Banjir Manado: Cepat dan Tepat Mengalirkan Bantuan

Jurnalis : Metta Wulandari, Teddy Lianto, Fotografer : Metta Wulandari, Teddy Lianto
 

foto
Tzu Chi datang dengan membawa program pemberian bantuan dan dukungan semangat kepada masyarakat Manado.

Seperti aliran air yang terus mengalir, bantuan Tzu Chi kepada masyarakat Manado terus berjalan. Pada tanggal 5 Februari 2014, Tzu Chi memberikan bantuan baksos kesehatan pada 195 warga Banjer, PAAL II. Penyakit dominan yang diderita oleh warga adalah penyakit kulit, infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), dan diare. Dokter Andreas yang memeriksa warga hari itu menjelaskan bahwa penyakit ini memang penyakit yang umum diderita oleh warga saat musim hujan (atau banjir) tiba.

 

Selain bantuan medis, di tempat ini relawan juga memberikan paket bantuan banjir berupa sabun, sikat, odol, pembalut, shampo, selimut, dan pakaian layak pakai ke warga Kelurahan Dendengan Dalam, PAAL II. Sebanyak 792 paket bantuan dibagikan di Dendengan Dalam dan 702 kupon kompor dibagikan di wilayah PERKAMIL. Kupon kompor ini pada hari yang ditentukan dapat ditukarkan warga dengan satu set kompor gas dan tabungnya.

Pada pukul 10.00 WITA, relawan bergerak ke tujuh lingkungan yang ada di Kelurahan Dendengan Dalam. Dengan dibantu oleh warga setempat, relawan Tzu Chi menyusuri gang demi gang, guna melakukan survei sekaligus memberikan kupon paket bantuan dan kupon bantuan kompor gas. Ketua lingkungan V, PAAL II, kel Dendengan Dalam, Matheos Manikome mengatakan jika pemberian bantuan yang dilakukan oleh Tzu Chi kepada masyarakat sangat bagus. “Kalau menurut kita, relawan melakukan survei dan beri bantuan langsung itu sudah benar. Masyarakat juga memuji itu. Kerjanya cepat, tepat, dan adil,” ujar Matheos senang. “Dalam pembagian bantuan, relawan juga selalu musyawarah dengan para anggota terlebih dahulu. Ini yang membuat saya salut. Selama saya menjadi kepala lingkungan, baru kali ini ada bantuan yang dilakukan dengat cepat dan tepat sasaran,” sambungnya.

Selain wilayah Dendengan Dalam, wilayah PERKAMIL juga disisir oleh para relawan di siang harinya. Tim relawan yang dibagi menjadi beberapa kelompok bergerak dengan penuh semangat.

foto  foto

Keterangan :

  • Tzu Chi memberikan bantuan baksos kesehatan pada 195 warga Banjer, PAAL II. Penyakit dominan yang dijumpai adalah penyakit kulit, infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), dan diare (kiri).
  • Relawan juga memberikan paket bantuan banjir berupa sabun, sikat, odol, pembalut, shampo, selimut, dan pakaian layak pakai ke warga Kelurahan Dendengan Dalam, PAAL II (kanan).

Kehangatan di Tengah Bencana
Rata-rata warga lingkungan V, Dendengan Dalam bekerja sebagai tukang bangunan. Banyak anak yang hanya tamatan SMP atau SMA langsung bekerja membantu orang tua mencari nafkah hingga ke luar daerah. Karena itu anak-anak yang masih kecil, tinggal di rumah diasuh oleh nenek mereka. Seperti yang dialami oleh Bukanaong Bilusayang. Nenek berusia 70 tahun ini menjaga kedua cucunya di rumah, sedangkan ketiga orang anaknya bekerja di luar kota. Anak pertamanya bekerja di Bali, anak keduanya bekerja di Biak, dan yang terakhir bekerja di Palu. Untuk kehidupan sehari-hari, Bukanaong Bilusayang atau akrab disapa Oma Uwa ini berdagang makanan kecil di depan rumahnya.

Oma Uwa berkata jika di tahun 2014 ini, Tuhan masih sayang padanya sehingga ia masih dapat merasakan nikmatnya tahun 2014. Pada tanggal 15 Januari silam, banjir menyebabkan rumahnya terbenam air setinggi hampir 4 meter. “Ketinggian air awalnya hanya sepinggang, tetapi makin lama makin tinggi. Beruntung ada warga yang menggendong kami para lansia keluar dari kepungan banjir,” cerita Oma Uwa.

Oma Uwa menambahkan jika di balik banjir, ada kebahagiaan dan kehangatan yang ia rasakan. Putra bungsunya yang bekerja di Palu langsung pulang menjenguk dirinya. Tidak hanya itu, putranya juga membantu membersihkan rumahnya dari lumpur. Setelah rumah sudah lumayan rapi, baru kemudian putranya kembali ke Palu untuk bekerja. “Rasanya bahagia karena di saat bencana anak bungsu saya yang bantu bersih-bersih rumah,” ucap Oma Uwa bersyukur.

foto  foto

Keterangan :

  • Banyak anak di wilayah PAAL II yang mencari nafkah hingga ke luar daerah. Sementara anak-anak yang masih kecil, tinggal di rumah diasuh oleh nenek mereka (kiri).
  • Sebelum melakukan kerja bakti, relawan Tzu Chi memperkenalkan tentang Tzu Chi dan misinya kepada warga (kanan).

Oma yang menerima kupon kompor dari relawan pun menyimpan harapan, “Dengan bantuan kompor dari Tzu Chi, saya bisa jualan makanan lagi,” ujarnya.

Solidaritas dan Kerja Bakti
Dalam program pemberian bantuan, Tzu Chi juga mengadakan program solidaritas dan kerja bakti (cash for work) atau pemberian donasi solidaritas bagi warga PAAL II yang mencakup wilayah Banjer dan Tikala Ares. Sebagaimana di wilayah lain, di sini pun warga menyambut baik program solidaritas dan kerja bakti ini. Sebanyak 610 warga Banjer dan 260 warga Tikala Ares ikut serta. Suasana penuh keriangan dan tawa saat relawan membuka kegiatan dengan mendendangkan lagu dan gerakan isyarat tangan Satu Keluarga.

Artis Kawung salah seorang warga yang kerja bakti. Menurutnya Tzu Chi datang dengan membawa program bantuan yang berbeda karena di dalam bantuan Tzu Chi ada makna pemberian bantuan dan dukungan semangat kepada masyarakat. “Relawan Tzu Chi ingin membangun kembali (Manado). meskipun bukan membangun utuh dan sempurna, tetapi ada pembinaannya. Kami berharap (warga) tidak hanya menjadi penerima bantuan tetapi juga bisa menjadi pemberi bantuan,” ujar Artis penuh harap.

  
 

Artikel Terkait

Suara Kasih: Setiap Orang adalah Sutra Hidup

Suara Kasih: Setiap Orang adalah Sutra Hidup

23 Agustus 2011
Lihatlah Somalia. Sekitar 640.000 anak menghadapi risiko meninggal akibat kelaparan. Selain bencana kelaparan, warga Somalia juga mengalami bencana akibat ulah manusia. Anak-anak yang lahir di sana sungguh tak berdaya.
20 Tahun Tzu Chi Indonesia: Tzu Chi Papua dalam Sendra Tari

20 Tahun Tzu Chi Indonesia: Tzu Chi Papua dalam Sendra Tari

14 Oktober 2013

Sepanjang 20 tahun Tzu Chi berada di Indonesia, sepanjang itu pula relawan giat menyebarkan cinta kasih ke berbagai pelosok nusantara.

Ban Bekas Karet Penyanggaku

Ban Bekas Karet Penyanggaku

30 Mei 2009 Post operasi pasien hernia yang dilakukan pada 27 Mei 2009, tidak hanya diisi dengan kegiatan pemeriksaan saja, melainkan acara ramah tamah yang penuh kekeluargaan antara para pasien dengan seluruh relawan dan tim medis Tzu Chi.
Umur kita akan terus berkurang, sedangkan jiwa kebijaksanaan kita justru akan terus bertambah seiring perjalanan waktu.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -