Bantuan, Cinta Kasih, Serta Perhatian untuk Korban Kebakaran Di Plumpang

Jurnalis : Clarissa Ruth, Fotografer : Clarissa Ruth

Kondisi kawasan warga Tanah Merah, Kelurahan Rawa Badak, Jakarta Utara, setelah terjadi kebakaran hebat pada Jumat, 3 Maret 2023 di Depo milik PT Pertamina.

Kebakaran hebat melanda Depo milik PT Pertamina di Plumpang Jakarta Utara Jumat malam, 3 Maret 2023. Dekat dengan permukiman warga yaitu kawasan Tanah Merah, Kelurahan Rawa Badak, kebakaran ini menyebabkan kurang lebih 20 korban jiwa, lebih dari 50 orang luka-luka, dan 200 lebih rumah warga lenyap dimakan api. Menurut Nanang, Wakil Ketua Polsek Plumpang, RW 01 dan 09 yang paling berdampak akibat kebakaran tersebut.

“Warga yang terdampak dari kebakaran Jumat lalu, sebagian besar ada di pengungsian ada di stadion rawa badak selatan, ada di PMI, ada juga penampunag di RW 09 maupun di RW 01, dua RW itu yang terdampak dari pada musibah kebakaran ini,” kata Nanang.

Banyak pihak yang berempati membantu para korban kebakaran berupa kebutuhan mereka selama di pengungsian. Mendengar adanya musibah kebakaran ini Tzu Chi Indonesia bekerja sama dengan Kapolsek Penjaringan langsung turun tangan memberikan bantuan pada mereka yang sedang berduka.

Relawan Tzu Chi berjalan menuju posko pengungsian korban kebakaran, dengan antusias turun tangan memberi perhatian dan bantuan untuk para korban.

Kamis, 9 Maret 2023, relawan Tzu Chi menyalurkan bantuan cinta kasih untuk para korban kebakaran berupa sembako (minyak goreng 2 liter, gula 2kg, DAAI Mie 20 pcs, dan masker) dan juga beras (5kg). Bantuan ini diberikan di posko tempat penampungan korban yang lalu dibagikan secara merata kepada warga yang terdampak kebakaran.

Bukan hanya memberi bantuan, relawan juga memberi perhatian, menyemangati dan menguatkan mereka yang sebagian masih berada di posko pengungsian. Relawan turut sedih mendengar beberapa cerita dari warga yang mana ada seorang nenek yang kehilangan anaknya, ada juga seorang istri yang sedang menunggu kabar kondisi suaminya yang mengalami luka bakar parah dan saat ini masih dalam perawatan intens di rumah sakit.

“Kami sangat antusias sekali karena sebagai relawan bisa berkunjung dan memberi kekuatan kepada mereka yang terkena musibah. Kami ingat pesan Master bahwa di mana ada bencana relawan Tzu Chi harus hadir dan memberikan dukungan support maupun kunjungan kasih. Kalau kami lihat memang sangat memperhatinkan, tapi mendengar cerita mereka sepertinya mereka sudah pasrah dan ikhlas, harapan kami semoga mereka kuat, tabah menghadapinya dan semoga ini bisa berlalu dan pulih kembali,” ungkap Johan Kohar Relawan Tzu Chi.

Relawan menyerahkan langsung bantuan sembako dan beras untuk warga yang menjadi korban maupun yang terdampak akibat musibah kebakaran tersebut.

Selain relawan, dalam pembagian paket tersebut Kepala Kepolisian Sektor Penjaringan, M. Probandono Bobby, juga ikut hadir. Bobby berharap bantuan ini bisa sedikit membantu beban warga yang terkena dampak kebakaran. Berharap juga jalinan jodoh bersama Tzu Chi tetap terjalin dengan baik.

Alhamdulillah, terima kasih kepada relawan Tzu Chi yang sudah menyiapkan waktu dan sudah memberikan sembako kepada warga Plumpang yang terdampak dari kebakaran Jumat yang lalu. Kami berharap semoga mereka semua bisa kuat, tabah melanjutkan hidupnya dan kembali beraktivitas seperti sedia kala,” harap Bobby.

Semuanya Habis, Keselamatan Keluarga yang Terpenting
Banyak kisah dari warga yang tempat tinggalnya habis dilahap api pekan lalu. Salah satunya Rahma Wahyuni (32) tempat tinggalnya yang menjadi tempat berteduh dan beristirahat Rahma, Suami dan kedua anaknya habis karena kebakaran hebat tersebut. Rahma bercerita pada saat kejadian ia mendengar suara petir yang besar, tidak lama dari itu tetangganya teriak bahwa ada kebakaran. Rizki Fauzan anaknya yang pertama mendengar teriakan tersebut lalu Rahma dan keluarganya lari keluar rumah tidak sempat membawa apapun. Rahma langsung membawa anak-anaknya ke rumah kakaknya karena kondisi anak keduanya yang memiliki penyakit asma membuatnya harus membawa jauh anaknya dari asap api yang tebal pada saat kejadian itu.

Johan Kohar (kanan) dan relawan He Qi Timur lainnya yang ikut dalam pendampingan korban kebakaran di Plumpang, memberi semangat, dukungan serta doa untuk mereka yang tertimpa musibah.

“Pada saat kejadian itu ada gas yang keluar baunya menyengat, saya utamakan anak saya ‘Dek nyesek enggak? kalau nyesek ayo kita ke rumah sakit’ jangan mikir apa-apa dulu yang penting anak dulu sehat dan selamat,” cerita Rahma.

Keesokan paginya saat api sudah berhasil dipadamkan Rahma melihat kondisi rumahnya dan ternyata hancur, habis tidak tersisa apapun, sudah menyatu dengan tanah dan menjadi abu. Rahma menangis melihat kondisi tempat tinggalnya semua hilang, surat-surat penting hangus, susu anaknya yang baru ia beli dengan jerih payahnya hilang, bahkan uang hasil mengamen Rahma untuk membeli seragam sekolah anaknya juga habis terbakar. Rahma sedih memikirkan bagaimana Rizki Fauzan bersekolah semua perlengkapannya, buku yang baru diberikan juga hangus.

“Saya ngomong sama gurunya bagaimana kepastian anaknya untuk lanjut sekolah, gurunya bilang kalau seragam yang baru belum ada, saya bilang enggak apa-apa yang bekas saja, yang penting anak saya bisa sekolah dulu. Karena menurut saya pendidikan untuk anak saya itu nomor satu, bagaimana pun caranya pasti saya usahakan,” kata Rahma.

Rahma Wahyuni masih belum percaya bahwa ia sudah kehilangan tempat tinggal beserta seluruh isinya. Kejadian kebakaran pekan lalu membuatnya sangat bersedih, tapi Rahma bersyukur seluruh anggota keluarganya selamat.

Sudah hampir sepekan Rahma dan keluarganya mengungsi di tempat pengungsian, bersama tetangganya yang juga bernasib sama dengannya. Tapi walaupun di timpa musibah Rahma mencoba untuk ikhlas dan berusaha kembali menjalani hidupnya, baginya yang terpenting anggota keluarganya semua selamat.

Rahma juga berterima kasih untuk perhatian dari Yayasan Buddha Tzu Chi dan semua yang sudah membantu seluruh korban kebakaran di Plumpang. Sedikit perhatian bisa membantu menguatkan mereka yang sedang dalam kondisi seperti ini.

“Senang, Alhamdulillah banyak yang perhatian, ada sembako juga, saya ucapkan terima kasih untuk Tzu Chi,” ungkap Rahma.

Tetap Bersyukur di Tengah Musibah
Sabar (54) tinggal di pengungsian bersama istri dan anaknya, karena rumahnya juga hancur, rata dengan tanah. Pada saat kejadian Sabar yang sedang makan bersama istrinya mendengar beberapa kali suara petir, yang terakhir terdengar sangat kencang.

Sabar mencoba tabah dan iklas untuk semua yang telah terjadi. Baginya terus larut dalam kesedihan tidak membuat semua yang sudah hilang akan kembali lagi.

“Saya kira suara TV meledak, enggak tahu kalau sudah terjadi kebakaran, lalu ada yang teriak kebakaran, saya langsung lari sama istri sama anak, enggak kepikiran lagi untuk bawa surat-surat, di luar ternyata asapnya sudah ngebul mata saya perih enggak kelihatan apapun, sampai kaki saya kebentur keras ke salah satu pagar, saya tetap lari dengan kaki yang sakit,” cerita Sabar.

Karena kejadian itu, sempat membawa trauma sendiri pada Sabar, sedih kehilangan tempat tinggal juga ia rasakan. Begitu juga dengan pengungsi lainnya maka dari itu Sabar juga saling memberi dukungan kepada tetangga-tetangganya yang mungkin kondisinya lebih parah darinya yang bukan hanya kehilangan tempat tinggal tapi juga salah satu anggota keluarganya.

Alih-alih berlarut dalam kesedihan, Sabar justru mencoba bersyukur dengan kejadian yang menimpanya, terbukti dengan bantuan-bantuan yang diberikan seperti pelayanan kesehatan. Sehari setelah kejadian kaki Sabar yang sakit dan terluka langsung diobati, bantuan-bantuan berbentuk makanan dan baju juga sudah terlengkapi.

Kepala Kepolisian Sektor Penjariangan, M. Probandono Bobby, berterima kasih untuk kesigapan dan kepeduliaan Tzu Chi dalam membantu warga Plumpang. Bobby berharap jalinan jodoh yang sudah terjalin bisa tetap terus berlanjut.

Seperti kedatangan relawan Tzu Chi yang bukan hanya memberikan sembako tapi juga memberikan pendampingan berbentuk perhatian membuat Sabar semakin kuat lagi untuk melanjutkan kehidupannya, ia juga semangat mencari tempat tinggal baru dan ingin memulai mencari nafkah kembali sebagai pengepul sampah.

“Terima kasih Tzu Chi atas bantuan-bantuan yang dikasih Alhamdullilah bermanfaat semua, buat saya, buat semua yang di sini buat semua yang terkena dampaknya.  Semoga barokah, semoga dikasih panjang rezekinya, panjang umurnya,” ungkap Sabar.

Editor: Khusnul Khotimah

Artikel Terkait

Kebakaran di Kawasan Braga, Relawan Tzu Chi Bandung Sigap Salurkan Paket Bantuan

Kebakaran di Kawasan Braga, Relawan Tzu Chi Bandung Sigap Salurkan Paket Bantuan

07 Februari 2024

Kebakaran melanda pemukiman padat penduduk di kawasan Braga, Kota Bandung pada Jumat 2 Februari 2024. Para relawan Tzu Chi Bandung pun bergegas menyalurkan paket bantuan.

Penyemangat di Tengah Duka

Penyemangat di Tengah Duka

22 Desember 2014 Sedikit harapan muncul ketika Tzu Chi memberikan bantuan. Sebanyak 100 paket kebakaran yang berisi berbagai perlengkapan sehari-hari diberikan kepada para korban kebakaran. Lastri turut berbahagia mendapat bantuan. “Syukur alhamdullilah,” tutur wanita berusia 27 tahun itu.
Uluran Tangan kepada Para Penyintas Bencana Kebakaran di Kota Medan

Uluran Tangan kepada Para Penyintas Bencana Kebakaran di Kota Medan

09 Mei 2022

Tzu Chi Medan menyalurkan bantuan uang tunai kepada 36 Kepala Keluarga (KK) korban bencana Kebakaran di Jalan Wahidin Gang Lurah, Kotamadya Medan.

Kebahagiaan berasal dari kegembiraan yang dirasakan oleh hati, bukan dari kenikmatan yang dirasakan oleh jasmani.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -