Bantuan Kebakaran untuk Warga Kaliawi
Jurnalis : Ivon, Junaedy Sulaiman (Tzu Chi Lampung) , Fotografer : Ivon (Tzu Chi Lampung)Suherman Harsono, Ketua Tzu Chi Lampung menyerahkan bantuan kepada warga secara simbolis di posko bencana.
Kebakaran terjadi di RT 09 dan RT 10, Kelurahan Kaliawi, Kecamatan Tanjung Karang Pusat, Bandar Lampung, Rabu, 4 September 2019 lalu. Sebanyak 12 rumah habis terbakar. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut, namun seluruh barang milik warga habis. Apalagi kebakaran itu terjadi pada tengah malam, saat sebagian warga sudah tidur.
Sehari setelah menerima kabar tersebut, 5 September 2019, relawan Tzu Chi Lampung melakukan penyerahan bantuan dengan didampingi oleh anggota KODIM 0410 Kota Bandar Lampung.
Adapun jenis bantuan yang diberikan yakni pakaian layak pakai, lotion anti nyamuk, sandal jepit, minyak goreng, beras, bihun, air mineral, telur, dan tiga buah penampungan air berukuran 2 kubik, serta air bersih sebanyak 8 kubik.
Relawan Tzu Chi menuju lokasi kebakaran melewati gang-gang sempit dan jalan menanjak yang cukup tinggi.
Sejauh ini belum diketahui pasti penyebab kebakaran tersebut, namun beberapa warga menduga api berasal dari lilin yang dinyalakan di rumah salah satu warga. “Katanya sih dari lilin di rumah depan ini, karena kan lagi mati lampu. Jadi pas sadar, api udah menyambar. Kondisinya lagi angin kencang kan,akhirnya 12 rumah ini kebakar semua,” cerita warga sekitar.
Kondisi rumah yang semi permanen membuat api semakin mudah menyambar rumah sekitarnya. Ditambah dengan karena lokasi yang sulit dijangkau, kebakaran pun sulit dipadamkan. “Sebenarnya sudah dipanggilkan pemadam kebakaran, tapi kondisinya sulit, sempit gangnya. Jadi sementara ya warga mebantu sebisanya. Sehingga api baru bisa dipadamkan pukul 05.30 pagi,” ungkap Martono Wahab, KODIM Bandar Lampung yang turut membantu di lokasi.
Salah satu warga sedang mengambil air, berjalan menggunakan bambu yang digunakan untuk mengangkut air.
Hal ini juga diungkapkan oleh Rusum, salah satu warga yang rumahnya habis terbakar. “Kejadian kan tengah malam, saya lagi gantiin popok anak saya. Begitu lihat, sudah ada api besar. Jadi langsung lari gendong anak. Sudah, nggak bawa apa-apa. Baju juga cuma yang dipakai ini,” cerita Rusum sambil memangku bayinya yang masih belum berusia satu bulan. Beruntung ia memiliki saudara yang rumahnya tidak jauh dari tempat kejadian, sehingga ia bisa menginap di sana dan ada yang memberikan baju untuk bayinya.
Berdasarkan keterangan warga, saat ini mereka masih membutuhkan sembako, air bersih, dan pakaian untuk balita. Namun uluran tangan dari beberapa organisasi dan juga pemerintah setempat sudah mengalir. “Saat ini bantuan sudah datang, dari Walikota juga sudah ada. Sementara kita kumpulkan di mushola,” ungkap Muhammad, warga sekitar.
Relawan Tzu Chi sedang berbincang-bincang dengan bapak Muhammad yang menceritakan kronologis kebakaran.
Relawan Tzu Chi bersama-sama mencoba air bersih yang sudah bisa digunakan oleh warga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Sementara itu Napsiah, RT setempat menjelaskan bahwa untuk kebutuhan air bersih, warga masih kekurangan karena belum tersedianya penampungan. Untuk memenuhi kebutuhan akan air bersih, banyak warga yang rela membayar lima ribu rupiah per jamnya.
Mengetahui kesusahan warga, Sabtu, 7 September 2019, relawan kembali menuju lokasi kebakaran untuk memberikan bantuan yang kedua, yakni tiga buah penampungan air berukuran masing-masing 2 kubik dan air bersih sebanyak 8 kubik. Bantuan ini menjadi berita bahagia bagi warga setempat, karena relawan memberikan apa yang benar-benar dibutuhkan warga.
Warga langsung mengambil air setelah penampungan selesai dipasang dan aliran air dijalankan. Kebahagiaan terlihat dari wajah warga saat ramai-ramai mengantre untuk mengambil air bersih tanpa harus membayar.
Editor: Metta Wulandari