Bantuan bagi Korban Kebakaran Penjaringan
Jurnalis : Veronika Usha, Fotografer : Anand YahyaDengan penuh rasa hormat dan cinta kasih, para relawan Tzu Chi membagikan paket bantuan kepada warga korban kebakaran di Penjaringan, Jakarta Utara. Sehari sebelumnya, relawan telah menyurvei dan membagikan kupon kepada mereka. |
| |
“Tadinya kami ingin mengemasnya dengan menggunakan ember plastik. Tapi setelah dipertimbangkan, boks ini nantinya akan jauh lebih berguna untuk menyimpan dan melindungi barang-barang para korban,” tutur Adi Prasetio, Ketua Tim Tanggap Darurat Tzu Chi, sambil menunjukkan tumpukan boks plastik yang sudah tersusun rapi dan diisi dengan barang-barang bantuan. Menjaga Kualitas Makanan
Ket :- Tanpa sungkan para relawan turun langsung ke lapangan untuk membagikan nasi bungkus yang telah dimasak dengan penuh cinta oleh para relawan dapur umum. (kiri) Joe Riadi menambahkan, setiap hari lebih kurang 10 relawan Tzu Chi sudah mulai memasak sejak jam 08.00 pagi, “Mereka bertugas untuk memasak sayur dan lauk. Sedangkan para tentara bertanggung jawab untuk menyediakan nasi dan telur. Kami bersyukur, selain (dari) Koramil, ada juga beberapa warga yang masih mau membantu di dapur umum. Mulai dari memotong, mengupas, hingga mencuci sayuran.” Dapur umum ini bertugas untuk menyediakan makan siang dan malam. Namun untuk tetap menjaga kualitas makanan, para relawan Tzu Chi sengaja menyediakan waktu dua kali dalam sehari untuk mempersiapkan nasi bungkus tersebut. “Untuk makan siang, kami memasak sejak pukul 09.00 pagi, sedangkan untuk makan malam kami memasak sejak pukul 15.00 sore. Kalau kami jadikan satu memasaknnya, kami takut akan basi. Kita harus tetap menjaga kualitas makanan kita. Kasihan mereka sudah terkena musibah, harus dilayani sebaik-baiknya,” ucap Tho Sui Ha, salah satu relawan Tzu Chi bertugas memasak di dapur umum.
Ket : - Dengan menggunakan gerobak, para relawan mengelilingi tenda-tenda penampungan untuk memberikan nasi bungkus kepada para korban. (kiri) Tidak hanya memasak, Tho Sui Ha juga bertanggung jawab untuk membeli seluruh kebutuhan memasak. “Biasanya saya berbelanja malam hari sekitar jam 21.00 malam bersama beberapa relawan lainnya,” tambah Tho Sui Ha yang mengaku harus membeli lebih-kurang 100 kg beras setiap harinya. Meskipun kurang beristirahat, Tho Sui Ha mengaku senang bisa membantu para korban. “Saya sudah berumur, tapi saya masih sehat dan bisa berbuat sesuatu kenapa tidak? Apalagi para tentara (dari) Koramil juga membantu kami memasak. Sejak pukul 04.00 pagi, mereka sudah memasak nasi dan menggoreng telur,” jelasnya. Walaupun harus bekerja di bawah kolong jembatan tol yang difungsikan sementara untuk menjadi dapur umum, namun kebersihan makanan sangat diperhatian oleh para relawan. Dengan penuh semangat, mereka membungkus nasi yang sudah dilengkapi dengan dua atau tiga jenis sayur. “Sejauh ini tidak pernah ada complain dari para korban kepada masakan kami. Bahkan para tentara (juga memuji masakan kami,” ucap Tho Sui Ha sambil tersenyum.
Ket : - Para pengumpul barang bekas mulai berdatangan ke lokasi bencana, mengais besi-besi dan dan berbagai macam barang lainnya yang sudah terbakar. (kiri) Memberi yang Terbaik Semangat kemanusiaan Tzu Chi ternyata dirasakan juga oleh sebagian warga yang tidak tertimpa bencana. Dengan penuh semangat mereka pun membantu mengemas paket-paket bantuan korban kebakaran. “Saya tidak bisa membantu dengan materi, yang bisa saya lakukan hanya ini,” tegas Slamet, salah satu warga yang terlihat aktif membantu para relawan. Walaupun salah satu rumah keluarganya (kakaknya) juga terbakar, namun hal tersebut tidak menyurutkan semangat Slamet untuk membantu warganya yang lain. “Kemarin saya sudah membantu Kakak, sekarang saatnya saya membantu yang lain. Ini adalah rasa kemanusiaan,” ungkapnya mantap.
| ||