Bantuan AirAsia QZ8501: Saling Menyemangati dan Mendukung

Jurnalis : Teddy Lianto, Fotografer : Teddy Lianto

Kunjungan kasih ke rumah keluarga Gani Chandra. Relawan memberikan dukungan dan berdoa agar keluarga tabah dan kuat dalam menghadapi cobaan.

Master Cheng Yen mengajarkan kepada insan Tzu Chi bahwa semua orang di seluruh dunia merupakan satu keluarga. Saat mendengar musibah jatuhnya pesawat Air Asia QZ 8501 (28/12/2014), hati setiap insan Tzu Chi ikut merasakan duka yang mendalam. Relawan pun segera membuka posko pendampingan dan menenangkan batin keluarga korban.  

Sejak peristiwa musibah jatuhnya pesawat Air Asia QZ8501, relawan Tzu Chi dari Jakarta turut datang secara estafet guna bersama-sama dengan relawan Tzu Chi Surabaya memberikan dukungan dan penghiburan. Berbagai program pun dijalankan sebagai bentuk kepedulian Tzu Chi terhadap musibah ini.  “Peranan Tzu Chi dalam bencana Air Asia QZ 8501 adalah memberikan dukungan kepada keluarga korban. Tidak hanya secara materi, tetapi juga pendampingan. Harapannya dengan pendampingan dan support dari relawan, mereka bisa keluar dari kesedihan,” jelas Jong Pit Lu atau akrab disapa Lulu, koordinator kegiatan hari itu.

Lulu datang pada 5 Januari 2015 bersama dengan Anna Tukimin dan Ruswaty guna mensosialisasikan bantuan lanjutan kepada keluarga korban.  “Tujuan hari ini wei wen jin (memberi dana simpati) kepada keluarga korban bukanlah suatu akhir, tetapi suatu awal perhatian kepada keluarga korban, untuk selanjutnya secara berkesinambungan memerhatikan keluarga korban,” ucap Lulu. Wei wen jin (wujud simpati relawan) sendiri merupakan suatu bentuk kepedulian dan doa dari seluruh insan Tzu Chi seluruh dunia kepada keluarga korban agar penderitaan mereka dapat menjadi ringan. 

Ruswaty dan Junita, relawan Tzu Chi Surabaya mulai melakukan pendataan jumlah keluarga yang telah didampingi oleh Tzu Chi guna melakukan pendampingan lanjutan.

Praktek Nyata Cinta Kasih Universal

Solidaritas insan Tzu Chi yang tulus memberikan kesan mendalam kepada keluarga korban. Salah satunya ialah, Eddy Halim (林家龍), keponakan dari  Lim Yan koen (61) dan sepupu dari Juanita Limantara (30), penumpang pesawat air asia Qz 8501.

Sejak hari pertama tiba di Surabaya (28/12/2014) untuk memastikan keberadaan paman dan sepupunya, Eddy Halim melihat seragam relawan Tzu Chi yang terus bersumbangsih untuk keluarga korban dan relawan. “Saya lihat di TV aktif dan sekarang saya mengalami sendiri, cinta kasih yang selama ini diberitakan oleh Master Cheng Yen turun ke bawah (relawan),” ucap Eddy penuh syukur.

Eddy menerangkan jika pada mulanya Hindarto Lim, teman kecil pamannya mengajak pamannya dan Yuanita Limantara, putrinya jalan-jalan ke Singapura. Biasanya, pamannya tersebut enggan untuk rekreasi keluar negeri, tetapi ternyata hari itu ketika diajak kebetulan pamannya bersedia.

Relawan Tzu Chi melawat ke rumah Duka Adi Jasa di keluarga Yuanita Limantara.

Kepergian paman tercinta, meninggalkan luka yang cukup mendalam. “Kami, khususnya keponakannya tinggal bersama dengan paman sejak dari kecil. Paman adalah orang yang sangat sederhana, punya jiwa sosial yang baik. Paman sudah seperti ayah bagi kami semua,” ucap Eddy dengan pilu.

Kunjungan Kasih untuk Gani

Uluran cinta kasih Tzu Chi terus berlanjut. Rabu, 7 Januari 2015, setelah menyambangi rumah duka Adi Jasa untuk berkabung ke keluarga Lim Yan Koen pada pukul 18.00 WIB,  relawan kemudian berlanjut mengunjungi rumah keluarga Gani Chandra, yang beralamatkan di Sukorejo, Jawa Timur.  

Setelah menempuh 60 menit perjalanan, relawan tiba di kediaman Gani Candra dan keluarga. Kesedihan pun terlihat ketika relawan menghampiri keluarga korban. Seperti halnya Franky Chandra, kakak kandung Gani. kedekatan dengan sang adik membuat ia begitu terpukul dengan kejadian ini. Menurut Franky, adiknya ini merupakan anak yang mampu menyenangkan orang tua dan berprestasi. Ia telah meraih berbagai penghargaan  baik dalam bidang modeling ataupun otomotif.

Gani bersama ketiga temannya, Hendra Gunawan Syawal, Prawira Harja Subagio, dan Hartanto David kala itu bertolak ke Singapura untuk berlibur hingga tanggal 5 Januari 2015. Ternyata dalam perjalanan menuju Singapura, pesawat yang mereka tumpangi mengalami kecelakaan. Dan hingga kini, dari keempatnya, hanya Hendra Gunawan Syawal yang telah diketahui keberadaannya.

Relawan Tzu Chi yang datang berkunjung juga mengajak keluarga dan sahabat  untuk berdoa bersama. “Kita terima kasih ya. Memang yang kita butuhkan saat ini adalah support. Apalagi namanya orang tua, dan saya kakak-adik cuma berdua, jadi kalau satu hilang pasti terasa sekali. Ya support seperti ini yang kita butuhkan,” ujar Franky Chandra.

Harapan Franky dan keluarga adalah lekas ditemukannya jenazah adiknya agar keluarga dapat meneruskan kehidupan. “Jadi kita ikhlas, tapi juga ingin ditemukan supaya ada titik nol untuk melanjutkan hidup,” kata Franky berharap.


Artikel Terkait

Bantuan AirAsia QZ8501: Berempati dengan Keluarga Korban

Bantuan AirAsia QZ8501: Berempati dengan Keluarga Korban

06 Januari 2015 Perhatian dan pendampingan relawan kepada keluarga korban merupakan bentuk kasih yang berdampak secara dua arah. Keluarga korban tidak hanya merasakan ketenangan dan ketabahan, tetapi relawan pun memetik banyak pelajaran dari kegiatan tersebut.
Bantuan AirAsia QZ8501: Saling Menyemangati dan Mendukung

Bantuan AirAsia QZ8501: Saling Menyemangati dan Mendukung

09 Januari 2015 Sejak peristiwa musibah jatuhnya pesawat Air Asia QZ8501, relawan Tzu Chi dari Jakarta turut datang secara estafet guna bersama-sama dengan relawan Tzu Chi Surabaya memberikan dukungan dan penghiburan. Berbagai program pun dijalankan sebagai bentuk kepedulian Tzu Chi terhadap musibah ini.  “Peranan Tzu Chi dalam bencana Air Asia QZ 8501 adalah memberikan dukungan kepada keluarga korban. 
Bantuan AirAsia QZ8501: Semangat Cinta Kasih yang Menginspirasi

Bantuan AirAsia QZ8501: Semangat Cinta Kasih yang Menginspirasi

08 Januari 2015 Semangat serta cinta kasih yang diberikan relawan Tzu Chi kepada keluarga korban pesawat AirAsia QZ8501 memberi inspirasi kepada masyarakat. Mereka melihat bagaimana komitmen Tzu Chi untuk terus ada dan mendampingi keluarga korban.
Setiap manusia pada dasarnya berhati Bodhisatwa, juga memiliki semangat dan kekuatan yang sama dengan Bodhisatwa.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -