Bantuan Sosial Peduli Covid-19 untuk Pesantren Luhur Altsaqofah

Jurnalis : Khusnul Khotimah, Fotografer : Khusnul Khotimah


Kepada para santrinya, Prof. DR. KH. Said Aqiel Siradj juga berbagi pengalamannya saat berkunjung ke Hualien Taiwan bertemu dengan pendiri Yayasan Buddha Tzu Chi, Master Cheng Yen.

Silaturahmi para relawan Tzu Chi Indonesia ke pondok pesantren selalu berhasil membangkitkan rasa haru dan hangat di hati. Bukan saja menyaksikan keharmonisan antar pemeluk agama yang berbeda, namun juga persaudaraan anak bangsa untuk saling peduli, khususnya di masa pandemi ini.

Bantuan Sosial Peduli Covid-19 yang diinisiasi Tzu Chi Indonesia bersama Pengusaha Peduli NKRI dan beberapa organisasi lainnya juga mengalir ke beberapa pesantren. Kali ini ke Pesantren Luhur Altsaqofah di Jagakarsa, Jakarta Selatan, Jumat 26 Maret 2021.

Sebanyak 350 paket beras dan masker ini diserahkan langsung oleh relawan Tzu Chi sekaligus CEO DAAI TV Hong Tjhin, dan diterima oleh Pengasuh Pesantren, Prof. DR. KH. Said Aqiel Siradj, yang juga Ketua Umum PBNU.


Ada 350 paket beras dan masker yang diberikan Tzu Chi ke Pesantren Luhur Altsaqofah, Jumat 26 Maret 2021.

Puluhan santri dengan khidmat menyaksikan penyerahan bantuan ini serta mendengar kedua tokoh ini menceritakan awal jalinan jodoh Tzu Chi Indonesia dengan Nahdlatul Ulama hingga saat ini telah terjalin kerjasama di berbagai bidang. Baik itu di bidang pendidikan, sosial kemasyarakatan, serta pembangunan sarana dan prasana.  

“Tidak asing Yayasan Buddha Tzu Chi selalu peduli sosial, peduli bencana alam, peduli fakir miskin. Minggu kemarin baru saja pesantren saya yang di Cirebon juga dapat bantuan, sekarang giliran Pesantren Altsaqofah. InsyaAllah akan berkelanjutan, karena pada prinsipnya Yayasan Buddha Tzu Chi adalah yayasan kemanusiaan,” ujar Prof. DR. KH. Said Aqiel Siradj.


Bantuan Sosial Peduli Covid-19 yang diinisiasi Tzu Chi Indonesia bersama Pengusaha Peduli NKRI dan beberapa organisasi lainnya diharapkan dapat mendukung ketahanan logistik di pesantren.

Di masa pandemi ini, tambahnya, PBNU telah menyalurkan bantuan logistik bagi masyarakat dan insitutusi yang sangat terdampak pandemi. Bantuan tersebut salah satunya berasal dari Yayasan Buddha Tzu Chi, antara lain berupa APD (alat pelindung diri) dan sanitizer, terutama sejak pandemi mulai mewabah.

Karena itu bagi Prof. DR. KH. Said Aqiel Siradj, bantuan demi bantuan dari Tzu Chi memiliki arti yang dalam, bukan sekedar bantuan secara fisik semata.

“Lebih dari itu. Kita harus menghilangkan sekat-sekat perbedaan agama, suku, etnis, budaya. Kita adalah satu bangsa dan satu keluarga besar yaitu warga manusia,” pungkas Prof. DR. KH. Said Aqiel Siradj.

Pesantren Juga Menjadi Perhatian Tzu Chi


Para santri mengikuti acara penyerahan bantuan ini dengan khidmat. Jumlah santri dan santriwati di pesantren ini berkisar 600 orang.

Pesantren memang termasuk dalam klasifikasi penerima Bantuan Sosial Peduli Covid-19. Hong Tjhin, relawan Tzu Chi sekaligus CEO DAAI TV menuturkan alasannya.

“Kami melihat bahwa dalam masa Covid ini, selain dari pada orang yang terkena Covid, banyak institusi termasuk pesantren, panti jompo, panti asuhan, yang biasanya dapat bantuan dari donatur yang rutin, itu pasti terkendala. Karena kita juga memperhatikan khusus kebutuhan anak-anak, lansia, dan sebagainya,” terang Hong Tjhin.


Bagi Hong Tjhin, relawan Tzu Chi sekaligus CEO DAAI TV ini, penyerahan bantuan ke pesantren merupakan silaturahmi lintas agama.  Agama mungkin berbeda, namun dalam konteks kemanusiaan, semua orang sama.

Selain itu, bantuan ke pesantren juga dimaknai insan Tzu Chi sebagai silaturahmi lintas agama. Agama mungkin berbeda, namun dalam konteks kemanusiaan, dalam hal bantu-membantu, sebetulnya semua orang itu sama. Dan itu yang perlu semua orang perjuangkan dan perlu dipererat.

“Barangkali kalau berasnya sendiri akan habis tidak terlalu lama. Tapi silaturahmi dan kehangatan serta ketulusan dari berbagai pihak untuk membangun kebersamaan dan gotong royong menghadapi pandemi, itulah yang kami harapkan bisa memberikan kehangatan dalam hati kami dan juga kemauan serta tekad untuk gotong royong di masa-masa sulit ini,” jelasnya.


Mar’i Muhammad Wildan mendapatkan inspirasi dari kunjungan para relawan Tzu Chi ke pesantrennya.  

Kunjungan relawan Tzu Chi ke Pesantren Altsaqofah ini sekali lagi memberikan inspirasi bagi para santri. Mar’i Muhammad Wildan, santri kelas 10 misalnya.

“Yayasan Buddha Tzu Chi adalah yayasan yang bagus karena yang pasti sangat berkontribusi dalam misi kemanusiaan. Dan Yayasan ini tidak memandang agama, ras dan yang lainnya. (Bagi beras dan masker) ini sangat baik karena banyak orang yang membutuhkan. Dengan dapatnya bantuan itu mereka jadi terbantu dan bisa menjalani hidup dengan lebih baik,” kata santri asal Jakarta Timur ini.

Editor: Hadi Pranoto


Artikel Terkait

Bantuan Sosial Peduli Covid-19 untuk Pesantren Luhur Altsaqofah

Bantuan Sosial Peduli Covid-19 untuk Pesantren Luhur Altsaqofah

29 Maret 2021

Silaturahmi para relawan Tzu Chi Indonesia ke pondok pesantren selalu berhasil membangkitkan rasa haru dan hangat di hati. Bukan saja menyaksikan keharmonisan antar pemeluk agama yang berbeda, namun juga persaudaraan anak bangsa untuk saling peduli, khususnya di masa pandemi ini. Seperti penyaluran 350 paket beras dan masker ke Pesantren Luhur Altsaqofah ini.

Kebersamaan dan Langkah Nyata Ditengah Pandemi

Kebersamaan dan Langkah Nyata Ditengah Pandemi

31 Maret 2021
Penyaluran Bantuan Sosial Peduli Covid-19 berupa 1 juta paket beras dan masker medis dalam peringatan Imlek Nasional 2021 yang digagas oleh Tzu Chi Indonesia, Pengusaha Peduli NKRI dan beberapa organisasi lainnya kembali dilakukan. Kali ini bantuan disalurkan bagi pondok-pondok pesantren sebagai salah satu wujud silaturahmi antar agama serta saling membantu dalam menghadapi pandemi Covid-19.
Menebar Cinta Kasih di Masa Pandemi

Menebar Cinta Kasih di Masa Pandemi

31 Maret 2021

Mewujudkan cinta kasih, meningkatkan rasa syukur dengan meringankan beban sesama warga Cikarang yang terdampak pandemi Covid-19 melalui pembagian paket beras dan masker medis.

Apa yang kita lakukan hari ini adalah sejarah untuk hari esok.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -