Banjir Sentani: Perhatian Bagi Keluarga Korban Banjir Bandang
Jurnalis : Marcopolo AT. (Tzu Chi Biak), Fotografer : Yoseph M,Chandra F, Hairil (Tzu Chi Biak)Lister, relawan Tzu Chi menghibur Ibu Wekiben Giri yang terharu karena teringat kepada kedua anaknya yang meninggal. Relawan Tzu Chi memberikan perhatian berupa dukungan moral dan uang pemerhati.
Rabu, 27 Maret 2019, relawan Tzu Chi Biak dan Jayapura mengunjungi Posko Induk Penanggulangan Banjir Bandang Sentani Gunung Merah, Jayapura. Di posko ini relawan meminta data-data korban yang meninggal dan yang sudah teridentifikasi. Tujuannya untuk bersilaturahmi dan memberikan dukungan moral kepada para keluarga korban banjir.
Mayoritas korban yang meninggal adalah korban banjir bandang. Datangnya air secara tiba-tiba disertai hujan lebat membuat banyak orang tidak sempat menyelamatkan diri. Menurut data Posko Induk Gunung Merah sebanyak 61 orang yang sudah teridentifikasi dan dibawa oleh pihak keluarga. Sementara bagi korban yang sudah sulit dikenali dan tidak bisa diidentifikasi lagi maka langsung di kuburkan secara massal.
Relawan memberikan bingkisan dan uang pemerhati kepada keluarga yang anggota keluarganya meninggal dunia akibat musibah banjir bandang ini.
Chandra Ferdinand, relawan Tzu Chi Biak kemudian menghubungi keluarga-keluarga korban tersebut. Dari 61 korban meninggal, hanya 40 keluarga yang berhasil dihubungi. Relawan bahkan mencoba mencari keluarga korban sesuai di posko yang terdaftar, tetapi tidak menemukan karena sudah berpindah posko.
Relawan kemudian mempersiapkan tali asih untuk diberikan kepada pihak keluarga. Sebanyak 40 keluarga kemudian diberikan uang pemerhati (santunan dukacita) oleh Tzu Chi Biak, serta paket bingkisan untuk mereka. Hari pertama, Kamis 28 Maret 2019, sebanyak 26 keluarga mendapatkan uang pemerhati dari relawan. Pembagian dilakukan di 4 tempat: Posko Kemiri, Posko Dian Harapan, Posko Jl.Sosial, dan Posko Pokem.
Ada 40 keluarga yang menerima uang pemerhati.
Ada seorang ibu bernama Wekiben Giri, ia kehilangan 2 orang anak, yaitu Ekstrael Kogoya dan Alex Kogoya. Sewaktu relawan mengajak bercerita ia sudah tidak sanggup lagi menahan air matanya. Beliau sangat sedih kehilangan putranya tersebut. Lister, relawan Tzu Chi dengan sabar membasuh air mata Ibu Wekiben dan menghiburnya. Agak lama, barulah ia bisa tenang dan bercerita dengan lancar. Ibu wekiben berkata, “Saya sangat sakit (akibat) kehilangan dua putra saya ini. Semoga Tuhan bisa membalas kebaikan yang Bapak-Ibu berikan ini.”
Brigpol Thomas Sokoy, anggota Polres Doyo, meski kehilangan anggota keluarga, ia tetap bertugas dan membantu masyarakat di wilayahnya.
Hari kedua, Jumat, 29 Maret 2019, dilakukan kembali pembagian uang pemerhati bagi 14 keluarga. Relawan mendatangi setiap rumah korban. Ada satu sosok keluarga penerima bantuan yang menjadi perhatian relawan. Brigpol Thomas Sokoy sehari-hari bertugas di Polres Doyo dan tinggal di Jalan kemiri. Tempat ini merupakan salah satu tempat terparah yang terkena banjir bandang. Bapak Thomas dengan tegar melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagai anggota Polri dengan baik, padahal beliau kehilangan istri dan anaknya akibat banjir ini. Dengan tabah dia mengevakuasi dan mengamankan warga tanpa memikirkan dirinya sendiri yang sedang berduka. Ketegaran dan ketabahan Bapak Thomas sungguh membuat relawan terharu. “Saya secara pribadi mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia yang sudah rela membantu dan meringankan beban kami korban bencana, semoga Tuhan Yang Maha Kuasa membalas semua amal kebaikan dan ketulusan hati yang begitu mulia dari Bapak-Ibu. Semoga yayasannya diberkati dan dicintai oleh semua umat di bumi ini. Amin,” kata Bapak Thomas.
Editor: Hadi Pranoto
Artikel Terkait
Banjir Sentani: Merajut Berkah di Danau Sentani
02 April 2019Banjir Sentani: Setiap Saat Berbuat Kebajikan
29 Maret 2019Relawan Tzu Chi Biak dan Jayapura mengunjungi posko-posko pengungsian para korban banjir di tepian Danau Sentani, Selasa, 27 Maret 2019.
Banjir Sentani: Perhatian Bagi Keluarga Korban Banjir Bandang
01 April 2019Selama dua hari (28 – 29 Maret), relawan Tzu Chi memberikan perhatian kepada 40 keluarga korban meninggal akibat musibah banjir bandang di Sentani, Jayapura, Papua.