Banjir Tangerang: Teh Jahe yang Menghangatkan

Jurnalis : Juliana Santy, Fotografer : Juliana Santy

Melihat cuaca yang terus hujan dan warga yang sering terendam air banjir, teh jahe disiapkan untuk menghangatkan tubuh warga dan aparat yang bertugas.

Banjir tidak hanya melanda wilayah Jakarta, sejumlah wilayah di Tangerang juga tidak luput dari banjir. selasa, 10 Februari 2015, Kantor Yayasan Tzu Chi di Tangerang mendapatkan telepon dari warga yang terkena banjir di Perum Mutiara Pluit, Kelurahan Periuk, Tangerang. Ia adalah ibu Nining yang meminta bantuan evakuasi karena masih ada banyak warga yang terjebak. Usai kegiatan Tzu Chi, relawan langsung pergi melakukan survei ke tempat tersebut, dan ternyata wilayah itu belum tersentuh oleh bantuan. Namun relawan juga tidak dapat bertindak langsung ke setiap rumah karena banjir yang mencapai 3 sampai 4 meter. Akhirnya relawan segera mencari bantuan dari kepolisian sekitar, dan dengan sigap polisi segera bergerak membantu dengan satu perahu karet yang mereka miliki.

Dengan satu perahu karet kecil yang hanya dapat mengangkut 2 atau 3 orang, polisi mengevakuasi 30 warga yang masih terjebak di dalam rumahnya. Di daratan yang tidak terendam air, relawan menunggu kedatangan polisi, memberikan semangat kepada mereka, dan menyambut warga yang berhasil dievakuasi dengan makanan, karena hampir 1 hari mereka belum makan.  Walaupun hingga malam hari dan melelahkan, polisi berusaha menyelamatkan masyarakat.

Ada satu kejadian yang membuat relawan terkejut saat sedang menunggu polisi melakukan evakuasi. Mereka melihat anak kecil yang berumur sekitar 6 tahun berjalan tiba-tiba terperosok ke dalam gorong-gorong dan hanya terlihat rambutnya. Melihat itu, tanpa pikir panjang, seorang relawan, Hok Cun berlari untuk mengangkat anak itu, namun tenaganya masih kurang, dua anak Pesantren Nurul Iman Parung juga langsung turun ke dalam gorong-gorong dan mendorong anak itu keatas. “Selisih 0,1 detik saja, anak itu bisa saja tidak terselamatkan. Situasi kemarin benar-benar tidak bisa digambarkan, tetapi saya sangat bersyukur dengan hal ini karena anak tersebut selamat,” ucap Lu Lian Chu, Ketua Tzu Chi Tangerang.

Selain dengan sigap mengevakuasi warga, polisi juga membantu relawan menyiapkan posko.

Kondisi banjir di wilayah Perum Mutiara Pluit, Kelurahan Periuk, Tangerang ini mencapai 3-4 meter.

 

Minuman Hangat

Keesokan harinya (11/02), relawan Tzu Chi Tangerang membangun posko di wilayah tersebut. Di sekitar wilayah juga terdapat beberapa posko yang menyediakan makanan bagi warga, oleh karena itu Tzu Chi mencoba membangun sebuah posko yang tidak hanya menyajikan makanan dan minuman hangat, namun juga kehangatan batin bagi warga. “Jangan sungkan-sungkan melayani mereka seperti keluarga sendiri, karena mereka juga butuh kehangatan,” tutur Hok Cun pada saat briefing sekitar 30 relawan.

Salah satu kehangatan berasal dari teh Jahe.  Minuman ini sengaja disiapkan oleh relawan karena di musim hujan dan warga yang sering menerobos banjir akan merasa kedinginan, dan minuman jahe ini disiapkan agar mereka merasa hangat. Warga pun gembira menikmati segelas wedang jahe, sembari duduk di tempat yang disediakan, mereka berkata, “Minum jahe biar hangat, sudah beberapa hari kerendam terus.”

Selain minuman hangat, makanan hangat juga disediakan. Kali ini relawan menggunakan Nasi Jing Si karena praktis disajikan kala terjadi bencana.

Warga menikmatin Teh Jahe dan Nasi Jing Si yang disediakan oleh relawan. Mereka merasa senang dengan kehangatan yang diberikan oleh relawan Tzu Chi.

Di waktu makan siang hampir tiba, posko semakin diramaikan oleh kehadiran warga. Relawan juga menyediakan makan siang berupa nasi Jing Si. Nasi Jing Si memang memiliki cita rasa yang berbeda bagi lidah masyarakat Indonesia, oleh karena itu relawan menambahkan beberapa lauk agar setiap orang menyukainya. “Hao chi!” (enak), ucap seorang warga. Warga lainnya menambahkan, “kalau makan ini tiap hari sehat ya, harusnya begini, tidak hanya mie dan telur terus.” Relawan juga menceritakan asal-usul nasi ini kepada warga.

Salah satu warga yang datang ke posko ini adalah Karolina, Ketua RT 4 RW 8, yang mengungsi karena rumahnya sudah tertutup air hingga bagian atap. Pada saat banjir sebelumnya ia juga bertemu dengan relawan Tzu Chi yang sedang membagikan bantuan dan kali ini ia merasakan kembali kehangatan. “Terima kasih atas kehangatannya, makanannya. Kehangatan dari makanan, air jahe, kopi, dan orang-orangnya yang mau berbaur dengan kita, biarpun kita beragama lain. Pokoknya berterima kasih, kehangatannya, kerukunannya, dan kesabarannya melayani kita,” ucap ibu lima anak ini.


Artikel Terkait

Banjir Tangerang: Teh Jahe yang Menghangatkan

Banjir Tangerang: Teh Jahe yang Menghangatkan

12 Februari 2015 Relawan Tzu Chi Tangerang membangun posko di wilayah tersebut. Di sekitar wilayah juga terdapat beberapa posko yang menyediakan makanan bagi warga, oleh karena itu Tzu Chi mencoba membangun sebuah posko yang tidak hanya menyajikan makanan dan minuman hangat, namun juga kehangatan batin bagi warga.
Beramal bukanlah hak khusus orang kaya, melainkan wujud kasih sayang semua orang yang penuh ketulusan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -