Bantuan Pascabanjir Bangka: Baksos Pertama di Sungai Selan

Jurnalis : Willy, Fotografer : Willy

Pada Jumat, 12 Februari 2016, relawan Tzu Chi menyalurkan kupon bantuan pascabanjir dan melakukan Baksos Pengobatan di Sungai Selan, Bangka Tengah.

Pada Senin, 8 Februari 2016, kebanyakan masyarakat terutama etnis Tionghoa tengah merayakan datangnya Tahun Baru Imlek (Lunar). Namun, masyarakat Pulau Bangka mesti menahan kesedihan saat banjir melanda wilayah ini pada hari Imlek setelah hujan turun selama tiga hari tanpa henti. Kondisi ini turut diperparah dengan naiknya gelombang air laut. Banjir tak dapat dielakkan. Tiga hari kemudian, Kamis, 11 Februari 2016, Tim Tanggap Darurat (TTD) Tzu Chi yang terdiri dari relawan dan tim medis berangkat untuk menyalurkan bantuan bagi masyarakat yang tertimpa bencana banjir di Pulau Bangka.

Menurut Ketua Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Najamudin SH, banjir hampir merata di seluruh wilayah di Pulau Bangka. “Yang terparah ada di Pangkalpinang, juga di Kecamatan Pangkalan Baru, Sungai Selan, dan Koba di Bangka Tengah, Kecamatan Jebus di Bangka Barat,” ujar Najamudin. Sementara menurut Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Mulyono Santoso, kebutuhan masyarakat akan akses kesehatan meningkat tajam pascabanjir.

Relawan Tzu Chi bergerak melakukan koordinasi dengan pihak terkait serta melakukan survei lapangan. Relawan Tzu Chi juga mendatangi Pusat Data yang berada di rumah dinas Walikota Pangkalpinang yang disulap menjadi posko pengungsian.

Relawan kemudian menemukan bahwa Kelurahan Sungai Selan di Kecamatan Sungai Selan, Bangka Tengah sempat terisolir setelah jembatan yang menghubungkannya dengan Pangkalpinang ambrol diterjang arus sungai yang meninggi. Masyarakat setempat kemudian membangun jembatan sementara di atas puing-puing jembatan sehingga dapat dilalui oleh sepeda motor.

Tim medis mendatangi Zahara, pasien stroke yang berobat ke Baksos Pengobatan Tzu Chi. Lebih dari 300 pasien berhasil diobati dalam bakti sosial ini.

Relawan Tzu Chi bergerak menuju Kelurahan Sungai Selan dengan berganti mobil setelah berjalan kaki melewati jembatan yang ambruk itu. Ahmad, Lurah Sungai Selan menuturkan bahwa kondisi ketinggian banjir di Kelurahan Sungai Selan bervariasi dari 50 sentimeter hingga dua meter. “Sementara ini air sudah surut. Namun, warga kita himbau tidak kembali ke rumah dulu. Kita harapkan mereka tetap berada di pengungsian karena berdasarkan data yang kita terima dari BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika –red) masih bisa terjadi banjir susulan,” pungkas pria yang telah menjabat Lurah Sungai Selan sejak 2013 silam itu.

Setelah survei lapangan dan melakukan koordinasi dengan pihak kelurahan dan RT setempat, relawan Tzu Chi memutuskan menyalurkan bantuan dan melakukan bakti sosial pengobatan di lokasi ini. Menurut salah satu anggota TTD Tzu Chi, Teguh Burnato, pemilihan lokasi ini didasarkan pada pertimbangan bahwa belum banyak bantuan yang tiba di wilayah ini. “Setelah melakukan survei ke beberapa lokasi, kita dapat data bahwa di daerah ini masih banyak yang belum mendapatkan bantuan,” ujar relawan yang juga akrab disapa Abun itu.

Menjangkau yang Tak Terjangkau Bantuan

Keesokannya, Jumat, 12 Februari 2016, relawan melakukan pembagian kupon paket bantuan kepada setiap keluarga di dua posko pengungsian yaitu di Gedung Serbaguna Sungai Selan dan SDN 23 Sungai Selan. Total 1.475 kupon dibagikan pada hari itu dan sebanyak 300-an pengungsi mengikuti pengobatan gratis dalam Bakti Sosial Kesehatan Tzu Chi yang digelar di Gedung Serbaguna Sungai Selan.

Relawan Tzu Chi mengangkut peralatan medis dan obat-obatan melalui jembatan kayu yang dibangun ala kadarnya oleh masyarakat setempat. Jembatan penghubung Kota Pangkalpinang dengan Sungai Selan ini ambrol setelah diterjang banjir.

Suherman, relawan Tzu Chi dalam sambutannya kepada masyarakat menuturkan, “Nilai bantuan ini pada dasarnya akan habis. Tetapi, cinta kasih dari Master Cheng Yen terus berlanjut kepada seluruh masyarakat Sungai Selan dan Bangka Belitung. Semoga dengan bantuan ini bisa sedikit mengurangi penderitaan bapak ibu semua.”

Astuti, salah satu warga Berok Ulu, Sungai Selan yang datang untuk memeriksakan sakit kepala dan pegal-pegal yang dideritanya di Bakti Sosial Pengobatan Tzu Chi menuturkan bahwa bantuan pengobatan ini merupakan yang pertama diterima oleh masyarakat Sungai Selan sejak musibah banjir terjadi. Astuti juga memeriksakan anak bungsunya, Anugrah Ramadhan yang menderita penyakit gatal-gatal. “Kena musibah ini kan jadi pikiran, nggak konsentrasi kata orang. Alhamdulillah dapat bantuan ini kan. Baru ini kita dapat (bantuan –red), dari kemarin memang belum dapat,” ujar wanita yang genap berusia 38 tahun itu.

Astuti (kedua dari kiri) menuturkan bahwa ini merupakan bantuan pengobatan pertama sejak banjir menerjang wilayah ini pada Senin, 8 Februari 2016 lalu.

Senada dengan Astuti, Merry, salah satu warga Sungai Selan menuturkan bahwa bantuan ini sangat membantu masyarakat terutama mengobati penyakit pascabanjir. “Rumah saya terendam banjir hingga atap,” kenang Merry. Dengan menggunakan perahu kecil, dia sekeluarga mengungsi ke Madrasah Aiai yang berada tidak jauh dari rumahnya. Semenjak banjir itulah anak bungsunya, Meisyah mulai menderita gatal-gatal. Dia pun memboyong Meisyah ke Baksos Pengobatan Tzu Chi. “Sangat membantu dengan adanya baksos ini,” ujarnya sembari tersenyum.

Artikel Terkait

Kendala dalam mengatasi suatu permasalahan biasanya terletak pada "manusianya", bukan pada "masalahnya".
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -