Bantuan Biaya Transportasi Laut bagi Murid-murid di Pulau-pulau Kecil

Jurnalis : William Yong, Supardi (Tzu Chi Batam), Fotografer : Ong Lie Gek, Supardi (Tzu Chi Batam)
Foto relawan bersama pihak gereja dan para murid penerima bantuan transportasi pendidikan.

Warga Suku Laut yang bermukim di pulau sekitar Pulau Batam sudah tidak asing lagi dengan Tzu Chi. Ini karena rutinnya Tzu Chi menyalurkan bantuan sembako. Pada 10 Juli 2022, Tzu Chi kembali menyalurkan bantuan, namun kali ini tidak berupa sembako.

Berbeda dengan anak sekolah pada umumnya, untuk mengecap bangku sekolah, murid-murid dari Suku Laut perlu menyebrang ke Pulau Kasu yang berjarak 30 menit. Biaya yang perlu dikeluarkan setiap murid sekitar Rp 375.000,- per bulan. Tingginya biaya transportasi tersebut menyebabkan banyak murid terpaksa putus sekolah.

“Kami ada laporan dari Pendeta Boydo bahwa di sini karena kondisi Covid-19 banyak anak-anak yang tidak bisa pergi ke sekolah karena pendapatan orang tua menyusut dan mereka sekolah perlu pakai speedboat atau taksi air. Itu membutuhkan biaya. Gereja punya niat untuk kumpulkan anak-anak dan untuk sama-sama berangkat ke sekolah tapi kekurangan biaya. Kami merasa pendidikan itu sangat penting untuk anak-anak, untuk masa depan mereka, itulah kami tergerak untuk membantu. Anak-anak untuk dapat sekolah” tutur Soegiman, Relawan Tzu Chi Batam.

Minggu siang, 10 Juli 2022, sebanyak 13 relawan Tzu Chi Batam menyeberang menuju Pulau Lingka, dengan perjalanan laut selama 20 menit. Bersama relawan juga terdapat Pdt. Ananda dan Pak Ali, orang tua murid sekaligus tekong (supir boat).

Relawan menerima celengan bambu dari warga, salah satunya ialah Ibu Agnes Farida (kiri).

Juanna mensosialisasikan tentang celengan bambu kepada para peserta.

Sesampainya di Pulau Lingka, dari relawan Tzu Chi, Bun Hiong selaku pembawa acara memperkenalkan sekilas tentang Tzu Chi kepada para orang tua murid serta sekaligus menjelaskan tujuan mengumpulkan para murid dan orang tua murid hari itu.

Pdt. Ananda kemudian diundang untuk menyampaikan kata sambutan. Dalam kata sambutannya, ia menyampaikan terima kasih atas kesediaan relawan datang ke Pulau Lingka dan juga mengharapkan para orang tua murid dapat bekerjasama dengan relawan Tzu Chi dalam memonitor perkembangan para murid.

“Mereka dituntut juga ada tanggung jawab dan partisipasi sehingga mereka juga punya usaha tidak sekedar menerima begitu saja, tapi memang benar-benar ada partisipasi dan tanggung jawab. Ini sangat penting buat mereka menjadi mandiri juga di kemudian hari, sehingga mereka bisa membantu orang lain” tegas Pdt. Ananda.

Setelah Sosialisasi Celengan Bambu yang dibawakan oleh Juanna Soehardy, relawan bersama pihak gereja pun menyalurkan bantuan, berupa tas sekolah, buku tulis, pulpen dan lainnya. Relawan Tzu Chi, Eliyana juga mengenakan baju pelampung kepada salah seorang murid. Untuk memastikan keselamatan para murid dan tekong, relawan telah menyiapkan baju pelampung di kapal yang akan digunakan untuk antar-jemput.

Relawan menyerahkan bantuan secara simbolis kepada para murid.

Kegiatan penyerahan bantuan diakhiri dengan isyarat tangan satu keluarga.

Terdapat 15 murid yang berasal dari Pulau Lingka, Bertam dan Gara yang menerima subsidi transportasi dari Tzu Chi. Di antara orang tua murid yang hadir terdapat Agnes Farida yang datang dengan membawa celengan bambu. Sudah cukup lama Agnes ingin mengembalikan celengan yang ia terima dari relawan saat pembagian bantuan sembako.

“Ibu percaya bahwa Yayasan Buddha Tzu Chi bisa memberi berkat melalui sembako kenapa ibu tidak bisa, jadi ibu aminkan bahwa melalui celengan walau tidak besar yang ibu tabung, sehari berapa-berapa. Puji Tuhan hari ini anak ibu mendapatkan bantuan untuk sekolah di Pulau Kasu transport untuk uang boat. Itu Ibu ungkapkan terima kasih dan juga ibu yakini mulai sekarang ibu perlu lebih rajin menabung,” tambahnya.

Dalam kegiatan ini tercermin semboyan Negara Republik Indonesia yaitu Bhinneka Tunggal Ika, biarpun berbeda beda tetapi satu jua. Kegiatan berlangsung sangat harmonis dan diakhiri dengan relawan, pihak gereja, para murid dan orang tua bersama-sama memperagakan gerakan isyarat tangan "Satu Keluarga".

Editor: Khusnul Khotimah

Artikel Terkait

Bantuan Biaya Transportasi Laut bagi Murid-murid di Pulau-pulau Kecil

Bantuan Biaya Transportasi Laut bagi Murid-murid di Pulau-pulau Kecil

25 Juli 2022

Tzu Chi kembali berkesempatan untuk bersumbangsih bagi para warga Suku Laut. Beda dengan bantuan biasanya yang berwujud sembako, kali ini Tzu Chi Batam menyalurkan bantuan transportasi bagi 15 murid dari Pulau Lingka, Bertam dan Gara untuk bersekolah di Pulau Kasu.

Seragam Sekolah untuk Anak-Anak di Pulau Tulang

Seragam Sekolah untuk Anak-Anak di Pulau Tulang

14 November 2016

Untuk memberikan semangat kepada anak-anak sekolah di Pulau Tulang, relawan Tzu Chi Tanjung Balai Karimun membagikan seragam sekolah. Kegiatan yang digelar pada Kamis, 3 November 2016 ini, Relawan Tzu Chi bekerja sama dengan Dinas Sosial setempat.

Kekuatan akan menjadi besar bila kebajikan dilakukan bersama-sama; berkah yang diperoleh akan menjadi besar pula.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -