Banjir Jakarta: Mendampingi Korban Banjir Muara Baru
Jurnalis : Erich Kusuma, Fotografer : Ciu Yen (He Qi Utara), Siladhamo Mulyono, Teddy Lianto
|
| ||
Lokasi yang akan dituju memang cukup sulit, sehingga pihak TNI mengusulkan untuk mengirim bantuan melalui jalur laut. Di sela-sela koordinasi terlihat keramaian pengungsi di sekitar posko yang benar-benar sesak dan hiruk pikuk. Mobil parkir dimana-mana, truk-truk tentara berbaris rapi terlihat bersiap untuk evakuasi, reporter dari beberapa stasiun televisi sibuk mencari berita, helikopter terbang hilir mudik memantau situasi, dan juga terlihat beberapa anggota TNI melakukan evakuasi dengan tandu. Kurang satu jam kemudian, koordinasi selesai dan akhirnya diputuskan mengirimkan bantuan ke Muara Baru dengan menggunakan jalur darat. Sebelum masuk, satu tim survey akan dikirim ke lokasi untuk menentukan lokasi dibangunnya dapur umum darurat. Survey Lokasi
Keterangan :
Survey lokasi berjalan lancar, dan lokasi untuk mendirikan posko dapur umum sudah ditentukan. Akan tetapi perjalanan tidak berhenti disana, dan harus kembali lagi menelusuri jalan yang sama. Kembali teriakan-teriakan minta tolong dari korban bencana terdengar. Sembari perjalanan kembali sempat juga mengevakuasi beberapa orang diantaranya yakni: Dede (18 tahun), Deden (18 tahun), Eko (24 tahun), dan Andi (30 tahun). Eko dan Anda adalah warga Luar Batang. Mereka berdua nekat meninggalkan keluarga mereka di rumah mereka yang saat itu juga terendam banjir. Saat ditanya kenapa mereka tinggalkan rumah dan keluarga yang saat ini sedang membutuhkan. Mereka menjawab, justru mereka keluar dari rumah untuk mencari bantuan dari luar karena belum satupun bantuan yang mendatangi wilayah mereka padahal rumah mereka juga sudah tenggelam satu lantai. Mendengar hal itu Shixiong Hong Tjhin berjanji akan berusaha semaksimal mungkin agar bantuan juga bisa sampai ke rumah mereka dan meminta mereka agar memberitahu pak Lurah atau di wilayah mereka untuk melapor. Setelah survey selesai , truk langsung menuju ke Aula Jing Si, Tzu Chi Centre untuk memuat sembako untuk dibagikan ke korban di Muara Baru. Sembari menunggu truk diisi, para relawan dan tentara beristirahat sejenak di kantin untuk makan siang, tidak ketinggalan keempat orang yang tadi sempat dievakuasi. Tanpa terasa waktu sudah berlalu satu jam, sekitar pukul 1 siang, tim kembali berangkat setelah truk terisi penuh menuju posko Emporium untuk mengambil 2 kapal karet untuk menyalurkan bantuan nanti. Setibanya di posko Emporium, suasana di posko sudah berbeda dengan suasana tadi pagi. Kali ini banyak sekali orang yang mengantri untuk mendapatkan makan dan minuman dari Tzu Chi. Penyaluran makanan dan minuman berlangsung dengan rapi dan tertib, meski sesekali terlihat ada beberapa orang yang ingin menyerobot. Tetapi setelah diberi pengertian oleh relawan Tzu Chi mereka akhirnya mau ikut mengantri dengan rapi.
Keterangan :
Bergerak Menuju Muara Baru Tiba di Muara Baru, paket bantuan langsung dinaikkan ke dalam dua perahu karet. Perahu yang diisi dengan barang bantuan ditumpangi oleh 4 relawan Tzu Chi dan 6 personil TNI. Dengan menggunakan perahu karet relawan dan personil TNI mendayung secara bergantian menuju lokasi yang akan diberi bantuan. Rusun Muara Baru, sebuah rusun kosong yang belum digunakan akhirnya menjadi tempat evakuasi bagi warga sekitar yang rumahnya terendam banjir. Warga yang menghindari banjir dan mengungsi ke rusun kosong tersebut tidak menyangka kalau air akan menggenang setinggi hampir 2 meter. Akibatnya warga yang mengungsi ke rusun tersebut terisolasi. Selain kelaparan, mereka juga kekurangan air bersih. Tzu Chi sendiri mengirim tim medis ke rusun tersebut dan mendapati banyak warga rusun disana yang sakit, mulai dari luka ringan karena kaca, hingga demam, dan lain lain. Bantuan yang dikirim Tzu Chi disambut warga setempat dengan sukacita. Paket bantuan didistribusikan terlebih dahulu di dalam sebuah ruangan yang kemudian dibagi langsung ke rumah masing-masing dengan pembagian yang adil. Dengan sukacita barang bantuan yang diberi oleh Tzu Chi dipindah dan diangkat secara estafet. Estafet cinta kasih mulai terpancar di Muara Baru. Dan tak hanya itu, meski sinar rembulan sudah mulai menampakkan diri, Tzu Chi masih tetap memberikan bantuan dengan penerangan senter seadanya ke pemukiman di sekitar Muara Baru. Bahkan Tzu Chi masih sempat mendatangkan bantuan nasi bungkus sebanyak 3.000 bungkus nasi yang dikoordinir oleh Indrawati Shi Gu. Meski jumlah bantuan tidak dapat memenuhi semua kebutuhan korban banjir, semua daya upaya dilakukan demi meringankan penderitaan korban banjir di Muara Baru. | |||
Artikel Terkait
Sentuhan Kasih bagi Para Usia Senja
26 Agustus 2016Minggu, 21 Agustus 2016, sebanyak 68 pasien lansia mendapatkan pelayanan kesehatan oleh 18 tim medis yang tergabung dalam Tzu Chi International Medical Association (TIMA) Indonesia bersama 15 insan Tzu Chi yang dibantu 21 tunas relawan di tempat pelaksanaan bakti sosial kesehatan degeneratif Panti Sosial Asuhan Anak “Putra Setia”, Jakarta Pusat.