Banjir Jakarta: Pembagian Nasi Bungkus di Duri Kosambi

Jurnalis : Teddy Lianto, Fotografer : Teddy Lianto
 

foto
Sedari pagi, relawan dan warga perumahan Duri Kosambi berkumpul di Depo Pelestarian Lingkungan Duri Kosambi untuk memotong dan memasak sayuran dalam menyediakan nasi bungkus bagi korban banjir.

Sejak awal tahun 2014, hujan lebat kerap membayangi kota Jakarta, membuat resah beberapa warga yang tinggal di daerah rendah di kawasan Duri Kosambi, Jakarta Barat. Saat banjir mulai menggenangi beberapa wilayah, relawan Tzu Chi mulai melakukan survei ke lokasi yang terkena banjir, misalnya ke wilayah RW 4, Kelurahan Duri Kosambi yang terendam banjir setinggi pinggang orang dewasa. Semakin masuk ke dalam, genangan semakin tinggi.

Dalam kondisi rumah tergenang, warga kesulitan untuk memasak makanan. Karenanya, relawan sejak tanggal 19 Januari 2014 telah membagikan nasi bungkus ke berbagai titik pengungsian dan lokasi banjir. Pada Selasa, 21 Januari, dapur umum mulai dibuka di Depo Pelestarian Lingkungan Duri Kosambi. “Karena dapur umum di posko pengungsi hanya sanggup membuat sekitar 1.500 bungkus nasi, maka kita (relawan Tzu Chi) membantu mereka untuk membuatkan nasi bungkus sebanyak 1.500 bungkus, juga membantu air mineral, dan mi instan,” jelas Johnny Chandrina, koordinator kegiatan ini.

Berempati dengan Sumbangsih
Sore hari sebelumnya, relawan telah mulai menyebarkan beberapa pesan melalui jejaring pesan blackberry messenger kepada warga Duri Kosambi yang aktif Depo Pelestarian Lingkungan Duri Kosambi untuk datang membantu memasak. Makanan ini akan dibagikan kepada warga di RW 04, RW 14, dan RW 05, Duri Kosambi yang terkena banjir cukup parah. Ibarat tetesan air jernih yang terus berkumpul, kegiatan ini ternyata mengundang empati dari warga Perumahan Duri Kosambi. Pagi-pagi, sejak pukul 07.30 WIB, relawan Tzu Chi dan beberapa warga Perumahan Duri Kosambi sudah mulai berdatangan. Hujan deras  yang terus mengguyur sejak malam  hari, tidak menjadi penghalang.

foto  foto

Keterangan :

  • Jhonny Chandrina yang menjadi koordinator penyiapan nasi bungkus, sejak satu hari sebelumnya telah mengimbau agar para warga sekitar dapat turut bersumbangsih, sehingga pada hari pembagian jumlah bantuan dapat terkumpul dalam waktu yang singkat dan tepat sasaran (kiri).
  • Lie Gek Hong dan suami menyumbangkan nasi putih dan juga membantu di dapur umum Depo Pelestarian Lingkungan Duri Kosambi (kanan).

Lie Gek Hong turut menyumbangkan nasi putih. Ibu itu mengatakan bahwa ia terpanggil untuk melakukan amal, karena pada tahun 2007 silam, dirinya dan keluarga juga pernah merasakan tidak nyamannya ketika terkena musibah banjir. Oleh karena itu atas rasa saling peduli dan ingin bersumbangsih untuk masyarakat sekitar, Lie Gek Hong dan suami sedari pagi sudah memasak nasi putih untuk di sumbangkan ke Tzu Chi. “Saya dan suami bagi tugas, saya yang memasak, suami yang mengipasi agar tidak cepat basi,” ujarnya dengan senyum sumringah. Tidak cukup hanya itu, Lie Gek Hong juga turut menyumbangkan tenaganya untuk memotong sayuran, memasak, dan membungkus nasi. “Saya sudah merasa sangat bersyukur, karena rumah saya tidak terkena banjir, jadi apa salahnya jika saya meluangkan waktu untuk membantu orang-orang yang terkena musibah,” ujar Lie Gek Hong yang sempat mengajar di Sekolah Sutomo, Medan selama 8 tahun ini.

Selain Lie Gek Hong, warga lain yang turut berpartisipasi dalam kegiatan ini adalah Alex Purnama.  Ia membawa 3 bakul nasi putih, telur matang, dan sayuran dari rumahnya untuk disumbangkan. Dengan senyum yang ramah, Alex menjelaskan jika akses jalan yang biasa dilaluinya tergenang air cukup tinggi, sehingga hari itu pun ia tidak bisa masuk kerja. “Kebetulan saya hari ini tidak bisa masuk kerja ke kantor karena banjir, ya bantu-bantulah di sini. Karena membuat nasi bungkus untuk ribuan orang tidak mudah ya. Ya  kita bantu-bantulah sebisanya,” terang Alex Purnama sambil tersenyum hangat. Selain itu Alex juga menambahkan jika dengan kondisi banjir di mana-mana, tentunya akan membuat banyak orang tidak nyaman untuk beraktivitas. “Kita saja (yang tidak terkena banjir) susah, apalagi mereka yang terendam banjir,” tegas Alex dengan bijak.

foto  foto

Keterangan :

  • Ketika tak dapat masuk kantor hari itu, Alex Purnama (kemeja bergaris) merasa bahagia dapat mengisi waktu dengan bersumbangsih untuk orang–orang yang membutuhkan (kiri).
  • Ketinggian air di RW 04, Kelurahan Duri Kosambi sempat mencapai pinggul orang dewasa (sekitar 80 cm) (kanan).

Sebungkus Nasi Hangat
Dengan bantuan sumbangan nasi dan sayuran dari relawan dan warga setempat, akhirnya berhasil terbungkus 3.200 nasi lengkap dengan lauknya. Tepatnya pukul 11.00 WIB, bantuan 3.200 nasi bungkus beserta mi instan dan air mineral sudah mulai didistribusikan ke beberapa titik bantuan. Salah satunya yang cukup parah tergenang adalah di RW 04, Kelurahan Duri Kosambi. Di titik tersebut ada 3 RT yang terendam banjir yaitu RT 8, 9, dan 10. Sesampainya di Jalan Timbul Jaya, RW 04, Kelurahan Duri Kosambi, tampak beberapa rumah di gang-gang kecil sudah terendam air. Hujan yang sebentar-sebentar masih turun dengan deras hari itu, membuat air di rumah-rumah warga yang pada awalnya sudah mulai surut jadi naik kembali. Semakin masuk ke dalam pelosok gang, ketinggian air mencapai 80 cm. Salah satu penyebabnya adalah luapan air dari tanggul yang berdekatan dengan rumah warga.

Relawan pun menyambangi rumah demi rumah sambil memberikan nasi bungkus dengan senyuman dan doa agar banjir lekas surut. Dalih, Ketua RW 04 Duri Kosambi dan yang juga menjadi pemandu relawan dalam membagikan bantuan, menerangkan jika bantuan yang diberikan Tzu Chi berlangsung baik karena barang bantuan disampaikan langsung ke tangan yang benar-benar membutuhkan. “Bagus sekali. Dengan ini barang bantuan tidak menumpuk di satu titik saja, tetapi menyebar secara merata ke seluruh warga yang terkena banjir,” ucapnya.

Meskipun cuaca dingin dan hujan kerap turun, relawan tetap melakukan pembagian bantuan, dengan harapan dapat menghangatkan para warga yang memerlukan makanan. Semoga akan mengurangi penderitaan mereka yang sedang terkena bencana dan menenangkan hati mereka dengan sebungkus nasi hangat.

  
 

Artikel Terkait

Memupuk Berkah dan  Kebijaksanaan dari Pelatihan Relawan

Memupuk Berkah dan Kebijaksanaan dari Pelatihan Relawan

12 Oktober 2022

Pelatihan Relawan Abu Putih ke-3 di Tzu Chi Medan diikuti oleh 137 relawan (51 panitia dan 86 peserta pelatihan). Pada pelatihan ini, para relawan jadi lebih mengenal Tzu Chi, visi  dan misi Tzu Chi.

Menanamkan Nilai-nilai Luhur Sejak Dini

Menanamkan Nilai-nilai Luhur Sejak Dini

01 Oktober 2015

Sebanyak 18 anak mengikuti Kelas Budi Pekerti Tzu Chi pada Minggu, 20 September 2015 di Mal Ciputra Seraya, Pekanbaru . Tema kali ini adalah “Menjadi Bodhisatwa”. Anak-anak diajarkan untuk berpikir dengan niat yang baik, bertutur kata yang baik, dan melakukan perbuatan baik yang juga ditampilkan melalui pementasan drama.

Membina Generasi yang Berbudi Pekerti Baik

Membina Generasi yang Berbudi Pekerti Baik

11 Juni 2018
Yayasan Buddha Tzu Chi Tanjung Balai Karimun melakukan kegiatan rutin tiap sebulan sekali, Kelas Budi Pekerti. Sebelum masuk ke tahun ajaran baru pada bulan berikutnya, Tzu Chi Karimun mengajak para Xiao Tai Yang berserta orang tuanya untuk mengikuti kegiatan ini.
Jika selalu mempunyai keinginan untuk belajar, maka setiap waktu dan tempat adalah kesempatan untuk mendapatkan pendidikan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -