Banjir Jakarta: Jemput, Rawat, dan Antarkan kembali

Jurnalis : Teddy Lianto, Fotografer : Teddy Lianto
 
 

foto
Posan Shixiong, relawan komite Tzu Chi sejak hari kamis 17 Januari 2013 menemani dan menjaga para warga yang mengungsi ke Tzu Chi Center.

Hari Senin, 21 Januari 2013 cuaca ibukota Jakarta menjadi sangat hangat, matahari mulai menghangatkan bumi yang beberapa hari ini diterpa hawa dingin dari curah hujan yang tinggi. Di pagi ini tampak di jalan raya, aktivitas masyarakat sudah berangsur normal. Beberapa lokasi banjir di Jakarta sudah mengalami penurunan debit air sehingga beberapa usaha dagang juga telah berani membuka bisnisnya dikarenakan akses untuk pengiriman barang dan sarana transportasi sudah ada.

Para pengungsi yang untuk sementara waktu menginap di Tzu Chi Center karena kondisi rumah yang tergenang air juga sudah mulai berbenah untuk kembali ke rumah mereka masing-masing. Sebelum pulang, para warga korban banjir terlebih dahulu diajak untuk lebih mengenal mengenai visi dan misi Tzu Chi serta sepak terjang Tzu Chi Indonesia selama ini. Selain sesi sosialisasi, para warga juga diajak untuk memberikan sharing mengenai kesan mereka selama menginap di Tzu Chi Center. Banyak para warga korban banjir yang ingin mengeluarkan perasaan mereka. Rasa bahagia karena para warga korban banjir tidak hanya mendapat bantuan tempat tinggal sementara tetapi juga mendapat bantuan makanan dan pengobatan secara cuma-cuma.

Senasib Sepenanggungan
Selain mendengarkan kesan para warga korban banjir, relawan Tzu Chi juga ingin mengucapkan terima kasih kepada Stevanus, warga dari Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara yang memberikan bantuan pakaian balita kepada relawan Tzu Chi. Stevanus sendiri menginap di Tzu Chi Center setelah air setinggi 2 meter menggenangi rumahnya. Stevanus yang bekerja sebagai karyawan swasta di daerah Pluit merasa sangat beryukur karena pada saat banjir ia bersama istri dan anak-anaknya dievakuasi oleh relawan Tzu Chi pada hari Kamis, pukul 10.30 malam. Ketika itu, listrik sudah dipadamkan sehingga Stevanus minta bantuan kerabatnya untuk minta bantuan ke posko terdekat untuk dievakuasi. Kebetulan kerabatnya langsung menghubungi posko banjir Tzu Chi terdekat untuk meminta bantuan evakuasi bagi keluarga Stevanus. Dalam beberapa menit bantuan pun tiba. Relawan Tzu Chi langsung menghampiri rumah Stevanus dan mengangkut Stevanus beserta keluarga yang berada di atas atap rumah mereka ke Tzu Chi Center. Perasaan senang sekaligus bahagia langsung muncul di wajah Stevanus, karena sebelum dievakuasi kondisi istri dan anak-anaknya sudah sangat memprihatinkan. Mereka, terutama istri dan anak-anaknya mengalami kelaparan dan mulai lemas akibat cuaca dingin yang menerpa.

foto  foto

Keterangan :

  • Sebelum pulang, para warga yang menginap menonton video sejarah berdirinya Tzu Chi Taiwan, agar dapat mengenal lebih dalam mengenai visi dan misi Tzu Chi (kiri).
  • Stevanus yang merasa bersyukur, turut membagikan bantuan berupa pakaian anak balita kepada para warga yang membutuhkan (kanan).

Setelah dievakuasi, Stevanus dan keluarga semakin bersyukur karena di tempat pengungsian Tzu Chi Center, mereka tidak hanya mendapat makanan, minuman, dan pakaian tetapi juga pengobatan. Sebagai bentuk rasa syukur, ketika Stevanus mendapat bantuan berupa pakaian layak pakai untuk anak-anaknya dari para kerabat, Stevanus pun tidak lupa untuk membagikannya kepada sesama warga korban banjir lainnya di Tzu Chi Center. “Kebetulan selama mengungsi kemari (Tzu Chi Center), banyak bantuan dari kerabat berupa pakaian balita. Tetapi karena anak-anak saya badannya besar-besar maka ga muat. Jadi saya pikir kalo anak saya ga muat belum tentu anak-anak lain yang di penampungan tidak cocok juga. Ya sudah, saya kasih aja ke Tzu Chi untuk dibagikan ke warga  lain yang membutuhkan. Intinya di sini, kita sama-sama duka, sama-sama suka dan juga jangan lupa untuk bersyukur dan berterimakasih karena kita di sini telah dibantu oleh relawan Tzu chi,” ujar Stevanus dengan gembira.

Mengantar Warga dengan Tenang
Menjelang berakhirnya acara, para warga korban banjir mulai memasukkan barang-barang mereka ke dalam tas dan kardus. Mereka langsung mendaftarkan diri kepada Suripto, koordinator di Tzu Chi Center. Setelah selesai mendata, Suripto pun langsung menyiapkan bus untuk mengantar para warga korban banjir ke rumah mereka masing-masing. Wajah penuh bahagia terpancar dari para warga. Karena mereka kini dapat pulang ke rumah mereka, beraktivitas seperti biasa, dan anak-anak mereka dapat bersekolah lagi. Yang lebih membuat mereka tersentuh ialah, relawan Tzu Chi bersedia mengantarkan para warga korban banjir hingga ke lokasi yang dekat dengan rumah mereka.

foto  foto

Keterangan :

  • Selain melakukan sosialisasi, relawan juga mengajak para warga untuk melakukan gerakan isyarat tangan (kiri).
  • Para warga yang hendak pulang, diantarkan kembali ke rumah mereka masing-masing dengan menggunakan bis (kanan).

Ucapan terimakasih dan penuh syukur terus disampaikan oleh para warga kepada relawan Tzu Chi. Misalnya Suryati (38), warga Kapuk Muara RT01 ini. Pada hari pertama ia dan keluarga tiba di Tzu Chi Center, Halimah, putrinya yang masih berusia sepuluh tahun menderita demam tinggi, tubuh lemas dan tidak nafsu makan. Melihat kondisi Halimah yang semakin lemas, Suryati bertambah cemas. Relawan Tzu Chi pun sigap bertindak. Mereka menghubungi Dr. Natalia, seorang anggota tim medis Tzu Chi, untuk  datang mengobati Halimah. Setelah melakukan pemeriksaan, dr. Natalia memberikan obat untuk diminum beserta anjuran kepada Suryati agar Halimah diberikan makanan hangat dan dikompres agar panasnya turun. Beberapa jam kemudian, dr. Kimmy, anggota tim medis lainnya kembali turun untuk memeriksa kondisi Halimah. Suryati yang cemas langsung menjadi tenang ketika dr. Kimmy mengatakan panas Halimah sudah turun dan tidak perlu lagi dikompres.

Di pagi harinya, Halimah yang sudah pulih sudah dapat makan dengan lahap dan bersenda gurau dengan saudara dan teman-temannya di Tzu Chi Center. “Syukur kepada Tzu Chi, saya sudah ditolong. Dikasih perlengkapan mandi, selimut sama sembuhin anak saya. Saya sangat bersyukur banget deh dah ditolong Tzu Chi,”ujar Suryati, ibu sembilan anak ini. Ketika akan pulang, Suryati dan anak-anak tidak lupa melambaikan tangan sebagai tanda perpisahan. Sampai jumpa lagi Bu Suryati, semoga keluarga sehat selalu dan berjodoh kembali di jalan Bodhisatwa.

  
 

Artikel Terkait

Say Yes To Donor Darah

Say Yes To Donor Darah

07 Maret 2011 Menyadari besarnya manfaat donor darah, komunitas relawan Tzu Chi He Qi Barat rutin mengadakan kegiatan donor darah setiap 3 bulan sekali, seperti pada Sabtu, tanggal 19 Februari 2011 lalu. Di ruang sekretariat He Qi Barat ini, dari sekitar 92 orang yang mendaftar terkumpul 72 kantong darah.
Menggalang Bodhisatwa Baru

Menggalang Bodhisatwa Baru

21 Maret 2014 Relawan Tzu Ching Pluit bersama dengan relawan komunitas Hu Ai Pluit mengadakan sosialisasi kepada mahasiswa-mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Trisakti di Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara.
Ada Kemandirian di Bola-bola Nasi

Ada Kemandirian di Bola-bola Nasi

13 Oktober 2017

Aroma khas nasi putih berpadu dengan wangi gurih kecap asin dan biji wijen menerobos dari ruang-ruang kelas 3 dan 4 SD Tzu Chi Indonesia. Pemandangan yang menarik pun terlihat dari luar jendela kelas mereka. Masing-masing anak memakai apron dengan motif dan warna beragam.

Keharmonisan organisasi tercermin dari tutur kata dan perilaku yang lembut dari setiap anggota.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -