Dan saat ini Jakarta sedang dilanda bencana banjir, relawan Tzu Chi komunitas He Qi Barat pun langsung menyinsingkan lengan baju ke lokasi banjir untuk terus membantu meringankan penderitaan korban-korban banjir. Menembus Banjir Titik-titik yang dibantu pada hari Jumat tanggal 18 Januari 2013 dari jam 11.00 WIB sampai dengan jam 18.00 WIB adalah kelurahan Rawa Buaya. Lokasi pembagian pertama dilakukan di RW 04, disini sebanyak 30 orang relawan Tzu Chi nekat turun ke genangan banjir (karena belum ada rakit atau perahu karet) guna membagikan barang bantuan ke rumah-rumah warga yang telah terendam air dan tempat pengungsian korban banjir yang berada di SMP Citra Adi Pratama 2. Wilayah ini dikelilingi oleh genangan air setinggi lebih kurang 1 meter. Rintangan dalam membagikan bantuan ialah relawan harus berjalan di dalam genangan air yang mengalir deras, walaupun hanya setinggi lutut tapi cukup menguras tenaga karena harus melawan arus air dan menahan dinginnya air. Tetapi rintangan ini tidaklah manjadi suatu halangan, relawan Tzu Chi tetap semangat dengan dimotori oleh rasa welas asih dalam diri untuk segera meringankan penderitaan para korban banjir. Untuk setiap warga dibagikan 1.700 paket yang terdiri dari 1 bungkus nasi dengan lauk pauk, 2 mi instant, 1 botol air minum. Memberikan Kebahagiaan Kemudian di lokasi kedua relawan Tzu Chi menyalurkan bantuan berupa perbekalan untuk dapur umum di RW 11 yang berada di tepi rel kereta api. Dapur ini tidak mempunyai bahan sama sekali (walaupun tempat dan pengelola sudah siap). Tzu Chi menyerahkan 200 kg beras, 50 dus mi instan, 50 dus air minum serta dibagikan 200 bungkus nasi lengkap dengan lauk pauk. Untuk menjangkau tempat ini, relawan Tzu Chi dibantu oleh TNI dengan menggunakan truk militer Mercedes Benz Unimog untuk melewati genangan air di jalan Rawa Buaya sedalam 1.40 m. Keterangan : - Setelah makanan masak, relawan pun segera membungkus dengan rapi makanan (kiri).
- Ketika pembagian bantuan berakhir, mobil untk mengangkut barang-barang logistik bantuan mengalami mogok akibat terlalu lama terendam air. Relawan Tzu Chi pun mendorong mobil tersebut hingga ke daerah yang berair dangkal (kanan).
Seperti yang diharapkan Master Cheng Yen, Pendiri Yayasan Buddha Tzu Chi, bahwa dimana ada penderitaan, disitu harus ada insan Tzu Chi. Harapan ini sangat relevan dengan arti harafiah dua huruf “慈濟 (TZU CHI)”. æ…ˆ (Tzu) bermakna memberikan kebahagiaan; æ¿Ÿ (Chi) bermakna menghilangkan penderitaan. Jiwa Bersumbangsih yang Tanpa Pamrih Walaupun banyak rintangan yang dihadapi para relawan Tzu Chi saat membagikan bantuan, tapi jiwa bersumbangsih tanpa pamrih terus membara. Adapun salah satu contoh rintangan yang dialami adalah seperti saat hendak pulang ke posko yaitu Depo Pelestarian Lingkungan di area Duri Kosambi, truk pendukung yang berupa mobil colt diesel box mogok karena dipaksakan memasuki air yang terlalu dalam, sehingga harus didorong relawan lebih dari 1/2 km menuju daerah yang berair dangkal. Akibatnya relawan Tzu Chi sampai ke depo sekitar jam 19.30 WIB. Memang benar, fisik relawan Tzu Chi sangat lelah, tapi wajah dan batin terus memancarkan kebahagiaan akibat telah berhasil melakukan sesuatu yang bermakna demi orang lain. Dan kebahagiaan itu tak terukur dengan materi apapun. Relawan Tzu Chi yang dipimpin oleh Master Cheng Yen, yang bersumbangsih dengan landasan cinta kasih universal dan lintas agama, suku, bangsa dan negara akan terus berusaha melakukan sesuatu yang bermakna untuk masyarakat dan kehidupan. Apalagi relawan Tzu Chi sering mendengar Master Cheng Yen berkata bahwa jika setiap orang dapat bersumbangsih dan saling memberi kehangatan, maka meski perekonomian tidak begitu baik, rakyat negara itu tetap dapat hidup damai dan bahagia. Semoga warga Jakarta, terutama korban banjir, tetap bisa bahagia di tengah bencana ini. |