Banjir Jakarta: Paket Kecil Bernilai Besar
Jurnalis : Yuliati, Fotografer : Yuliati
|
| ||
Curah hujan yang cukup tinggi beberapa hari melanda ibukota ini membuat daerah tempat tinggal Rani terendam air. Intensitas ketinggian air yang semakin meningkat, mengharuskan dia dan keluarga meninggalkan rumah. “Air sudah sepinggang orang dewasa. Barang basah semua, makanya kita mengungsi di sini (kantor kelurahan),” cerita ibu muda ini. Walaupun dirasa aman setelah mengungsi, namun Rani merasa agak khawatir dengan kondisi anak bungsunya yang masih berusia tiga bulan. Sebelum banjir merendam daerah Muara Baru, anak bungsu Rani sudah mengalami sakit batuk. Namun walaupun demikian anak bungsunya tidak rewel sedikit pun selama di pengungsian. “Alhamdulillah enggak rewel dan kami semua sehat,” kata Rani sesekali memandangi wajah anak bungsunya. Di hari pertama Rani mengungsi, Yayasan Buddha Tzu Chi hadir untuk memberikan perhatian kepada warga korban banjir. Setelah melakukan survei sehari sebelumnya, pada Minggu siang, 19 Januari 2014, Tzu Chi kembali membagikan 90 paket bantuan untuk kebutuhan bayi dan lansia kepada warga Kelurahan Penjaringan, Pejagalan, dan Muara Baru. “Melihat banyaknya balita yang mengungsi, kami membagikan paket kebutuhan bayi berupa pampers, bubur, dan susu bayi,” ujar Haryo Shixiong setelah membagikan paket bantuan. Sebanyak 14 relawan Tzu Chi bersama-sama merapatkan barisan bersumbangsih untuk warga yang menjadi korban bencana banjir Jakarta. “Ini (bantuan) tahap awal dan nanti akan terus kami koordinasikan dengan pihak yayasan (Tzu Chi),” ujarnya.
Keterangan :
Sebanyak 25 dari 116 warga Muara Baru yang mengungsi di Kelurahan Penjaringan ini menerima paket bantuan kebutuhan bayi dan enam belas warga menerima paket kebutuhan lansia. Rani yang sangat bergembira menerima bantuan mengaku bahwa bantuan yang pertama kali ia terima berupa paket kebutuhan bayi ini sangat membantunya. “Saya sangat membutuhkan pampers. Saya senang, ini sangat membantu,” ungkapnya. Ia pun sangat berterima kasih atas perhatian yang diberikan kepada warga korban yang cukup rutin mengalami banjir ini. “Terima kasih ada yang memperhatikan kami,” ungkap Rani. Dalam memberikan bantuan, bukan besar ataupun kecil barang yang diberikan kepada penerima bantuan. Namun rasa kepedulian terhadap sesamalah yang selalu diingat oleh para warga penerima bantuan. Dengan begitu beban yang dirasakan warga korban bencana banjir terasa lebih ringan dan memiliki keluarga yang memperhatikan mereka. | |||