Bantuan AirAsia QZ8501: Berempati dengan Keluarga Korban
Jurnalis : Teddy Lianto, Fotografer : Teddy LiantoHingga Senin, 5 Januari 2015 atau hari ke-10 jatuhnya Pesawat Air Asia QZ 8501 di Perairan Selat karimata, berbagai dukungan pun dilakukan relawan Tzu Chi surabaya yang berkoordinasi dengan relawan Tzu Chi Jakarta. Dimulai dari pukul 09.00 hingga pukul 21.00 WIB, relawan Tzu Chi terus memberikan perhatian dari membagikan makanan atau vitamin hingga melakukan pendampingan ke keluarga korban.
Menyadari pentingnya pendampingan psikologis bagi para keluarga korban, cinta kasih pun terus diberikan relawan guna mengurangi kesedihan mereka. Menjadi teman berbagi, itu yang kini terus dilakukan para relawan. Kini relawan juga memberikan dukungannya dengan kerap mendatangi rumah duka untuk melakukan cu nien atau doa bersama untuk korban agar mendapatkan ketenangan dan keluarga yang ditinggalkan juga bisa melepas dan menerima dengan lapang dada.
Seperti kali ini, relawan Tzu Chi Surabaya dan Jakarta kembali datang ke Rumah Duka Adi Jasa, Jalan Demak, Surabaya yang letaknya lebih kurang 45 menit dari Rumah Sakit Bhayangkara. Dalam pendampingan ini, relawan menyambangi salah satu keluarga korban, Liliana Irawati, nenek dari Hendra Gunawan Syawal, yang juga menjadi salah satu korban jatuhnya pesawat airasia QZ 8501.
Relawan Tzu Chi: Lulu, Rui Ying, dan Ana Tukimin segera berangkat ke Surabaya untuk memberikan bantuan lanjutan bagi korban pesawat AirAsia QZ 8501.
Dalam kunjungannya, sebanyak 6 relawan memberikan penghiburan dan doa kepada Liliana. Liliana mengatakan jika dirinya baru mengetahui jika Hendra telah meninggal pada tanggal 3 Januari 2014 lalu. Hal ini dilakukan karena anak-anaknya tidak ingin ia terlalu sedih, hingga akhirnya ketika Jenazah telah ditemukan dan dikembalikan kepada keluarga pada tanggal 3 Januari 2014, ia baru mengetahui kabar tersebut. Mendengar hal tersebut, hati Liliana pun merasa sedih dan shock. “Dalam hati ini sudah jerit, kenapa Tuhan (memanggilnya) begitu cepat,” kata Liliana yang telah berusia 76 tahun ini dengan tabah.
Relawan pun kerap datang dan berbincang-bincang dengan Liliana. Liliana pun merasa amat bersyukur dan tersentuh atas perhatian Tzu Chi yang terus memberikan doa dan dukungan agar ia lebih tegar. “Ya, kita sudah dibantu ya sudah agak tenang. Terima kasih, kan (dulu) pikiran kita kacau (ketika mendengar kabar). Saya sekarang dengan lapang dada menerima kenyataan ini. Kita sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi, sudah terjadi mau apalagi,” ucap Liliana, “Kita mohon teman-teman dan famili bisa bantu doa Hendra di terima di sisi Tuhan, lapang jalannya.”
Relawan melakukan doa bersama di Rumah Duka Adi Jasa, Jalan Demak, Surabaya.
Lakukan Saja, Itu Sudah Betul
Perhatian dan pendampingan relawan kepada keluarga korban merupakan bentuk kasih yang berdampak secara dua arah. Keluarga korban tidak hanya merasakan ketenangan dan ketabahan, tetapi relawan pun memetik banyak pelajaran dari kegiatan tersebut. Misalnya Nony Intan Suartini, relawan Tzu Chi Jakarta yang datang sejak Sabtu, 3 Januari 2015. “Pertama kali juga bingung apa yang bisa kita lakukan untuk keluarga, tapi sampai di sini kita melihat keluarga yang telah beberapa hari di sini (RS Bhayangkara) terlihat pasrah. Kita hanya memberikan perhatian kecil, duduk dan mendengarkan apa yang ingin mereka ceritakan kepada kita, mendengar curahan hati mereka,” ujar Nony Intan Suartini, relawan Tzu Chi yang tiba di Surabaya Sabtu, 3 Januari 2015 lalu. Selain itu, relawan melihat jika ada beberapa jenazah yang sudah teridentifikasi, lalu terpikirkan kenapa tidak memberikan guan huai dan doa untuk keluarga korban. “Sejak tiga hari lalu, setiap sore kita selalu ke rumah duka, mengunjungi keluarga korban, dan jika keluarga mengizinkan kita akan memberikan doa,” tutur Nony.
Nony juga menerangkan ketika akan melakukan doa pertama kalinya, relawan juga bingung mau bagaimana. Beruntung ketika datang ke rumah salah satu korban, begitu sampai langsung relawan langsung disalami dan disambut hangat seolah-olah keluarga sendiri. “Saya tidak kenal kalian, tapi saya kenal seragam yang kalian kenakan. Saya telah memerhatikan kalian (Tzu Chi) sejak peristiwa (pesawat jatuh di Malaysia), oleh karena itu saya mewakili semua keluarga mengucapkan benar-benar sangat terima kasih,” ucap Nony haru menirukan ucapan keluarga korban padanya.
Dari peristiwa ini kita dapat memetik pelajaran jika kehidupan itu tidaklah kekal. Ia dapat lenyap sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan. Yang dapat kita lakukan saat ini adalah memberikan sumbangsih kepada orang-orang yang menderita dan lakukan saja, tanpa perlu pikir panjang lagi. Karena dengan melakukan secara nyata barulah dapat mengetahui apa sebenarnya tujuan hidup kita dan makna kita hadir di dunia.