Banjir Jakarta: Perhatian Untuk Warga Pinggir Sungai Citarum

Jurnalis : Yuliati, Fotografer : Yuliati
 
 

foto
Relawan Tzu Chi menyerahkan bantuan paket banjir kepada warga korban banjir di Karawang pada tanggal 25 januari 2014.

Hujan yang mengguyur Indonesia memberikan dampak serius bagi sebagian wilayah. Di Pulau Jawa sendiri intensitas curah hujan tinggi membuat beberapa wilayah terendam banjir. Bukan hanya Ibukota Jakarta saja, bahkan sebagian wilayah seperti Karawang pun ikut terendam banjir akibat luapan Sungai Citarum. Hal ini menyebabkan warga yang tinggal di dekat sungai, selama empat hari terendam air dengan ketinggian satu setengah meter. Melihat kondisi seperti ini. Pada tanggal 25 Januari 2014, relawan Tzu Chi Karawang dan Jakarta bersama-sama memberikan perhatian kepada mereka.

Kurang lebih 50 relawan yang terdiri dari relawan Tzu Chi Jakarta, relawan Tzu Chi Karawang, dan relawan dari Sispamdu Zhadoel bergerak bersama memberikan perhatian kepada warga. Sebanyak 765 paket bantuan banjir disalurkan kepada warga korban banjir yang terdapat di Desa Purwadana, Desa Tanjung Pura, Desa karawang kulon, dan Dusun Benteng. “Dengan adanya pemberian ini kita sebagai relawan terpacu untuk memberikan lebih banyak lagi. Kami berterima kasih sekali kepada Master Cheng Yen, karena berkat arahan dari master kita semua dapat melakukan kegiatan ini dengan baik,” ungkap Rubbyanto Shixiong, koordinator pembagian bantuan. Bahkan lebih jauh lagi Rubbyanto Shixiong mengatakan bahwa akan memberikan perhatian kepada para warga korban banjir dengan mengadakan baksos pengobatan. “Melihat kondisi saat ini, kami akan melakukan baksos pengobatan massal,” ungkapnya.

Memulihkan Senyuman Keluarga Ona
Setelah penyerahan bantuan kepada pemerintah Kelurahan setempat, sebagian relawan Tzu Chi bersama ketua RT melakukan kunjungan ke rumah warga untuk melihat kondisi mereka pascabanjir. Relawan pun menuju lokasi yang terdapat di Dsn. Sumedangan RT 01 RW 01, Ds. Purwadana, Kec. Teluk jambe Timur, Kab. Karawang. Jalanan becek dan berlumpur bekas rendaman air tidak menyurutkan niat relawan untuk mengunjungi warga. Saat di pertengahan jalan yang penuh dengan lumpur, salah satu warga Ona binti Oom (37) menyapa para relawan dan mengajak untuk mampir ke rumahnya. Jarak rumah Ona dengan posisi relawan memang hanya berjarak sekitar 50 meter, namun akses jalan menuju rumahnya dipenuhi dengan lumpur membuat sebagian para relawan berusaha mencari pegangan agar tidak terjatuh. Namun demikian masih ada relawan yang tidak menggunakan sepatu bots terjebak di lumpur dan segera melepaskan sandalnya yang sudah dipenuhi lumpur.

foto  foto

Keterangan :

  • Sebanyak 50 relawan Tzu Chi dari Jakarta, Karawang, dan relawan dari Sispamdu Zhadoel bersama-sama menurunkan barang bantuan untuk dibagikan ke warga (kiri).
  • Ona bersama ibunya menyalami relawan dan mengungkapkan terima kasihnya atas bantuan yang diberikan (kanan).

Ona bersama keluarganya menyambut relawan yang hadir dengan senyuman ramah. Salah satu relawan Tzu Chi dari Jakarta, Johan Kohar bersalaman dengan Ona yang sedang menggendong buah hatinya. Kemudian relawan dan keluarga Ona saling berinteraksi. Rumah ona sendiri terletak tidak jauh dari pinggir Sungai Citarum. Luapan air sungai ini merendam rumahnya yang bergandengan dengan rumah orang tuanya. Air semakin malam semakin tinggi, sehingga suami Ona pun membuat panggung di teras rumahnya yang dijadikan sebagai tempat pengungsian. “Warga di sini tidak ada yang mau mengungsi. Mereka bertahan dengan membuat panggung di masing-masing rumah mereka,” ucap ketua RT 01 Dsn. Sumedangan ini. Selama empat hari ini Ona bersama keluarganya harus bertahan di panggung rumahnya di atas air dengan ketinggian 1,5 meter. “Hari ini ada relawan datang dan dibantu. Saya senang banget,” ungkap ibu dua anak ini. Kini, air di rumahnya sudah surut namun kondisi anak bungsunya mengalami batuk dan flu akibat cuaca ekstrim sejak banjir.

Di penghujung kunjungan relawan Tzu Chi, salah satu relawan Tzu Chi, Johan Kohar dengan terharu berusaha untuk menumbuhkan senyuman di bibir para keluarga Ona. “Kami dari Yayasan Tzu Chi sangat prihatin atas kejadian ini. Hari ini kami memberikan bantuan. Mungkin tidak seberapa tapi hati kami, kami memberikan bantuan untuk meringankan bapak ibu semua,” ucap Johan Kohar Shixiong. Lebih lanjut Johan Shixiong menjelaskan, “Guru Master Cheng Yen berpesan kita sama darah jadi sama-sama bisa merasakan penderitaan yang warga di sini alami,” katanya. Melihat ketulusan relawan yang hadir di tengah-tengah keluarga Ona, ia pun mengungkapkan rasa syukurnya atas bantuan ini. “Ini sudah Alhamdulilah banget. Terima kasih,” ungkap istri karyawan pabrik ini.

foto  foto

Keterangan :

  • Aden Suwardi (kanan) mengungkapkan terima kasihnya atas perhatian yang diberikan dari Yayasan Buddha Tzu Chi (kiri).
  • Rubbyanto Shixiong bersama relawan Tzu Chi lainnya melintasi pinggir Sungai Citarum setelah berkunjung ke rumah warga (kanan).

Demi Keselamatan Warga
Selain Ona, salah satu warga bernama Aden Suwardi yang menjadi ketua RT 01 Dusun Sumedangan sejak awal datangnya banjir di dusunnya, ia terus berusaha agar warganya selamat dan dapat bertahan. Ketika air masuk ke rumah warga, Aden yang juga menjadi korban banjir segera menuju Mushola terdekat untuk memberikan peringatan dengan menggunakan pengeras suara agar warga mengungsi. “Warga memilih bertahan di rumah dengan tinggal di panggung rumah masing-masing,” ucap ketua RT 01 ini. Melihat kondisi demikian, Aden mencari bantuan ke kantor kelurahan dengan berjalan kaki meskipun banjir masih tinggi. “Saya ke kantor mencari bantuan. Ada bantuan sedikit ya saya bagikan rata,” ungkapnya. setelah mendapatkan bantuan, Aden mendistribusikan bantuan secara merata ke masing-masing rumah warganya.

Ketulusan Aden  yang sudah diberi tanggung jawab sebagai ketua RT tidak membuatnya patah semangat dan merasa letih. Bahkan ia juga menyelamatkan seorang nenek dan balita saat air semakin meninggi. “Alhamdulilah warga selamat semua,” ungkap pedagang asongan ini. Dari kegesitan dan ketulusan Aden inilah yang membuat warganya terus mengucap terima kasih kepadanya bahkan memberikan istilah “biar kecil tapi seperti Gelatik” kepada ketua RT 01 ini. Setelah air surut pun, Aden masih terus mengurusi bantuan yang masuk untuk warganya sehingga belum bisa berdagang asongan kembali. “Terima kasih kepada Yayasan Buddha Tzu Chi sudah membantu warga kami,” ucap Aden.

  
 

Artikel Terkait

Berbagi Hati, Berbagi Rasa

Berbagi Hati, Berbagi Rasa

10 Maret 2010
Banyak relawan yang terharu menyaksikan ceramah Master Cheng Yen  tersebut, salah satunya adalah Sylvia, salah satu komite. Sylvia bercerita bahwa itu adalah ceramah Master Cheng Yen yang disampaikan saat ia dalam proses pelatihan untuk dilantik menjadi komite.
SMAT: Biar Kecil tapi Bisa buat Bantu Orang

SMAT: Biar Kecil tapi Bisa buat Bantu Orang

23 September 2013 Pada tanggal 12 Juli 2013 lalu, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia berkunjung ke Denintel Kodam Jaya, Jalan Kramat 7, Jakarta Pusat guna mengajak me
Pelestari Lingkungan Cilik, Mengubah Sampah Menjadi Emas

Pelestari Lingkungan Cilik, Mengubah Sampah Menjadi Emas

27 Maret 2017

Minggu, 19 Maret 2017, anak-anak kelas budi pekerti Qin Zi Ban dan Er Tong Ban melakukan praktik pemilahan barang-barang yang bisa didaur ulang. Halaman rumah Tzu Chi menjadi tempat bagi  xiao pu sa, orang tua, dan juga duifu (mentor) untuk belajar memilah barang-barang daur ulang. 

Kekuatan akan menjadi besar bila kebajikan dilakukan bersama-sama; berkah yang diperoleh akan menjadi besar pula.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -