Banjir Jakarta: Turut Bersumbangsih di Kala Bencana Tiba

Jurnalis : Joliana (He Qi Barat), Fotografer : Rudy Darmawan (He Qi Barat)
 
 

foto Relawan Tzu Chi bekerjasama dengan TNI membagikan makanan ke warga korban banjir dengan menggunakan perahu rakitan dari warga setempat

Selama 3 hari berturut-turut, tanggal 18-20 Januari 2013 para relawan Tzu Chi turun ke lapangan untuk memberikan bantuan paket  makanan. Melihat begitu banyaknya korban banjir, sudah sepatutnya kita yang tidak terkena bencana  bersyukur dan mulai berpikir apa yang dapat kita lakukan pada saat ini. Tidak ada yang abadi, setiap saat dapat berubah, pengalaman adalah pelajaran yang sungguh luar biasa.

 

Aktivitas pembagian bantuan dimulai sejak jam 7 pagi, dimana cuaca pagi agak mendung dan tidak berapa lama hujan pun turun, tapi ini tidak menyurutkan niat dan tekad untuk terus membantu korban bencana banjir. Di hari ke-3 sumbangan berupa nasi putih terus berdatangan, sehingga relawan  Tzu Chi berkonsentrasi untuk memasak lauk pauk. Semua terlihat sibuk bekerja. Begitu semangatnya tidak ada keluh kesah sedikit pun, semua hanya bertekad harus terus bergerak membantu sekuat tenaga tidak hanya berdiam diri. Karena banyaknya titik banjir yang harus dibantu, relawan  hanya berharap bantuan ini bisa sedikit membantu korban banjir melewati hari .

Hari Minggu, 20 Januari 2013 relawan Tzu Chi turun ke-8 titik lokasi di wilayah Kapuk Cengkareng, Rawa Buaya, Kampung Pulo, dan  Panti Jompo Kapuk. Sebanyak 5.500 paket bantuan makanan dibagikan pada hari itu. Semua wilayah yang dikunjungi merupakan kawasan berpenduduk padat dan kumuh. Saat relawan Tzu Chi memasuki kawasan Kapuk Pulo, Cengkareng terlihat para korban banjir berkumpul ngobrol, para ibu ada yang mencuci pakaian dan memasak ala kadarnya, sementara anak-anak terlihat senang berenang dan bermain di air banjir. Air banjir tampak sangat kotor, keruh, banyak sampah berserakan hanyut terbawa air. Saat tim relawan datang ketinggian air sekitar 40-50cm, mereka menyusuri jalan yang digenangi air sepanjang 1-1,2 km. Semua bahan makanan diangkut menggunakan rakit buatan warga sendiri.

Semua kegiatan ini bisa berjalan karena berkat semangat dan dukungan yang luar biasa dari para simpatisan. Para relawan beserta kerabat dan para simpatisan lainnya, begitu mendengar bahwa di Depo Pelestarian Duri Kosambi mengadakan kegiatan pembagian paket bantuan makanan ke korban bencana banjir, mereka langsung berbondong-bondong menyumbangkan nasi putih dan telur rebus. Bila hanya mengandalkan kekuatan dan kapasitas memasak di depo tidak mungkin bisa mencapai jumlah yang besar. Sungguh luar biasa perhatian dan rasa cinta kasih para dermawan yang ikut bersumbangsih. Banyak dari mereka berasal dari kawasan Perumahan Duri Kosambi, Taman Semanan, Citra, Cengkareng dan sekitarnya. Bahkan ada yang datang dari wilayah Tangerang. Dengan tekad ingin turut membantu, mereka tidak menghiraukan jalanan yang saat itu masih tergenang banjir. Dari hari ke hari bantuan datang makin meningkat.  Sebanyak 184 relawan bergabung bersama  bekerja sejak pagi sampai semua nasi bungkus selesai disalurkan baru kembali ke rumah. Dengan kekuatan cinta kasih, apapun hambatan dan rintangan yang ada tiada artinya lagi.

foto   foto

Keterangan :

  • Relawan membagikan paket bantuan makanan kepada warga yang terkena musibah banjir (kiri).
  • Setiap hari dimulai dari pagi hari, relawan sudah memulai memasak lauk untuk nanti dibagikan pada warga yang terkena bencana banjir (kanan).

Selama 3 hari, relawan Tzu Chi komunitas He Qi Barat mengirimkan bantuan sebanyak : 13.500 nasi bungkus, 402 dus mi instan, 621 dus air mineral, 25 dus kopi, 120 dus biscuit, 7 dus minuman penyegar. Semua tidak bisa terlaksana bila tidak ada dukungan dan bantuan dari para relawan dan donatur sekalian. Seorang relawan bernama Lily Purwati menuturkan pengalamannya selama dua hari berada di dapur umum Tzu Chi di Depo Pelestarian Lingkungan Kosambi. Ia merasakan begitu banyak relawan Tzu Chi yang turun membantu, tiada keluh-kesah, semua semangat dan penuh senyum.

Sebagian dari simpatisan yang datang sesungguhnya adalah korban banjir. Ini baru diketahui saat beberapa dari mereka pamit pulang dan mengatakan "Gan en Shixiong, Shijie. Saya mau bersih-bersih rumah dulu. Lumpurnya tebal. Mumpung air sudah surut.” Luar biasa!! Meski mereka sendiri adalah korban banjir tetapi bukan meratapi nasib, berkeluh-kesah, menggerutu dan hanya duduk diam menunggu bantuan datang, mereka justru bersumbangsih di tengah bencana yang menimpa.  Setelah memastikan keluarga aman, mereka langsung meninggalkan rumah dan menuju dapur umum di PIK dan Kosambi.

 

Ketika turun memberikan bantuan pun tidak tergambar raut susah hati di wajah mereka. Memang, setiap orang mempunyai hati malaikat. Hanya butuh waktu untuk diam, merenung, dan mendengar kata hati sejenak untuk menyalakan apinya sehingga sinarnya menghangatkan diri sendiri dan menghangatkan dunia! Gan en, Shixiong Shijie.  Sungguh beruntung bertemu kalian semua. Walau tidak kenal satu persatu, tapi terasa dekat karena semua selalu tersenyum dan mengucapkan "Gan En". Semoga semua makhluk berbahagia dan saling menghangatkan dunia!

  
 

Artikel Terkait

Audiensi Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan ke Tzu Chi Indonesia

Audiensi Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan ke Tzu Chi Indonesia

16 Oktober 2023

Tzu Chi Indonesia menerima audiensi dari Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan. Dalam kegiatan ini juga dilakukan penjajakan potensi kerja sama dalam bidang medis.

Pelantikan TIMA Medan

Pelantikan TIMA Medan

04 Juli 2019

Tzu Chi Medan mengadakan pelantikan anggota TIMA di  Gedung Tzu Chi, Jl Boulevard Blok G /1 No 1-3 Kompleks Cemara Asri Medan pada Minggu, 30 Juni 2019. Sebanyak 33 tenaga medis  dilantik menjadi anggota TIMA Medan.

Bakti Sosial Kesehatan Tzu Chi ke-131: Yang Manis dan Tak Terlupa Selama Menjalankan Tugas

Bakti Sosial Kesehatan Tzu Chi ke-131: Yang Manis dan Tak Terlupa Selama Menjalankan Tugas

05 Juli 2022

Lebih dari sepekan Bakti Sosial Kesehatan Tzu Chi ke-131 di kota Palu berlalu, namun ungkapan sukacita para pasien dan keluarganya terus mengalir dan sampai ke ponsel beberapa tim relawan Tzu Chi.

Memiliki sepasang tangan yang sehat, tetapi tidak mau berusaha, sama saja seperti orang yang tidak memiliki tangan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -