Bantuan di Kala Gagal Panen
Jurnalis : Metta Wulandari, Fotografer : Metta WulandariUsai melakukan pembagian beras cinta kasih di Kampung Simpak 4 Oktober lalu, Tzu Chi Tangerang kini kembali melakukan pembagian beras di wilayah berbeda pada 9 Oktober 2014. Target pembagian beras ini masih ditujukan bagi mereka yang membutuhkan di wilayah yang dilanda kekeringan dan gagal panen. Seperti kesempatan yang lalu, relawan masih menyisir wilayah perbatasan Tangerang dan Bogor yang dirasa memprihatinkan. Dan Desa Sukamanah, Balaraja, Tangerang, Jawa Barat adalah daerah yang tepat untuk pembagian beras kali ini.
Seperti yang dituturkan oleh Lu Lian Zhu, ketua Tzu Chi Tangerang, permasalahan yang ditemukan oleh relawan pertama kali adalah kekeringan yang melanda wilayah Sukamanah. Hal ini disebabkan karena tidak adanya saluran irigasi yang membuat para warga tidak bisa mengandalkan sektor pertanian. Tanah yang tandus karena kekurangan air membuat sawah mereka tidak bisa ditanami apapun di musim kemarau. Sedangkan kondisi cuaca dan pergantian musim yang telah berubah juga membuat warga kelimpungan memikirkan bagaimana cara bertahan dalam ketidakpastian. “Di sini mah kalau nggak hujan, nggak bisa nanem apalagi manen,” ucap Narwati, salah satu warga yang menerima bantuan beras dari Tzu Chi. Letak desa yang cukup jauh dari pusat Kota Tangerang ini juga membuat warga susah untuk memperoleh kebutuhan sehari-hari.
Kekeringan yang melanda wilayah ini membuat warga kesulitan untuk bercocok tanam. Selain karena musim kemarau, kekeringan ini juga disebabkan karena tidak adanya saluran irigasi yang mengaliri persawahan.
Selain melakukan pembagian beras, relawan juga mensosialisasikan
celengan bambu. Sosialisasi ini ditujukan kepada warga untuk memperkenalkan
bagaimana cara mudah untuk membantu sesama.
Bagi Narwati dan warga lain yang lahir dan besar di wilayah ini, kekeringan adalah masalah yang paling besar yang harus dihadapi warga. Apabila warga lain masih bisa mengandalkan anggota keluarga untuk bekerja ke kota (Tangerang atau Jakarta) untuk memenuhi kebutuhan ekonomi, maka berbeda dengan Narwati. Janda yang berusia hampir 70 tahun ini hidup seorang diri karena dua anaknya pergi merantau ke Aceh dan juga Semarang, sementara suaminya telah meninggal 12 tahun yang lalu. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, ia hanya mengandalkan hasil panen dari sawah para saudaranya karena ia sendiri tidak mempunyai lahan untuk ditanami. “Kalau panen biasa pakai sistem bagi hasil, ya 5:1 lah,” ucapnya. Dengan perolehan sistem bagi hasil itu, ia sebisa mungkin menghemat bahan makanan (beras) yang ia terima. Dan ketika musim kemarau datang, ia biasa mengandalkan sumbangan sukarela dari perkumpulan pengajian yang ia ikuti.
Satu per satu warga menerima celengan dengan sukacita dengan niat dapat membantu mereka yang membutuhkan.
Di sela-sela pembagian beras, beberapa anggota TNI
yang telah mempunyai celengan bambu mendatangi tenda Tzu Chi untuk menuangkan
celengan bambunya.
Narwati mengungkapkan bahwa mendapatkan sumbangan beras seberat 20 kg dari Tzu Chi merupakan berkahnya bulan ini karena ia bisa menghemat pengeluaran untuk membeli beras. Ia juga bisa menyisihkan uang bulanan yang dikirimkan anaknya untuk kebutuhan lainnya. Saat salah satu relawan memberitahukan mengenai asal muasal beras, ia sempat bingung dan bertanya di mana letak Taiwan. “Alhamdulillah bisa ngerasain beras dari luar negeri,” ujarnya sambil tersipu malu setelah tahu bahwa Taiwan terletak di luar Indonesia.
Sebelum melakukan pembagian beras cinta kasih, relawan terlebih dahulu memberikan Sosialisasi Misi Amal Tzu Chi (SMAT) kepada warga yang hadir. Sosialisasi ini ditujukan kepada warga untuk memperkenalkan bagaimana cara mudah untuk membantu sesama. Sambutan yang baik datang dari mereka, salah satunya adalah Rosidah. Ia tidak mendapatkan bantuan beras cinta kasih Tzu Chi, namun ia secara sukarela datang ke tenda Tzu Chi hanya untuk meminta celengan bambu yang dibagikan oleh relawan. “Senang sekali kalau bisa membantu orang, makanya saya minta celengan ini,” ujarnya. Dalam kesempatan ini, sebanyak 200 buah celengan berhasil dibagikan pada warga.
Dalam kesempatan ini, sebanyak 165 karung beras berhasil dibagikan kepada warga RT 1 – 17, Desa Sukamanah. Menurut Lu Lien Zhu, harapan terbesar dalam kegiatan pembagian beras ini bukanlah nama besar yang akan disandang oleh Tzu Chi, melainkan jalinan cinta kasih yang nanti masih akan terajut antara Tzu Chi dan masyarakat.