Banjir Jakarta: Nasi Bungkus untuk Warga Rusun Cinta Kasih

Jurnalis : Apriyanto, Fotografer : Apriyanto
 
 

fotoRelawan Tzu Chi membagikan makanan bagai warga rusun, sebab genangan air yang tinggi membuat mereka kesulitan memasak ataupun mendapatkan makanan.

Banjir yang melanda Ibukota Jakarta tak terkecuali juga terjadi di Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng. Di perumahan ini, pada tanggal 17 Januari 2013, ketinggian air sudah mencapai pinggang orang dewasa di dataran terendah dan sebatas paha orang dewasa di dataran tertinggi. Keadaan ini praktis melumpuhkan aktivitas warga rusun. Tak ada warga yang berdagang dan warga-warga yang tinggal di lantai dasar semuanya terlihat memprihatinkan.

Mereka tak bisa tidur nyenyak lantaran air yang semakin tinggi dan masuk ke dalam rumah, bahkan mereka tak lagi bisa untuk mandi dan masak. Namun untuk membeli makanan pun mereka mengalami kesulitan, karena untuk menemukan warung makan di luar rusun Tzu Chi lokasi cukup jauh. Sedangkan tempat-tempat jual makanan di lokasi terdekat (Apartemen City Park) harganya cukup mahal bagi kalangan warga rusun. Akhirnya untuk kebutuhan makan mereka menumpang masak di tetangga atau kerabat terdekat di sekitar rusun. Semua penderitaan ini semakin bertambah ketika aliran listrik dan air bersih terputus. 

Hal inilah yang menjadi perhatian relawan Tzu Chi. Tanggal 18 Januari 2013, Goh Poh Peng relawan yang sering membina warga rusun segera berinisiatif membagikan makanan matang dan air minum bagi 300 warga yang tinggal di lantai dasar. “Yang kita bagikan hari ini pastinya tidak mencukupi, tapi kita memberikan yang terbaik dulu hari ini,” jelas Poh peng. Maka hari itu ia bersama sekitar 15 relawan langsung membagikan makanan dan minuman ke warga di setiap blok rusun Tzu Chi. Poh Peng berpendapat bahwa barang yang dibagikan memang tak cukup untuk hari ini, tapi setelah itu ia akan berkoordinasi dengan relawan untuk  memberikan bantuan lanjutan.

foto   foto

Keterangan :

  • Guru Sekolah Cinta kasih yang sebagian tinggal di rusun juga ikut membantu pembagian makanan bagi warga (kiri).
  • Tempat tidur dorong bagi pasien RSKB Cinta Kasih pun berubah fungsi menjadi pengangkut nasi bungkus dan air minum bagi warga korban banjir (kanan).

Dalam kondisi yang tidak mudah pembagian bantuan pun dibagi menjadi 2 titik: satu kelompok membagikan di blok A dan satu kelompok membagikan di blok B. Pembagian juga dibantu oleh para guru Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi yang sebagian memang tinggal di rumah susun tersebut. Saat Poh Peng membagikan di blok A inilah ia bertemu dengan Sianah seorang nenek berusia 80 tahun. Nenek itu tinggal di lantai dasar bersama anak, menantu, dan 2 orang cucunya. Keadaan membuat nenek itu harus bertahan selama 2 hari di tengah genangan banjir. “Tak ada tempat untuk mengungsi,” katanya, “Tapi saya masih kuat menahan dingin, yang terpenting cucu-cucu saja jangan kebasahan.” Menurut anak lelakinya karena tak ada tempat mengungsi maka mereka tidur di atas bale (dipan) kayu yang mereka buat secara darurat. Tapi karena air tak kunjung surut, kondisi mereka pun menjadi tidak bugar. “Tidur di bale di atas air sangat susah. Tidak bisa nyenyak, sekali nyenyak saya tercebur ke air,” kata sang anak.

Ketika kondisi semakin memprihatinkan, beruntung mereka mendapatkan pinjaman rumah dari pengelola. Pengelola Perumahan Tzu Chi memberikan temnpat tinggal sementara bagi mereka di lantai 5. Mengetahui berita ini relawan turut merasa tenang. Setelah memberikan bantuan makanan dan minuman, relawan segera mengantar nenek itu untuk naik ke lantai 5, unit sementara yang dapat mereka tempati.

  
 

Artikel Terkait

Upacara Kelulusan Berbalut Drama Kisah Nyata

Upacara Kelulusan Berbalut Drama Kisah Nyata

22 Mei 2017
“Pendidikan Cinta Kasih Universal Mendamaikan Dunia” merupakan tema yang diusung oleh Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng dalam mengadakan kegiatan Kamp Pendewasaan Siswa. Kegiatan selama dua hari diakhiri dengan upacara kelulusan siswa (20/05/17). Sebanyak 539 siswa dari unit TK, SD, SMP, SMA, dan SMK Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng mengikuti prosesi kelulusan.
Menggalang Hati Melalui Mi DAAI

Menggalang Hati Melalui Mi DAAI

07 November 2017

Relawan Tzu Chi komunitas He Qi Timur mempromosikan Mi Instan DAAI sekaligus memperkenalkan misi amal Tzu Chi kepada para pengunjung Taman Jogging 1, Kelapa Gading, Minggu 5 November 2017.

Tak Patah Arang, Inspirasi dari Orang Tua Elena

Tak Patah Arang, Inspirasi dari Orang Tua Elena

07 Juni 2018
Rabu, 6 Juni 2018 menjadi hari yang paling membahagiakan bagi para orang tua murid SD Tzu Chi Indonesia. Dengan bangga, haru, dan bersyukur, mereka menyaksikan anak-anak mereka menjalani prosesi wisuda di Aula Jing Si lantai 3, Tzu Chi Center, PIK, Jakarta Utara. Jikalau ada orang tua yang paling berbahagia, maka orang itu adalag Peggy dan Damianus, orang tua dari Eleanora. 
Kehidupan masa lampau seseorang tidak perlu dipermasalahkan, yang terpenting adalah bagaimana ia menjalankan kehidupannya saat ini.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -