kasih Tzu Chi, dr Suci harus naik taksi karena mobilnya juga terendam banjir. Para dokter ini berpesan agar untuk mencegah penyakit pascabanjir, warga diharapkan tidak bermain air banjir terutama anak-anak, dan setelah banjir mereka sebaiknya segera membersihkan lingkungan tempat tinggal untuk menghindari berjangkitnya penyakit. | |||
Artikel Terkait
Perpaduan Budaya dan Misi Daur Ulang
22 Februari 2012 Sebagai tempat manusia tinggal, kita wajib menjaga kelestarian bumi dan menyayanginya dengan cinta kasih. Dalam perayaan Cap Go Meh ini, para relawan juga turut ambil bagian atas misi pelestarian lingkungan.Membuka Hati, Melatih Diri, dan Membulatkan Tekad
27 September 2013 Ketika seseorang memutuskan untuk membuka hati dan menjadi relawan Tzu Chi, maka ia mempersilahkan nilai-nilai rasa syukur, saling menghormati, dan cinta kasih universal untuk hadir dan mewujud dalam kehidupannya sehari-hari.Belajar Membantu Orang Lain
13 Agustus 2013Berdana merupakan hak siapa saja baik orang dewasa, remaja, bahkan anak-anak sekalipun. Mengangkat kisah celengan bambu melalui Sosialisasi Misi Amal Tzu Chi (SMAT), Tzu Chi ingin menumbuhkan niat berbuat baik dengan berdana melalui sebuah celengan bertuliskan Dana Kecil Amal Besar, Celengan Bambu.