Bantuan Bagi Korban Banjir Rob di Teluk Naga
Jurnalis : Anand Yahya, Fotografer : Anand YahyaRelawan Tzu Chi membantu para ibu di dapur umum (Posko Banjir) Desa Gaga, Kec. Teluknaga yang menyiapkan nasi siap saji untuk warga.
Banjir rob sempat menggenangi beberapa lokasi di pesisir Jakarta Utara. Salah satunya di Desa Gaga, Kecamatan Teluknaga, Kabupaten Tangerang, Banten. Banjir menggenang sejak awal bulan Desember 2021 lalu.
Akibat dari banjir ini, akses jalan tidak bisa dilewati kendaraan, sehingga aktivitas warga terganggu. Selain itu, genangan air hingga saat ini (17 Desember 2021) di beberapa lokasi rumah warga masih terendam air banjir rob.
Prihatin dengan kondisi warga, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia bersama Agung Sedayu Group ( ASG ) menyalurkan 700 paket bantuan yang berisi @10 Kg beras dan 20 pcs Mi DAAI.
Relawan Tzu Chi menyerahkan secara langsung paket bantuan 10 Kg beras, mi DAAI dan nasi hangat untuk warga Desa Gaga. Banjir rob di desa ini sudah berlangsung selama 2 minggu.
Di dapur umum Tzu Chi juga memberikan 100 Kg beras, Mi DAAI 100 dus, telur 3 dus, minyak goreng 5 dus, dan kertas pembungkus makanan (1.000 lbr). Obat-obatan terdiri dari salep kulit (143 tube), obat diare (700 tube), salep kulit (217 tube), minyak kayu putih (228 botol), balsam (48 pot), oralit 254 sachet, dan minyak telon 180 botol.
Bantuan sembako langsung diberikan kepada warga terdampak oleh relawan Tzu Chi bersama ASG, sedangkan obat-obatan dan bahan makanan di serahkan ke posko dapur umum diwakili oleh Lurah Teluknaga Sri Wahyuni yang di dampingi oleh Danramil 01/ Teluknaga Kap. TNI CPM Jalaludin pada Jumat 17 Desember 2021.
Relawan Tzu Chi menyerahkan langsung paket 20 pcs Mi instan DAAI dan nasi hangat siap saji kepada Ibu Nunuk yang masih mengalami banjir di dalam rumahnya di Desa Gaga, Teluknaga.
Bantuan tersebut langsung diterima dengan baik oleh Lurah Teluknaga Sri Wahyuni yang menyatakan rasa terima kasihnya kepada Yayasan Tzu Chi dan ASG yang sudah peduli kepada warganya. “Pemberian bantuan dari Buddha Tzu Chi, dari Bupati, semoga bermanfaat bagi warga saya. Bantuan ini memang sangat dibutuhkan bagi warga saat ini,” ujar Sri Wahyuni.
Sri Wahyuni juga mengungkapkan bahwa warga yang terdampak banjir rob ada 600 rumah. Ia juga berharap agar Desa Gaga itu bebas dari banjir. “Saya berharap dari berbagai pihak ikut membantu bagaimana caranya Desa Gaga ini bebas dari banjir rob dan genangan air,” harap Sri Wahyuni.
Lurah Teluknaga Sri Wahyuni yang di dampingi oleh Danramil 01/ Teluknaga Kap. TNI CPM Jalaludin menandatangani serah terima bantuan dari Tzu Chi yang sudah diserahkan di Posko Dapur Umum di Desa Gaga.
Berharap Banjir Segera Surut
Bantuan dari Yayasan Buddha Tzu Chi ini sangat berarti bagi Nunuk Parwati (35), seorang istri nelayan. Dalam sehari rata-rata Acep (40), suami Nunung berpenghasilan 5o ribu rupiah. Nunuk rumahnya masih terendam banjir setinggi mata kaki. Segala peralatan rumah tangganya di naikkan ke atas kasur dan meja.
Nunuk mengatakan bahwa banjir ini sudah dua minggu. Awalnya tingginya sebatas betis orang dewasa, sekarang tinggal semata kaki. “Alhamdulillah ini sudah turun, tetapi saya minta tolong supaya air ini cepat disedot, biar cepat kering, saya takut banyak penyakit, takut malaria, ini kaki udah pada bengkak dan gatal-gatal,” harap Nunuk.
Rumah Nunuk masih mengalami banjir setinggi mata kaki orang dewasa. Ia merasa bersyukur menerima bantuan dari Tzu Chi.
Salah satu relawan yang ikut dalam pembagian bantuan ini adalah Teguh Bunarto atau yang akrab disapa Abun. Abun mengungkapkan dengan ikut bersumbangsih dirinya merasa bersukacita karena dapat membantu warga yang sedang mengalami kesulitan. Abun berharap banjir rob ini bisa cepat kering dan warga bisa beraktivitas kembali. “Semoga tidak terjadi lagi banjir rob di Desa Gaga ini,” kata Abun.
Daerah pesisir adalah salah satu daerah yang terancam terhadap bencana alam, salah satunya banjir rob. Perubahan iklim dan Pemanasan global yang sedang melanda dunia saat ini menjadi ancaman besar bagi warga dunia, khususnya masyarakat pesisir. Proses penurunan muka tanah membuat permukaan wilayah pesisir Pantai Utara Jakarta Utara lebih rendah dibandingkan dengan permukaan air laut sehingga rawan terhadap kenaikan muka air laut.
Untuk itu Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia terus mensosialisasikan semangat pelestarian lingkungan dengan bervegetarian dan menjalankan konsep Reuse, Reduce, dan Recycle di masyarakat. Menjadi tanggung jawab semua orang untuk menjaga kelestarian lingkungan karena kita tinggal dan hidup di Bumi yang sama.
Editor: Hadi Pranoto