Banjir Manado: Torang punya semangat tiada habisnya

Jurnalis : Metta & Teddy, Fotografer : Metta
 

fotoDi tengah terik matahari, relawan membakar semangat 1004 warga PAAL IV.

Selasa, 5 Februari, proses pembagian bantuan di Manado masih berlangsung. Hari ini selain melaksanakan program cash for work, relawan juga melakukan survei untuk membagikan bantuan berupa kompor, selang beserta tabung gasnya. Pemberian ini didasarkan pada apa yang benar-benar dibutuhkan oleh warga. Sebelumnya, Tzu Chi melakukan komunikasi dengan pihak pemerintahan dan juga warga.

Banyak warga berkesah bahwa banyak bantuan yang datang berupa bahan makanan, namun mereka tak dapat mengolahnya karena alat memasaknya rusak bahkan hanyut terbawa banjir. "Banyak bantuan berupa mi instan yang diberikan, namun kami tidak bisa memasaknya karena tidak ada kompor," ujar salah satu warga. Dari sanalah, Tzu Chi memutuskan untuk membantu memberikan 5000 buah kompor beserta gasnya pada warga.

"Nanti kami akan mendatangi rumah bapak-ibu semua untuk membagikan kupon pemberian kompor yang bisa diambil tanggal 7 atau 8 Februari ya," ujar Lo Hoklay Shixiong yang disambut ceria dan tepuk tangan riuh oleh para warga yang berkumpul di lapangan Malvina. Sambutan antusias ini dinilai sangat baik oleh Hoklay Shixiong berkaitan dengan semangat yang masih berkobar dalam hati warga. "Saya melihatnya bukan hanya nominal yang mereka terima namun dari semangat mereka bisa tergugah dan terbangun," ujar Hoklay. "Sangat gembira karena saya masih bisa ikut serta memberikan mereka bantuan yang mereka butuhkan," tambahnya. "Semoga setelah kita bantu di sini, semangat untuk bekerja bakti bersama semakin tumbuh sehingga mereka dapat melupakan sejenak penderitaan mereka. Selain itu semangatnya semoga masih terus berlanjut," harapnya.

Salah satu warga yang sangat bahagia dan tulus menerima apa yang telah terjadi adalah Olha Worang (42) yang rumahnya ikut hanyut terbawa arus. Rumahnya habis namun rasa syukurnya malah semakin tumbuh. "Awalnya ada rasa kecewa so sedih, tapi mo dikata apa. Rasa sedih so ada, tapi bersyukur Tuhan kasih kemampuan, kekuatan sampai kita sanggup hadapi semua itu," cerita Olha sambil terus tersenyum. Sejak hari pertama Tzu Chi mengadakan kegiatan cash for work, ia sempat tertinggal dan tidak tercatat dalam warga karena anaknya selalu rewel saat ditinggal. Namun akhirnya ia bisa ikut serta dalam kegiatan cash for work. "Kenapa torang semangat? Itu karena Tuhan yang membuat kita kuat. Walaupun rumah torang habis, tapi semangat tetap ada," ujarnya dengan tulus.

Hal yang sama juga dirasakan oleh samsiah dan suami yang mulai bersih-bersih di rumahnya. Rumah mereka yang terletak di sebuah gang sempit di jalan mahesa lingkungan 2, kompleks Masjid At-Tamir , membuat mereka bingung bagaimana mereka dapat memindahkan lumpur dari dalam rumah mereka. Aliran deras lumpur merusak pintu, perabot dan seluruh harta bendanya. beruntung dari kelurahan mengabarkan Tzu Chi datang dan akan memberikan bantuan berupa angkong dan sekop sehingga warga dapat memiliki sebuah harapan dan bantuan memindahkan lumpur yang masuk ke dalam rumahnya yang setinggi 2 meter. Dengan angkong, mereka dapat mengangkut lumpur ke lokasi penampungan sementara untuk kemudian di ambil oleh truk sampah dan saluran air di depan rumahnya dapat kembali berfungsi. Tidak hanya itu, dengan adanya bantuan berupa wipot, sikat dan ember rumah mereka bisa kembali bersih. Bantuan berupa kompor gas, tabung, dan selang melengkapi kebahagian mereka karena mereka kini dapat memasak dan melanjutkan mata pencaharian mereka: membuat gorengan untuk di jual di depan gang rumah."Beruntung ada bapak-ibu yang bantu kita, jadi kita bisa kembali ke rumah. Bapak sampai saat ini belum ada pekerjaan, dengan ikut cash for work kita dapat penghasilan dan rumah jg bersih," ujar samsiah dengan penuh gembira.

foto   foto

Keterangan :

  • Dengan alat berat, sampah banjir diangkut ke tempat pembuangan (kiri).
  • Mengakhiri kegiatan, relawan kembali membagikan Donasi Solidaritas untuk warga (kanan).

Perpisahan Bukanlah Akhir
Tak terasa telah dua hari Tzu Chi memberikan bantuan bagi warga PAAL IV. Hari ini merupakan hari terakhir bagi warga untuk bergotong royong bersama Tzu Chi. Sebanyak 1004 warga dari enam lingkungan berkumpul bersama dan bernyanyi lagu Satu Keluarga tak ketinggalan juga isyarat tangannya. Dengan dipandu oleh relawan, mereka sepenuh hati mengikuti irama lagu dan gerak tangan para relawan. Melihat hal ini, rasa haru timbul.

Lagu Cinta dan Damai juga menggema di lapangan. Saat lagu ini dinyanyikan oleh warga, tak sedikit dari mereka yang turut menangis haru. Relawanpun demikian, sambil beranjali mereka berdoa, menyeka air mata, dan memandang haru pada para warga. Suara mereka bergetar menahan tangis. "Mereka luar biasa," ucap relawan.

Bu Lurah Joyce menekankan bahwa perpisahan bukanlah akhir. Ia juga mengharapkan bahwa Tzu Chi nantinya akan berkumpul kembali dengan warga dalam keadaan yang lebih baik.

  
 

Artikel Terkait

Setiap Detik Berlombalah untuk Berbuat Kebajikan

Setiap Detik Berlombalah untuk Berbuat Kebajikan

20 Januari 2020

Walaupun situasi dan kondisi kurang mendukung mengingat pascabanjir besar di Jakarta dan sekitarnya, relawan Tzu Chi bersama PMI, dan didukung oleh RPTRA Kembangan Utara tetap menggelar kegiatan Donor Darah.

Belajar Bersama dalam Gathering Misi Amal

Belajar Bersama dalam Gathering Misi Amal

20 Februari 2017
Tzu Chi Medan kembali menggelar gathering Misi Amal. Gathering misi amal bertujuan agar para relawan saling menginspirasi dan belajar satu sama lain. Beberapa relawan menceritakan pengalamannya, termasuk apa saja yang membuat mereka mencintai apa yang mereka lakukan di Misi Amal.
Buka Puasa Lintas Iman yang Digelar DAAI TV, Tak Kalah Seru dari War Takjil

Buka Puasa Lintas Iman yang Digelar DAAI TV, Tak Kalah Seru dari War Takjil

28 Maret 2024

Tren war takjil ramai dibahas di media sosial. Sebuah tren yang sangat positif karena mampu merekatkan persaudaraan antar umat beragama. Di bulan Ramadan ini, DAAI TV juga punya gawe yang tak kalah keren, yakni buka puasa bersama lintas iman.

Hakikat terpenting dari pendidikan adalah mewariskan cinta kasih dan hati yang penuh rasa syukur dari satu generasi ke generasi berikutnya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -